BAB 3 : Teman?

16 3 0
                                    

Happy reading 🌹

-

-

-

-

-

****

Sesampainya dikelas, Arunika menompang dagunya, mencoba untuk fokus. Ia sudah sangat bosan dengan mata pelajaran saat ini. Mati matian Arunika menahan rasa kantuk nya, ia melirik kearah meja disampingnya. Arunika melongo, bagaimana tidak? Laki-laki yang duduk disana tengah tertidur pulas, bahkan Arunika saja tidak berani untuk tidur. Sembari mendekat kan diri Arunika berbisik pelan guna tidak menjadi pusat perhatian guru yang sedang mengajar.

"Eh ssttt, woy! bangun ntar Bu sisi tau lo tidur ntar kena marah." Bisiknya begitu pelan.

Mendengar bisikan itu, Laki-laki reflek membuka matanya lalu menatap gadis didepannya. 'Cerewet!'

"Ck! Apaan sih, daripada gue dengerin pelajaran dia mending gue tidur." Ucap Juli dengan melipat kedua tangannya diatas meja lalu menenggelamkan wajahnya.

"Dih dikasih tau malah ngeyel!"

Juli kembali membuka matanya, dan memiringkan wajahnya kesamping agar ia bisa melihat gadis yang mengganggu tidurnya. "Ngomong ngomong gue belom tau nama lo, nama lo siapa? lo temennya Delima kan?" Tanyanya.

Arunika menatap cengo pria disampingnya ini 'Anjir! Ganteng banget lagi.' ucap Arunika dalam hati, Dirinya sedikit terpesona, lalu Arunika memanglingkan wajahnya ke sembarang arah guna menutupi rasa kegugupannya. "Nama gue Arunika, dan Lo?"

"Juli."

"Singkat banget, nama lo juli doang? Kaya nama bulan aja dah."

"Sembarangan lo! Nama gue itu Juli Rayen Alkana." Ucap Juli dengan penuh penekanan.

Mendengar itu Arunika ber-oh ria, lalu kembali menatap kedepan dan mendengarkan ceramah guru didepannya. Sedangkan Juli? Dirinya masih setia pada posisinya saat ini.

"Juli Rayen Alkana! Saya sedang menjelaskan kamu malah enak enaknya tidur, bangun atau keluar dari sini?!!" Bu sisi berkacak pinggang.

Mendengar itu sontak Juli langsung menegakkan badannya,  sambil cengengesan. "Hehehe maaf bu, soalnya ibu teramat cantik sih makanya saya sampe ketiduran dengerin ibu." Jelasnya dengan wajah tidak berdosa.

Deran, Kinan dan Albian yang disampingnya sontak menatap Juli horor. Mereka tidak mau membantu jikalau Juli terkena masalah, apalagi mengingat kata kakak kelas mereka Bu sisi memang teramat galak dan tidak akan segan-segan memberi hukuman kepada murid yang melawannya.

"DIAM KAMU! DAN KELUAR, BERDIRI DITENGAH LAPANGAN SAMPAI PELAJAR SAYA SELESAI!!"

"Sendirian aja nih Bu?" Juli memandang ketiga temannya, dengan senyum miring. "Mereka bertiga juga ikut tidur seperti saya Bu." Adu Juli dengan wajah sok polosnya, ketiga temannya sontak melebarkan matanya, menatap Juli tajam.

'Temen biadab!' Umpat mereka bertiga dalam hati.

"KALIAN BEREMPAT KELUAR DARI KELAS SAYA! DAN BERDIRI DITENGAH LAPANGAN SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI!!"

"Gegara lo sih! Kena gue jadinya."

"Kok gue? Lo juga ngapain ikutan merem bego!"

"Juli cepuan, bangsat emang!"

"Salah lo pada jadi temen gue."

"MALAH RIBUT DEPAN SAYA, CEPAT KELUAR SEKARANG!!!"

"Ck! Teriak-teriak mulu anjir Bu sisi, kuping gue sampe sakit." Celetuk Deran, sembari menutup telinganya.

"NGOMONG APA KAMU?!" Bu sisi menatap Deran dengan tatapan tajam.

"Ayam berkokok beli antik, ngga kok Bu sisi cantik." Deran berpantun.

"Emang ada ayam beli antik Der?" Tanya Kinan penasaran.

"Ya Adain lah! gitu ae ribet."

Dan seluruh kelas sontak tertawa melihat tingkah jenaka mereka.

"DIAM KALIAN! SEKARANG CEPAT LAKUKAN HUKUMAN DARI SAYA!"

Mereka berdiri dan langsung keluar dari kelas, lalu menuju lapangan untuk melaksanakan hukuman dari Bu sisi. Sebenarnya mereka tidak tertidur terkecuali Juli, mereka bertiga hanya sempat memejamkan mata itu pun sebentar! Tapi teman biadab nya itu malah berbicara seolah mereka tertidur.

Arunika lantas menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa Juli dkk melawan Bu sisi yang terkenal guru paling killer di sekolahnya? Ia menahan senyum nya mengingat tadi, Arunika senang ketika Juli menanyakan namanya. Sadar akan itu Arunika menggelengkan kepalanya kuat kuat. 'Sadar Aru! Dia cuman nanya nama lo, bukan ngajak pacaran!' pekiknya dalam hati, setelah beberapa waktu akhirnya bel pertanda pulang sekolah pun berbunyi.

Kring!! Kring!! Kring!!

Semua siswa berbondong-bondong keluar kelas, mereka tidak sabar untuk pulang kerumahnya masing masing. Begitupun dengan Arunika dan Delima mereka berdua pun keluar kelas.

"Duh untung ga lama Bu sisi ngajar ya! Gue udah nahan ngantuk dari tadi." Keluh Arunika, untuk pertama kalinya ia sangat ingin cepat cepat keluar kelas, karena menurut nya pelajaran tadi sangatlah membosankan!

Delima mengangguk setuju, jujur saja ia pun sama halnya dengan Arunika. Bahkan dirinya pun sempat tertidur tapi untung nasibnya tidak seperti Juli dkk, rejeki anak Sholeha.

Sesampainya mereka berdua digerbang, Delima pamit duluan karena jemputan yang Delima tunggu sudah sampai.

"Arun! Gue duluan ya, udah dijemput tuh. Bye bye!" Delima sembari lari kecil lalu membuka pintu mobilnya, dan tak lupa melambaikan tangannya ke arah Arunika.

Arunika lantas tersenyum manis, dan ikut melambaikan tangan nya. "Hati-hati Deli!!" Ucap Arunika sedikit berteriak. Sekarang ia dan beberapa siswi lainnya yang sedang menunggu jemputan sama seperti dirinya, Selang beberapa menit Arunika mendengar klakson motor, Arunika sedikit terkejut melihat Juli dkk ada dibelakang nya.

"Butuh tumpangan?"

Mendengar itu Arunika sontak menggeleng."Enggak, gue di jemput." Jujur saja Arunika ingin sekali menerima tawaran itu, tapi apalah daya mobil yang ia tunggu sudah sampai didepannya.

"Oh yaudah, gue balik duluan. Btw karena lo temennya Delima otomatis lo temen gue juga, jadi gausah sungkan." Ujar Juli, lalu menyalakan motornya dan pergi begitu saja bersama teman temannya.

Arunika hanya bisa mematung, apakah dirinya sudah menyukai laki-laki itu? Apakah ini yang dimaksudkan cinta pandangan pertama? Ah sudahlah memikirkan nya Arunika pusing sendiri.

"Arun, cepet! Ayo kita pulang. Malah melongo bocah."

"Iyaa bang!! Sabar elah."

****

Jangan lupa ninggalin jejak pren💋

With love Narasila.

Hidden Love Where stories live. Discover now