"Kamu marah aku keluar malam sama anak-anak?"

Alyne mengangguk lagi, tidak berani mengeluarkan suara.

"Kamu marah aku ada urusan mendadak sama mereka dan ninggalin kamu?"

Kali ini Alyne tidak menjawab. Ia membalas tatapan lembut Rangga yang dilayangkan kepadanya. Jantungnya berdegup kencang antara takut dan menyesal.

Rangga mengerti bagaimana perasaan Alyne tapi, marah bukanlah solusi yang dapat menyelesaikan ke khawatiran mereka. Sama halnya dengan Alyne, Rangga pun tidak suka jika kekasihnya sering keluar bersama teman-temannya, entah itu siang atau malam.

Namun, Rangga memilih untuk membiarkannya karena di dalam lubuk hatinya ia menaruh kepercayaan besar pada Alyne untuk menjaga dirinya sendiri. Selain itu, Alyne yang rajin memberinya kabar membuat ia sedikit merasa tenang.

"Kamu percaya sama aku, kan?"

"Aku percaya," Alyne menghindari kontak mata dengan Rangga, sedikit meremas tangannya sebab merasa gugup.

"Tapi, aku gak suka banyak cewek centil diluar sana yang suka sama kamu."

Mata indah gadis itu berkaca-kaca, memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk membuat dadanya begitu sesak.

Sudah cukup ia kehilangan keluarga, tidak ingin hal sama terulang pada hubungannya dengan Rangga.

"Kita gak pernah tau isi hati seseorang, bisa aja sekarang kamu sayang sama aku tapi, besok? Kita gak bakal tau apa yang akan terjadi, kan?" Alyne menjeda, matanya yang basah kembali menatap Rangga.

"Aku percaya sama kamu, Rangga. Bahkan disaat semua orang bilang aku gak pantas buat dapatin kamu, aku tetap bertahan dan berusaha untuk gak kemakan omongan mereka."

"Karena seperti yang kamu bilang, hubungan ini hanya tentang kita berdua. Anggap orang lain sebagai wadah untuk kita menampung air."

Rangga menarik Alyne kedalam pelukannya, mengelus rambut gadis yang saat ini pikirannya sedang kacau. Meskipun hal ini sering terjadi, Rangga hanya bisa memaklumi ketakutan Alyne selama ini.

Ketakutan yang Rangga pastikan tidak akan pernah terjadi.

.♡ 🦋☁️

Rangga memakirkan mobil dan bergegas keluar, memutari body mobil dan berhenti di depan pintu samping kemudi.

Cowok tampan dengan rambut berantakan itu membukakan pintu untuk Alyne, satu dari banyak hal yang mampu membuat gadis itu bersemu.

"Ambil susu di belakang," titahnya saat netranya tak sengaja menangkap kresek besar berisi beberapa camilan yang tadi sempat ia beli.

Alyne menurut, kini kedua tangannya penuh dengan kresek yang akan menemani malam minggu mereka berdua.

Matanya masih sedikit sembab lantaran usai menangis tadi. Bahkan ia berani bertaruh mungkin wajahya saat ini terlihat sangat kucel dan jelek.

Begitu keluar, Rangga mengambil alih kresek dari Alyne menggunakan satu tangan, sedang tangan yang lain bergerak merangkul pundak Alyne.

Keduanya melangkah memasuki gedung megah apartement melalui basement, suasana hati Alyne mungkin sedang tidak baik dan Rangga enggan untuk mengeluarkan suara.

Begitu sampai di dalam, Alyne melepaskan diri dari rengkuhan Rangga. Gadis cantik dengan setelan piyama itu melepas sendal kebesaran milik Rangga dan menyisahkan kaos kaki berwarna tosca yang melindungi kakinya dari lantai yang dingin.

ALYNEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin