ALYNE - 13

69 3 0
                                    

Happy Reading!!



Suasana kantin yang ramai semakin ricuh saat kedatangan Alyne bersama tiga sahabatnya dan Rangga dibelakang mereka bersama kawan-kawan.

Alyne berjalan paling depan seraya bersedekap dada, menatap lurus kedepan tanpa menghiraukan berbagai tatapan yang ditujukan untuknya.

"Apa lihat-lihat? Mau gue colok mata lo?!" Seorang siswi yang sebelumnya memperhatikan Alyne dengan tatapan mencemooh pun sontak mengalihkan pandangan saat mendapat sentakan kasar dari Calista.

Mereka berhenti di meja paling ujung guna menghindari keramaian, tempat yang tidak seorang pun berani mendudukkan bokongnya disana lantaran penguasa sekolah sudah mengklaim miliknya.

Alyne duduk dekat tembok dengan Rangga di sebelahnya, begitupun Calista dan Albar di seberang mereka.

Calista bangkit dari duduknya dan pergi menuju salah satu stan yang ada disana, Memesan makanan untuk dirinya sendiri.

Dengan sangat berat hati Arda dan Varo pergi memesan untuk mereka semua. Suasana kantin yang ramai membuat ibu-ibu kantin tidak bisa melayani mereka langsung, jika biasanya makanan akan diantar tapi tidak untuk sekarang.

"Remaja jompo bisanya nyusahin!"

"Gimana tadi rapatnya, lancar?" Arda berteriak.

Tangan kirinya berada diatas meja menyangga kepala yang menghadap sepenuhnya kearah Alyne, tangannya yang lain digunakan untuk memainkan rambut gadis itu yang tergerai indah.

"Ya, papa kasih libur dua hari ke depan. Mau jalan-jalan?"

Sekarang sudah hari Jumat, itu artinya Rangga memiliki waktu senggang selama libur sekolah dua hari. Sabtu dan Minggu. Tentu Alyne akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menahan Rangga di apartement-nya.

Ia menggeleng pelan. "Kamu ke apart aja temenin aku,harus nginep ya."

"Modus!"

Alyne terkekeh seraya mengusap dahi yang baru saja menjadi sasaran Rangga. "Modus sama pacar sendiri emang nggak boleh?"

"Siapa bilang nggak boleh?" tanya Rangga masih dengan memainkan ujung rambut Alyne yang berwarna silver.

Alyne mengedikkan bahu acuh yang mana malah mendapat elusan lembut pada pipinya. Ia menatap lurus netra tajam Rangga yang meredup, diiringi senyum simpul yang menghiasi wajah tampan tersebut.

"Kenapa nggak ke rumah gue aja? Ada bunda yang bisa nemenin lo."

Sontak Alyne menggeleng ribut, tidak setuju dengan ucapan Rangga. Dirinya terlalu sering ke rumah cowok itu dan ada sedikit rasa tidak enak sekaligus sungkan karena terus-terusan merepoti Bunda Lina.

Yang paling penting ia dan Rangga tidak bisa leluasa disana karena ada bunda Lina. Malu. Ya walaupun hanya Alyne seorang yang merasakan, sedangkan Rangga sih biasa-biasa saja.

"Aku nggak bisa manja-manja sama kamu disana. Gimana kalo kepergok bunda? Bisa-bisa kita langsung dibawa ke plaminan ," oceh Alyne melantur.

Sekali lagi, Rangga menyentil dahi gadis itu. "Mesum!"

Alyne tergelak, lagi pula mana mungkin mereka melakukannya sebelum ada ikatan sah diantara keduanya. Untuk sekedar saling berciuman saja belum pernah.

"Tapi kalo lo mau, boleh juga." Tersenyum miring menatap gadis itu.

"Mau!"

Nah kan, baru juga dibicarakan.

"Dasar pasangan gila!" Harel yang sedang menjahili Keyza berseru saat pendengarannya tak sengaja menangkap percakapan dua sejoli itu.

ALYNEWhere stories live. Discover now