ALYNE - 8

87 4 0
                                    

Happy Reading!!











Beberapa hari berlalu semenjak liburan mereka di villa milik Rangga--lebih tepatnya membolos. Bukan masalah membolosnya, hanya saja setelah menghabiskaan waktu bersama selama tiga hari, Rangga mendapat kabar dari Albar bahwa cowok itu dimarahi habis-habisan oleh sang ayah dan dilarang untuk keluar rumah sepulang sekolah selama beberapa hari kedepan.

Albar bilang sengaja tidak meminta izin dan berakhir membuat bundanya khawatir hingga jatuh sakit. Rangga sempat mendatangi rumah Albar untuk meminta maaf lantaran ia yang mengajak cowok itu, namun ayahnya mengatakan bahwa itu kesalahan Albar karena selain tidak meminta izin, ia juga tidak memberi kabar selama 3 hari itu.

"Billiard nggak nih?"

"Lo yang teraktir ya?"

"Gampang, ada Tuan muda Albar."

Albar menunjuk dirinya dengan tatapan bertanya,"Gue?"

"Siapa lagi? Anggap aja sebagai syukuran karena masa hukuman lo udah berakhir," Varo meninju pelan lengan cowok itu.

Berhubung mulai hari ini Albar sudah kembali diperbolehkan keluar bersama teman-temannya, Arda mengajak mereka untuk bermain billiard nanti sepulang sekolah.

Saat ini mereka tengah bersantai di rooftop sekolah dengan batang rokok yang tersemat di jari masing-masing. Berbeda dengan Rangga yang sedang menikmati bekal dari Alyne.

Walaupun perutnya sedikit memberontak, Rangga tetap menghabiskannya hingga suapan terakhir. Alyne memang betulan tidak bisa memasak dan Rangga memaklumi hal itu.

Meraih soda milik Varo dan menegaknya hingga habis, ia merogoh saku celana dan mengeluarkan kotak rokok miliknya. "Pematik, Rel."

Rangga dengan sigap menangkap lemparan dari Harel dan bergegas menyalakan batang nikotin tersebut, kemudian menghisapnya dalam-dalam sebelum menghembuskan asapnya melalui mulut.

"Kemana?" Rangga menaikkan sebelah alis menatap Arda.

"Tempat biasa, lo bisa? Atau mau kita tungguin aja?"

Rangga menggeleng bermaksud menolak. "Gue nyusul kalo udah selesai."

Urusan pekerjaan yang paling tidak bisa di tunda, Rangga harus menemui client ayahnya nanti. Sebenarnya sedikit jengkel karena pria paruh baya itu sudah kembali dari perjalanan bisnis dan sepatutnya tidak semua pekerjaan dilimpahkan kepadanya.

Namun apa boleh buat, ini juga merupakan salah satu dari banyaknya pelatihan yang harus ia lakukan untuk memimpin sebuah perusahaan.

"Woi mau kemana?"

Arda dan Harel kompak menoleh. "Kantin. Mau apa lo?"

Varo tersenyum, "Nitip bakso, sekalian sama minumnya."

Memutar bola mata malas, Arda menarik tangan Harel dan bergegas pergi dari sana.

Harel pergi memesan bakso sedangkan Arda berkeliling kantin untuk membeli semua jajanan.

"Rel, belum gue bayar ya."

Harel menatap terkejut, beralih pada kedua tangan Arda yang dipenuhi kresek. "Jangan malu-maluin, cepet bayar sana!"

"Hehe..gue nggak ada uang, pakai punya lo dulu ya."

.♡ 🦋☁️

"Varonjing! Nih pesenan lo."

Menatap tajam Arda, Varo yang tak terima namanya dipanggil seperti itu pun lekas melemper kaleng kosong ke arah cowok tengil itu.

"Wesss..kalem bro. Gue udah baik hati bawain ini plus bayarin lagi."

ALYNEWhere stories live. Discover now