Bab 9 : Take Some Rest

1 1 0
                                    

Di tengah perjalanan mereka ke timur, mereka menemukan tempat yang cocok untuk istirahat. Sebuah goa terletak di dasar laut, dikelilingi hamparan pasir dan batu karang indah. Irene segera meletakkan Larisa yang masih lemas ke dalam goa, dibantu dengan Deance menerangi goa itu.

Sementara yang lain duduk-duduk di hamparan pasirnya, menikmati suasana damai setelah peperangan yang mereka hadapi.

"Wahh, enaknya, akhirnya bisa tiduran, ugh," Philip tanpa ragu langsung membaringkan tubuhnya di atas pasir. Diikuti oleh semua orang kecuali Neira.

Neira sedari tadi diam sembari melihat ke arah permukaan air. Ia merasa malam sudah mulai tiba.

"Nei, kamu ngapain lihat atas mulu? Ada sesuatu kah?" tanya Reena heran.

Neira menoleh ke Reena yang sedang tiduran. "Kayaknya udah mau malam."

"HAH? Perasaan baru 2 jam yang lalu kita masuk laut ini. Udah seharian aja." Ucap Raiya.

"Iya ya, cepet banget." Zack bangun dari posisi tidurnya. "Tapi kalian tau apa yang lebih aneh?"

"Apa tuh?"

"Kita gak makan dari dua hari lalu, dari saat kita di ruang OSIS. Tapi kita pun tidak merasa laper sama sekali," ujar Zack.

Seketika semua orang tersadar. "IYA JUGA YA!" pekik Philip.

"Kok bisa?"

Zack mengangkat bahu. "Mungkin Yuika ada info tentang ini?"

Yuika terperanjat. Ia mendengus kesal dan menatap Zack. "Plis yah, orang mau tidur malah diganggu."

Zack hanya cengengesan senang. Meskipun Yuika memasang wajah cemberut, ia tetap lucu di mata Zack.

Yuika berpikir sejenak. "Ah, ada info baru. Kita bisa tidak kelaparan sama sekali karena, makanan kita hanyalah energi kita. Jadi kita gak perlu makan, cuma perlu istirahat. Namun ya, kalau kita makan akan lebih baik sih."

"Oh, begitu. Hebat dong. Kita bisa sekalian diet," kata Philip santai.

Semuanya menatap Philip malas. "Diet diet. Heh. Ngumpulin energi berbanding terbalik sama diet ya. Diet mah ngabisin energi." Balas Neira.

Philip tertawa sok cool. "Bercanda doang elah, Nei." Ia bangkit duduk. "Kamu gak capek apa berdiri terus? Sini duduk dong di samping aku."

"CIEEEE!" sorak semuanya ke Neira dan Philip.

Neira terbelalak lebar dengan wajah memerah tersipu malu. Sementara Philip dengan muka songongnya tersenyum bangga karena berhasil membuat Neira tersipu malu.

Neira mengambil sebuah batu sedang di pasir lalu melemparnya ke Philip.

"AW!" Kena. Batu itu tepat mengenai dada Philip. "Aww, jangan sakiti aku, kaka. Aku masih polos." Philip mengeluarkan suara perempuan dari mulutnya sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada seakan-akan ia akan disakiti.

"Ih, najis." Neira memutar bola mata lalu duduk di samping Yuika yang tertawa lebar.

"Akhir-akhir ini kalian berdua kenapa sih? Philip kelihatan lebih peduli sama Neira entah kenapa," ucap Raiya sambil menaikkan satu alisnya.

"Iya kann. Philip yang paling heboh dan panik waktu Neira digigit Komina. Dia juga sering bantu Neira. Hihihi, jangan-jangan kalian saling suka?" goda Arvien.

"Amit-amit jabang ba-"

"Oh, so pasti! Kita sebenarnya udah pacaran dari lama!" Philip memotong ucapan Neira dengan bergerak cepat ke Neira lalu merangkulnya.

Neira terkejut karena Philip bergerak cepat sekali. Ditambah dengan rangkulan Philip di bahunya, astaga. Rasanya ia mau langsung menghilang dari situ.

"OMG! BENERAN?? Neira bisa pacaran juga ternyata!"

An Archive of TarabawaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora