02 - Adorable

Mulai dari awal
                                    

Diminta untuk mencontoh ketiga kakak, dan banyaknya larangan yang diterima. Semakin lama, Lou menjadi malu untuk terang-terangan meminum susu strawberry favoritnya dihadapan anggota keluarga.

Hanya Felix yang mengerti dan mudah luluh. Hingga rutin membelikan satu cup ice cream seminggu sekali saat hari libur. Juga, selalu membuatkan susu strawberry untuk diantarkan ke kamar Lou secara langsung. Tanpa tahu jika selama ini Levan selalu memantau semua tindakannya.

Lou mengunyah rotinya pelan. "Tidak perlu Ma, biar Felix saja."

Felix yang mendengar ucapan Tuan Mudanya langsung mengerti. Tanpa disuruh, ia sudah beranjak ke dapur untuk membuatkan susu yang Lou inginkan.

Lovisa menatap kepergian Felix sekilas. "Lain kali minta Mama jika ingin dibuatkan susu."

Lou merasa aneh, namun juga senang karena sang Mama yang biasanya akan menegur justru memberi perhatian hangat. Saat bibir mungilnya terbuka ingin kembali menolak, Lion yang telah menyelesaikan sarapan tiba-tiba beranjak berdiri.

"Cepat atau berangkat sendiri." datar Lion pada Ravel, yang sedari tadi sibuk menyimak sembari mengunyah sandwich.

"Hei! Hei! Tunggu dulu!" panik Ravel tersadar.

Ravel segera melahap sandwich ditangannya dalam sekali suap. Meneguk susu di gelasnya hingga habis, kemudian berlari menghampiri Lion yang tengah mengambil tas sekolah dan almamater dari tangan Maid.

"Yang kakak disini aku, kenapa aku harus selalu mendengarkanmu?!" gerutu Ravel, ikut mengambil tas sekolah serta almamater miliknya yang telah disiapkan oleh Maid.

"Tidak mau, jangan dengarkan." acuh Lion, mengambil langkah lebar meninggalkan sang kakak.

Ravel menyampirkan tas pada bahu kirinya. "Aku mengerti! Aku mengerti! Kakak akan mendengarkanmu, oke?!" serunya mengalah.

"Ma, Pa, kami berangkat." pamit Ravel sopan. Menyambar ponselnya dari atas meja makan dan langsung melesat pergi. "Papay Loulou!" teriaknya melambaikan tangan.

Lovisa menggeleng pelan. "Anak itu." gumamnya lelah.

Sedangkan Levan sendiri, tengah sibuk membaca laporan yang baru dikirim oleh asisten pribadinya lewat iPad.

Dari arah dapur, Felix datang dengan membawa nampan berisikan segelas susu strawberry. Ia berjalan mendekat, membungkuk sopan, kemudian meletakkan segelas susu tersebut kehadapan Lou.

"Tuan Muda, silahkan"

Lou mengangguk. Memasukkan potongan terakhir roti kedalam mulut mungilnya, kemudian meraih segelas susu tadi dengan kedua tangan. Tanpa mempedulikan sekitar, Lou mulai meminum susu strawberry nya seperti bayi yang kehausan.

✦◌✦

Di sebuah landasan pribadi milik keluarga Wang. Seorang pemuda yang baru saja turun dari jet pribadi miliknya sendiri, tengah berdiri diam memainkan ponsel ditemani sang asisten pribadi.

Leander Wang, putra pertama Levan dan Lovisa. Si ahli waris utama yang menjadi incaran para gadis di luaran sana. Lean, ia baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya di luar negeri.

Tidak hanya memiliki bentuk tubuh serta visual yang nyaris sempurna. Kini, diusianya yang masih begitu muda, Lean telah memiliki tanggung jawab untuk membantu sang Papa dalam mengelola perusahaan.

Asisten pribadi Lean- Chris Lexham, mendekatkan wajah untuk memberitahukan informasi yang baru ia dapat dari rekannya.

"Tuan Muda, Nona Yanzhi sedang dalam perjalanan menuju Mansion untuk mengunjungi Anda."

LOUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang