31 Pertunjukan

6.4K 415 39
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin Adifa dan Zayn?? Yang udah penasaran dari kemaren mana suaranya?

Jadi karena TOOTP dan MPW udah tamat, jadi author ubah aja jadwal upnya ya. Baby Project akan update setiap malam minggu menggantikan Krystal & Dom nih. Jadi silakan nantikan akhir pekan kalian biar makin semangat.

Nah tanpa berlama-lama langsung aja kita masuk ke ceritanya. Hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

"N-neng?" gumam Maharani yang mendapat tamparan untuk ke-dua kalinya. Air matanya mengalir deras karena mendapat tamparan yang sangat menyakitkan dari Adifa.

"APA? MASIH KURANG!" bentak Adifa keras.

Maharani tidak langsung menjawab melainkan melirik Zayn yang berdiri di belakang Adifa dengan wajah pucat serta tatapan kosong. Perempuan yang masih telanjang itu seakan meminta perlindungan kepada Zayn.

"Melihat kemana mata busukmu itu Lacur Sialan!" bentak Adifa lagi menjambak rambut Maharani dengan keras. Sudah tertangkap basah seperti ini masih saja bertindak sebagai korban? Berani-beraninya menatap Zayn tanpa tahu malu.

"Akh sakit Neng! Lepaskan!" pekik Maharani yang dijambak tanpa ampun oleh Adifa.

"Kamu denger ya! Ini semua belum seberapa dibandingkan dengan apa yang kamu perbuat! Berani-beraninya kamu menggoda suamiku!" kesal Adifa sambil mencengkeram kedua pipi Maharani yang telah basah oleh air mata.

"Ampun Neng, Saya mohon lepaskan hiks," isak Maharani yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Adifa.

"Bacot! Dasar Bangke! Sok-sokan nangis segala! DIAM!" marah Adifa yang sudah menggunakan bahasa aslinya. Darahnya mendidih gara-gara melihat perilaku kurang ajar Maharani kepada suaminya.

"Tolong! Akh lepaskan Neng!" jerit Maharani saat Adifa sudah mulai mencakar wajahnya karena terlalu emosi.

"Dasar Sundel! Nggak pantes kamu punya muka mulus!" kesal Adifa karena Maharani bukannya meminta maaf padanya justru menangis layaknya korban.

"Nak Adifa, sudah Nak! Sudah cukup!" ucap Nek Darmi yang entah datang darimana berusaha melerai 2 perempuan muda itu.

"Biarkan saja Nek! Biar perempuan ini merasakan akibatnya gara-gara merayu suami orang!" bantah Adifa masih tidak melepaskan Maharani dari cengkeramannya.

"Aduh, kalian kenapa diam saja? Tolong bantu ini, kasihan Nak Adifa sedang hamil, saya takut kandungannya akan kenapa-napa kalau terus marah seperti ini!" pekik Nek Darmi kepada beberapa orang yang juga ternyata ada di sana.

Sejak tadi Nek Darmi datang bersama Adifa dan kaget melihat pemandangan di depannya. Saat akan melapor kepada pak Gana, Nek Darmi berpapasan dengan Adifa yang sedang mencari Zayn karena perasaannya tidak enak sejak tadi. Saat mengatakan Zayn akan menolong Maharani Adifa langsung panik dan bergegas menyusul Zayn yang membuat Nek Darmi tidak tega membiarkannya pergi sendirian. Alhasil Nek Darmi meminta seseorang yang kebetulan sedang berjalan untuk melaporkan kepada pak Gana sementara dirinya beralih menemani Adifa. Melihat dua perempuan itu bergegas dengan panik membuat beberapa orang penasaran dan ikut menemani sampai ke sini. Tak disangka pemandangan yang mereka lihat sangat mengejutkan.

Salah seorang warga pun segera tersadar dari kebekuannya dan bergegas membantu Nek Darmi memisahkan Adifa dari Maharani.

"Neng sudah Neng, tenangkan dirimu. Kasihan bayimu kalau Neng marah-marah seperti ini," ucap seorang wanita dewasa yang membantu meleraikan Adifa dan Maharani.

"Akh, hiks hiks," isak Maharani yang masih dijambak dan dicengkeram.

"Kalau tidak memikirkan bayiku, habis kau di tanganku Lacur Sialan!" maki Adifa memberikan satu jambakan kuat terakhir dan mendorong Maharani sampai jatuh tersungkur.

Adifa mengambil napas panjang dan mencoba menetralkan emosinya dibantu Nek Darmi dan wanita tadi. Sementara Maharani terjatuh sambil menangis pilu.

"Nona, pakailah pakaianmu," ucap Nek Darmi mengambil kain Maharani dan menutupi tubuh telanjang itu agar Maharani tidak semakin malu karena ditonton banyak orang di sini.

Maharani langsung kaget menyadari situasinya. Pandangannya langsung menatap sekeliling dengan panik. Dapat ia lihat beberapa orang menatap ke arahnya dengan pandangan tak percaya. Sebagian orang bahkan terang-terangan menatapnya jijik. Dan satu lagi yang membuat Maharani semakin syok adalah saat pandangannya bertemu dengan dua mata tajam yang menatapnya penuh kemarahan. Ayahnya ada di sana.

Adifa mundur dan berbalik untuk menatap Zayn, bersiap untuk memarahi suaminya sebelum matanya menangkap wajah seputih kertas yang menatap kosong ke depan. Segera diraihnya pipi Zayn dengan khawatir. Seketika ia ingat kalau Zayn tidak bisa berdekatan dengan Maharani.

"Zayn? Kamu nggak papa?" tanya Adifa panik.

[Sebagian part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Silakan baca eBook yang tersedia di Google Play untuk membaca keseluruhan cerita. Link eBook tersedia di bio profil author]

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now