19 Tulus

11K 605 77
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yg nyangka author update hari ini??

Nah berhubung target kemaren gak tercapai seharusnya author gak kasih double up kan. Tapi ternyata pembaca Baby Project udah hit 100k hari ini jadi author update deh.. Selamat buat kita semuaa!!!🎊🎊🎊🎉🎉🎉🎉

Oke kita langsung masuk aja karena kalian pasti udah gak sabar buat baca. Hope you guys enjoy it. Let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Pagi ini Adifa terbangun dalam dekapan hangat suaminya. Ia lekas mendongak untuk melihat Zayn yang masih tertidur dengan pulas. Tidak biasanya Zayn bangun lebih siang darinya. Tunggu, bukankah hangat yang Adifa rasakan terlalu berlebihan untuk pagi sedingin ini?

Adifa pun bergerak dan mengecek suhu tubuh Zayn. Ia merasa tubuh Zayn hangat, sepertinya pria itu tengah demam saat ini. Adifa pun buru-buru bangun untuk menyiapkan beberapa perawatan, namun pergerakannya justru membuat Zayn terbangun.

"Mau kemana?" tanya Zayn dengan suara parau.

"Aku ambilin minum dulu ya, badan kamu demam," jawab Adifa.

Zayn merasa kalau tubuhnya memang sedang tidak enak saat ini. Ia membenarkan perkataan istrinya. Sepertinya ia terlalu lama berada di bawah guyuran hujan sampai tubuhnya demam seperti ini, karena biasanya imun tubuhnya cukup kuat menangkal sakit.

"Nanti aja," pinta Zayn sambil mendekatkan diri dengan Adifa, memeluk tubuh istrinya lembut.

Adifa pun membalas pelukan Zayn. Ia kembali merebahkan tubuhnya untuk memberikan usapan ringan di kepala belakang suaminya.

"Nggak usah kerja dulu ya," ujar Adifa lembut.

"Hmm aku bisa kok, cuma butuh pelukan kamu 1 jam lagi," balas Zayn sambil memejamkan kedua matanya.

"Nggak. Kamu lagi sakit sekarang, nggak usah maksain diri," tolak Adifa.

"Ini cuma demam ringan aja Yang," ujar Zayn.

"Justru karena masih ringan jadi harus langsung disembuhin, bukannya dibiarin dan dibawa kerja," balas Adifa.

"Udah pokoknya aku nggak ijinin kamu kerja hari ini. Lagian kerjaan kamu bukannya di kantor yang wajib hadir kalo bukan cuti, ini masih kuno, nggak ada masalah," ujar Adifa tak ingin dibantah.

"Oke Kapten," ucap Zayn pelan. Rasanya ia hanya ingin tidur hari ini. Benar kata Adifa, dia butuh istirahat.

"Sayang, bangun bentar yuk, nyalain api dulu ya, nanti tidur lagi," ajak Adifa.

Zayn kembali membuka kedua matanya. Ia baru ingat kalau Adifa tidak pandai membuat api. Tempo hari saja sampai membuat tangan cantiknya terluka. Zayn pun menatap istrinya dengan mata sayu.

"Bantuin," ujar Zayn manja sambil mengulurkan tangannya.

Adifa yang mengerti pun langsung membantu Zayn bangun. Bahkan ia juga menuntun Zayn berjalan sampai ke dapur dan memeganginya saat suaminya membuat api. Zayn membuat api dengan cepat sehingga Adifa bisa langsung menggunakannya. Adifa menuntun Zayn untuk duduk di kursi makan. Pria itu tidak ingin kembali ke kamar dan lebih memilih menemaninya di sini.

***

Setelah memberikan sarapan untuk suaminya, Adifa menidurkan kembali Zayn pagi itu. Ia benar-benar membuat Zayn istirahat total saat ini. Setelah memastikan Zayn terlelap, Adifa pun bersiap untuk keluar rumah. Ia berencana bertemu dengan pak Catur untuk meminta obat, karena ia tidak memiliki paracetamol di sini.

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now