01 >> Malam Pertama Puasa

45 19 5
                                    

⊂((HAPPY READING))⊃

Sore hari menjelang malam, semua orang mulai menyalakan keran rumahnya masing-masing dan lalu berwudhu. Azan Magrib berkumandang dari toa mesjid, mengajak makhluk-makhluk bumi untuk segera melaksanakan ibadah. Begitupula dengan anak-anak dari balita hingga remaja yang ikut pergi ke mesjid terdekat.

Tak terkecuali dua pasang sahabat yang sedari kecil tak pernah terpisah. Mau duka atau suka, keduanya lalui secar bersamaan.

Tok ...!

Tok ...!

Tok ...!

"Assalamu'alaikum, Ardan! Ini Ari!"

Pemuda yang mengaku dirinya bernama Ari adalah sahabat dari Gavardan Stevano, atau sering di panggil dengan sebutan Ardan.

Mendengar suara ketokan pintu dan diiringi dengan suara Ari, Ardan yang saat itu baru saja selesai berwudhu segera memakai pecinya dan membukakan Ari pintu rumahnya.

"Wassalamu'alaikum, Ari," balas Ardan dibarengi pintu terbuka dan menampilkan Ari di hadapannya, "ayo, Ri."

Ari mengangguk paham atas ucapan Ardan. Lantas, keduanya pun segera beranjak pergi dari rumah Ardan menuju mesjid yang mengumandangkan azan beberapa saat yang lalu.

Raka'at sholat isya' terus berlanjut hingga sholat tarawih pun tiba. Setelah sholat tarawih lalu disambung dengan sholat witir 3 raka'at.

Usai melakukan sholat, beberapa bacaan-bacaan dan lalu niat untuk puasa esok hari.

Sahaja aku puasa esok hari buat menunaikan fardhu bulan ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala.

Nawaitu shaumaghadin a'n ada'in fardhi syahri ramadhana hadzihissanati lillahi ta'ala.
(Utk smntr ini dl, ntr d ubh.)

Selesai membaca niat puasa ramadhan, imam pun mengakhirinya dengan sholawat. Berakhirnya sholawat, tersisa lah anak-anak yang tadarus di mesjid itu. Tak terkecuali Ardan dan Ari serta beberapa teman mereka yang lainnya.

Sudah jauh-jauh hari Ardan dan teman-temannya menjanjikan akan tadarus di mesjid saat tarawih malam pertama.

Selang beberapa menit, tadarus yang satu persahabatan itu lakukan selesai. Mereka pun menjanjikan akan menongkrong di luar malam ini, rencananya mau begadang sampai sahur untuk membangunkan orang-orang sahur nanti.

Pada pukul 21.56 menjelang tengah malam, sekumpulan anak remaja itu nongkrong di pos kamling, tiba-tiba ada seorang perempuan yang keluar dari rumahnya dengan menggunakan jilbab hitam dan pakaian rapi.

Dalam hati, satu persatu dari mereka semua berniat menggoda perempuan itu. Namun, ada saja yang tidak seperti Ari.

"Masya Allah, ukhti. Kamu cantik sekali. Mau kemana keluar malam-malam begini, ukhti?" tanya salah seorang teman Ardan yang dulunya anak ponpes dan ada sedikit berandalan dalam dirinya. Pemuda tampan mantan anak pondok pesantren itu bernama Ghazali Ahmad Yusuf, sering di panggil dengan sebutan Ghaza.

Perempuan yang mendengar perkataan Ghaza dibuat merasakan debaran jantung, pipinya bersemu kecil, dan langkahnya dibuat berhenti dan lalu berbalik menatap siapakah gerangan seseorang yang menggodanya ini.

"Eum, Bang Ghaza? I-ini Aida ingin beli mie ke warung Bu Salma. A-Abang sama teman-teman Abang kenapa gak pulang?" tanya perempuan itu yang memanggil dirinya dengan nama Aida, lalu menanyakan kehadiran sekelompok anak remaja itu yang menongkrong diluar.

Ghaza melihat teman-temannya meminta salah satu dari mereka untuk menjelaskan. Akhirnya, karena tatapan Ghaza yang sedikit memelas, Ardan pun mengangkat suaranya.

MY ANXIETY IS HEALED BY YOUWhere stories live. Discover now