Arviant mengetatkan rahangnya, pandangannya memindai ruangan ini yang di isi oleh manusia menjijikkan. Para wanita-wanita di sana berteriak histeris saat melihat nya. Mereka berbondong-bondong mendekatinya namun baru selangkah Arviant langsung mengangkat pedangnya.

"Berani kalian mendekatiku, maka siap siap kepala kalian terlepas dari tubuh."

Senan menangkupkan tangannya, merasa tidak enak melihat raut ketakutan serta kecewa dari mereka. "Ma—"

"Ayo pergi." Ajak Arviant.

Senan bergeming. "Jika pangeran masih ingin di sini, terserah saja! Aku ingin kembali."

Tanpa menunggu jawaban Arviant pergi  dari tempat lokalisasi tersebut. Ia sungguh ingin memukul kepala Senan saat ini juga, tapi mengingat status bocah itu, Arviant mengurungkan niatnya.

Senan gelagapan, apalagi saat beberapa wanita beralih bergelayut di lengannya seperti monyet. Senan nyaris muntah saat mencium wewangian wanita wanita di sana yang sungguh menyengat.

"Lepas!" Dalam sekali hentak dua wanita yang menempelinya terhempas. Ia keluar dari tempat itu, mengejar Arviant yang wujudnya sudah tak nampak lagi.

Setiap langkah Senan selalu saja ada wanita yang menghadangnya, dan menawarkan tubuhnya kepada Senan. Gila!

Berkali-kali Senan mengumpat saat tak menemukan keberadaan Arviant. Senan sadar bahwa ini kesalahannya. Tapi ia hanya ingin membantu Arviant, akhir akhir ini pria itu selalu di sibukkan oleh pekerjaan, Senan fikir Arviant butuh hiburan untuk menjernihkan otaknya. Tapi ternyata niatnya salah membawa Arviant ketempat hiburan seperti ini.

Senan keluar dari kawasan tersebut, langkahnya ia bawa memasuki hutan. Di tengah langkahnya, Senan tak sengaja melihat sebuah gubuk kecil.

"Apakah itu gubuk warga?" Gumam Senan mencoba menerka nerka.

Senan yang selalu berfikir positif dengan cepat melangkah ke gubuk itu tanpa berfikir panjang. Ia haus,mungkin saja pemilik gubuk itu bisa memberinya air minum.

Sesampainya di sana Senan mengetuk pintu reot itu, yang Senan yakini dalam sekali tendangan pintu itu bisa terlepas dari tempatnya.

Tok tok tok!

Senan mengetuk pintu itu dengan gerakan hati hati, takut takut jika daun pintu itu terlepas dari tempatnya.

Tak ada sahutan, Senan kembali mengetuk. "Apakah ada orang?"

Senan tersenyum saat mendengar suara grasak grusuk dari dalam. "Tolong! Tolong aku!"

Senan terkejut, seseorang meminta tolong? Dengan satu kali tendangan pintu itu terlepas dari tempatnya. Ia masuk kedalam.

Pandangannya bertemu dengan seseorang yang sedang di ikat di atas kursi.

"T-tolong.."

-

Senan tak tahu harus melakukan apapun saat ini, gadis itu pingsan. Wajahnya terlihat sangat pucat.

"Tolong sadarlah.." Lirih Senan, ia mencoba mengipas-ngipasi wajah gadis itu, entah apa tujuannya, Senan pun tak tahu

Di sisi lain Arviant yang sedang menunggangi kudanya kembali putar arah. Ini salah, tidak seharusnya ia membiarkan Senan sendirian. Bagaimanapun bocah itu adalah penerus kerajaan Dermante kelak.

Arviant kembali ketempat menjijikkan itu, namun tak mendapati keberadaan Senan. "Kemana anak itu?"

Arviant menunggangi kudanya menuju hutan, mungkin saja Senan ada di sana.

Senan yang melihat suara tapak kuda menoleh ke sumber suara, ia tersenyum saat melihat Duke Arviant. "DUKE!" Teriaknya.

Buru buru Senan menutup mulutnya dan menoleh ke kanan dan kekiri, takut takut ada yang melihat nya berteriak, ya walaupun kalau sebenarnya memang ada yang melihat nya mereka tidak akan perduli.

Arviant menoleh ke sumber suara, betapa leganya ia melihat putra mahkota baik baik saja, tapi matanya menajam saat melihat sosok gadis di dalam dekapan bocah itu.

Arviant menunggangi kudanya menuju keberadaan Senan. "Apa yang pangeran lakukan di sini?"

Senan menujuk gadis di dekapannya. "Aku menemukannya di sekap didalam gubuk reyot ini, tadi ia berteriak, saat aku menolongnya dia sudah pingsan."

Arviant mengangguk mendengarkan cerita Senan. "Naik,"

Senan mengerjap bingung. "Bisakah kau berbicara yang panjang? Aku sungguh tak paham dengan apa yang kau katakan."

Arviant menghela nafas sabar. "Naik ke atas kuda pangeran."

"Lalu gadis ini?"

Arviant mengetuk dagunya, sebenarnya bisa saja ia membawa dua anak manusia itu, namun ia takut kuda yang ia tunggangi tak kuat menahan beban.

"DUKE!"

Keduanya menoleh ke sumber suara, syukurlah, Betran datang di waktu yang tepat.

"Ada apa Bet?"

"Saya mencari anda kemana mana Duke, anda kemana saja?"

"Mencari pangeran." Singkat Arviant.

Arviant menunjuk gadis di dalam dekapan Senan. "Kau bawa gadis itu."

"Pangeran naik."

"Mengapa bukan kau saja yang membawa gadis ini? Biar aku yang—"

"Jika pangeran lupa, aku sudah memiliki seorang istri."

Betran hampir tersedak air liurnya, sedangkan mulut Senan terbuka karena terkejut.

Betran dan Senan saling tatap. "Sepertinya dia sedang sakit." Batin keduanya.

Mereka menyudahi aksi keterkejutan nya saat melihat Arviant mulai kesal. Senan naik ke atas punggung kuda Arviant, dan gadis itu di bawa oleh Betran.

-

Kalian pasti penasaran sama sosok Betran🤭

⚠Warning⚠

Nantikan Chap SSL berikutnya!!!

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Nantikan Chap SSL berikutnya!!!

Selena's Second Lifeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن