part 10

5 1 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ"

<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Quote: "Bila hijrahmu karena Allah, kamu akan terus melangkah walaupun sudah lelah."


______________________________________

Saat ini tujuan Ara adalah perpustakaan namun tangannya di cekal oleh seseorang siapa lagi kalau bukan Sinta pasti dia gedek deh sama Ara

"Sok alim banget sih Lo caper banget tau gak, sok deket sama Attar,sok paling alim , udah merasa paling bener Iyah? Apa sih yang mau di banggain dari Lo cantik juga cantikan gue deh kek nya , kaya juga kaya an gue , Lo cuman siswa paling sok caper disini " plak dia menampar Ara

"Hiks hiks tolong jangan ampun ya Allah Ara takut ya Allah berilah Ara kemudahan dan keberanian untuk melawan rasa takut ini ya Allah, bismillahirrahmanirrahim " batin Ara dan mulai menarik nafas nya dalam-dalam

"Kenapa diam ? Benerkan apa kata gue Lo itu cuman sok alim lulusan ponpes juga , cuma jadi impian kan ? Gak takut mimpi nya terlalu tinggi ntar kalo jatuh sakit loh. Denger ya buk ustazah saya gak takut sama orang sok Alim kek situ ,jadi jangan jadi orang sok iye deh ukhti-ukhti yang nyasar . Sok-sokan mau jadi ukhti inget mimpi tuh jangan jauh-jauh deh " perkataan tersebut seakan-akan membuat senyum Ara melengkung

"Sebelum maaf ukhti itu bukan lah panggilan untuk orang yang alim dan shalihah tetapi dalam Islam ukhti itu artinya saudara perempuan. Dan terimakasih untuk doa anda semoga Allah mengabulkan doa-doa saya untuk bisa berdakwah menyiarkan agama Islam. Dan satu lagi
Saya ingin mengatakan sesuatu pada ukhti saya bukan orang yang alim atau shalihah saja hanya pendosa yang berusaha memperbaiki diri saya menjadi orang yang lebih baik dan Istiqomah untuk selalu di jalan Allah "
Ya akhirnya Ara bisa melawan rasa takut nya kali ini dan mulai saat ini Ara yang sekarang akan lebih berani dan bukan Ara yang dulu yang selalu diam saat dirinya di hina dan di bully

"hey Lo sakit jiwa ya , udah gue hina masih bisa bilang makasih dan gue gak ada tuh berdoa buat Lo yang ada dari tadi gue lagi mencaci maki Lo , Lo budeg apa sinting sih udah gak waras ya karena segala mimpinya harus di kubur dalam-dalam, atau karena gagal masuk ponpes . Aduhh gue kok gak kasihan ya sama Lo hahahah" sepertinya wanita ini juga udah di butakan oleh Attar guyss

Tanpa mereka sadari 4 sekawan itu telah mendengar dan melihat semua yang mereka lakukan di gudang dan karena sudah tidak tahan melihat Ara yang di perlakukan tidak bahan oleh wanita gila itu mereka langsung menghampiri Ara dan wanita itu " Alhamdulillah Ra kamu gakpapa kan ? Baik-baik aja kan kamu diapain sama cewek gila ini Ra? Reni tampaknya begitu mencemaskan keadaan Ara , setelah Ara menceritakan trauma nya di masa lalu " heh Lo juga tergila-gila kan sama Attar jangan muna deh Lo sok baik emang kalian itu cocok deh 1 circle sok caper semua" wanita itu pun meninggalkan mereka semua dalam gudang sekolah

"Ara gakpapa kok Reni,Alya,rena,Liza . Ara baik-baik aja tuh kalian bisa lihat sendiri kan ?" Ara berusaha meyakinkan sahabat-sahabat nya

"Kamu dicaci maki gitu tapi malah ngucapin makasih gimana sih Ra" kesal banget nih pasti si Alya ngeliat kejadian tadi

"Gini biar Ara jelasin 'Menghina dan merendahkan orang lain merupakan perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam. Itu mengapa Nabi Muhammad SAW tidak menyukai mereka yang melakukan perbuatan tersebut
Menghina orang lain termasuk ke dalam perbuatan tercela serta dilarang dalam agama Islam. Serius ataupun bercanda, menghina orang lain tetaplah hal yang tidak dibenarkan karena dapat membuat mereka yang dihina merasa sakit hati.

Bahkan, terdapat salah satu ayat dalam Alquran yang mempertegas bahwa Allah SWT membenci orang yang suka menghina orang lain. Begini bunyi ayatnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik." (QS. Al Hujurat: 11).

Imam Ibn Katsir berkata dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzim bahwa, ayat di atas berisi larangan meremehkan dan menghina orang lain. Sebab, perbuatan tersebut termasuk ke dalam kategori sombong. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Artinya: "Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim).

Selain ayat Alquran, larangan menghina orang lain juga banyak tercantum dalam hadits berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Dikutip dari buku 70 Hadits Pilihan untuk Anak oleh Lia Fitriani, berikut kumpulan hadits tentang menghina orang lain selengkapnya.

Dalil Hadits Menghina Orang Lain

Jika seseorang mencela sesama Muslim dengan panggilan-panggilan yang buruk, ia berhak mendapatkan hukuman dari penguasa. Diriwayatkan dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu ketika Rasulullah ditanya tentang hukuman bagi orang yang menghina orang lain, maka beliau radhiyallahu 'anhu berkata:

هن فواحش فيهن تعزير وليس فيهن حد

Artinya: "Itu perbuatan buruk, terdapat hukuman ta'zir (hukuman yang kadarnya tidak ditentukan secara baku oleh syari'at), namun tidak ada hukuman hadd (hukuman baku yang telah ditentutan kadarnya oleh syari'at) untuknya." (HR. Al-Baihaqi 8: 253 dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Namun terkadang, cacian juga bisa disebabkan karena adanya pertengkaran dan perselisihan. Dalam masalah ini, hendaknya kita senantiasa mengingat bahwa saling mencaci yang terjadi di antara dua orang yang sedang berselisih, maka dosanya akan ditanggung oleh pihak yang memulai. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ

Artinya: "Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas." (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Dalam hadits di atas, dosa saling mencaci-maki antara dua orang itu akan ditanggung oleh pihak yang memulai. Hal ini dengan syarat bahwa pihak yang dicaci itu tidak membalas cacian tersebut dengan kuantitas dan kualitas yang lebih buruk.

Jika dia membalas dengan cacian yang lebih buruk (baik secara kuantitas atau kualitas), maka dosanya itu dia tanggung sendiri, sedangkan sisanya ditanggung oleh pihak yang memulai.

Jangan lupa vote,dan komen guyyss
See you di part selanjutnya
Assalamualaikum ◉⁠‿⁠◉

    AYARA (SEPASANG MAHKOTA 👑)Where stories live. Discover now