32. Anaya & Kyle (Flashback)

334 42 1
                                    

Satu bulan penuh Anaya menghindari Zee. Gadis itu sangat takut bertemu Zee. Karena Anaya tidak tahu kapan Zee akan membunuhnya. Entah itu membunuh secara terbuka, atau membunuh secara diam-diam. Anaya tak akan pernah tahu.

Bahkan alasan mengapa Zee mau bekerja sama membunuhnya dengan keluarganya, Anaya benar-benar tidak tahu. Semua orang membuatnya bingung. Bahkan dirinya pun ikut bingung. Padahal maut bisa saja datang menghampiri, kenapa Anaya sangat santai seperti orang yang sedang menantikan maut itu sendiri?

"Anaya!"

Suara langkah kaki yang sangat cepat itu mengalihkan atensi Anaya yang sedang duduk di kursi taman. Matanya seketika berbinar melihat sosok yang ditungguinya. "Kau sudah datang, Kyle!"

Kyle berhenti tepat di hadapan Anaya. Laki-laki itu melepas kupluk jubahnya yang menutupi rambut peraknya. "Maaf, aku baru bisa menyelesaikan semua pekerjaanku. Maaf membuatmu menunggu, Anaya."

Anaya terkekeh pelan. "Tidak apa-apa. Aku sangat berterima kasih kau masih menyempatkan waktu bermain denganku di tengah kesibukanmu. Kau sangat pengertian, Kyle."

Kyle ikut tertawa memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "Kalau begitu, kau ingin mulai bermain, hm?"

"Demi menghemat waktu Tuan Muda Marquiss, tentu saja aku harus memulai permainannya."

Anaya dan Kyle tertawa bersama. Kedua orang itu mulai berjalan beriringan sembari memperhatikan sekitar mereka.

"Kau ingin makan dulu atau bermain?" tanya Kyle.

"Tidak usah makan, aku takut menyita waktumu."

"Tenang saja. Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku sehingga sekarang aku bebas."

Anaya tersentak kaget. Matanya menatap Kyle tak percaya. "Kau berbohong, kan?"

"Untuk apa aku berbohong?" Kyle memandang Anaya dengan senyum tulusnya. "Aku ingin bermain denganmu sepuasnya, termasuk ingin mendengar masalah yang kau punya hari ini. Maka dari itu aku menyelesaikan semuanya dan tidak ingin kau terganggu karena ku."

Gila.

Anaya tak dapat berpikir jernih. Apa masih ada manusia modelan Kyle di dunia ini? Anaya baru mengetahuinya.

"Kalau begitu... Haruskah kita memakan itu?" Telunjuk Anaya tertuju pada salah satu kedai yang menjual es.

Kyle mengikuti arah telunjuk Anaya. "Baiklah jika kau menginginkannya, Tuan Putri."

Anaya mengulum senyumnya. Gadis itu segera berlari untuk menyembunyikan salah tingkahnya dengan sikap Kyle. "Ayo, Kyle! Aku sudah tidak sabar membeli itu!"

Kyle sontak menarik lebar kedua ujung bibirnya. "Tunggu, jangan berlari! Kau akan tersandung nantinya!" teriak Kyle, ikut berlari menyusul Anaya.

***

Setelah membeli apa yang dia mau, Anaya berjalan beriringan dengan es coklat kotak di tangannya. Di sampingnya berdiri Kyle yang memperhatikan Anaya dengan saksama.

"Jadi, apa agenda kita hari ini setelah membeli es kotak itu?" tanya Kyle membuka percakapan.

"Bagaimana kalau kita kembali ke taman bermain yang pernah kita kunjungi bulan lalu?" ujar Anaya dengan mata berbinar.

"Apa kau tidak bosan? Mari kita ke tempat lain, ke tempat yang sebelumnya belum pernah kau kunjungi."

Anaya menatap Kyle dengan sorot nata penasaran. "Wah, boleh juga. Ayo kita ke sana!"

Anaya menantikan tempat yang ingin ditunjukkan Kyle. Setelah beberapa menit perjalanan, Anaya dibuat takjub dengan pemandangan lapangan yang luas. Tidak ada rumah, hanya bunga-bunga yang bermekaran di sana. Ditambah angin sejuk yang menerbangkan gaun merahnya beserta rambut panjangnya yang bergelombang.

SISTEM : Antagonist HaremWhere stories live. Discover now