31. Apa yang dipikirkan Noah? (Flashback)

456 52 5
                                    

Masih part flashback yaaa.

***

"Putri, matahari sudah tenggelam. Mau saya antarkan sampai mansion Duke Yvaine?"

Tanpa sadar Anaya menatap langit yang mulai gelap. Tak lupa gemuruh di langit yang terdengar riuh. Anaya mengumpat dalam hati, kenapa harus hujan, sih?

Mendengar gemuruh itu juga, Kyle ikut menatap langit. "Sepertinya hendak hujan. Lebih baik aku mengantarmu sampai mansion, Anaya. Dan tentunya saat bersamaku lebih aman."

Mau tak mau Anaya mengiyakan. Setelah duduk di kereta kuda, duduk berseberangan dengan Kyle, pikiran Anaya langsung tertuju pada Zee. Seharian ini Anaya tidak melihat Zee, bahkan tidak memikirkan laki-laki itu.

Apakah yang dia rasakan selama ini bersama Zee hanya cinta sesaat? Anaya memegang dadanya, kembali mengingat momen bahagia dirinya bersama Kyle. Bermain dan berbelanja sepuasnya layaknya manusia biasa. Tanpa sadar Anaya menarik senyum tipisnya.

Melihat ekspresi Anaya, Kyle menghela napas lega. "Tampaknya perasaanmu sudah lebih baik, huh?"

Sontak, Anaya menatap mata biru laut Kyle. "Uh, iya. Terima kasih untuk waktunya, Kyle. Berkatmu aku sedikit melupakan kehidupan pahitku."

Kyle tersenyum membalas ucapan Anaya.

***

Sesampainya di mansion keluarga Yvaine, Anaya turun dari kereta kuda. Gadis itu melambaikan tangan pada Kyle yang mulai pergi dengan kereta kuda nya. Anaya mengambil napas dalam-dalam, lalu membalikkan badan.

Tatapannya menatap horor pada pagar besi yang menjulang tinggi. Tempat ini tidak pernah ramah di mata Anaya. Malahan, tempat yang ia tinggali ini seperti maut yang menunggunya.

Saat Anaya mendongak ke atas untuk menatap balkon kamarnya yang ada di lantai dua, mata gadis itu membelalak saat melihat sosok Zee yang berdiri di dekat pembatas balkon. Jantung Anaya langsung berdetak tidak karuan. Perasaan cemas mulai menggerogoti dirinya.

Di sisi lain, Zee tersenyum miring melihat Anaya yang panik.

"Pulang juga kau, Anaya...," ujarnya pelan. Zee lantas membalikkan badannya, dan masuk ke dalam kamar Anaya.

Dia gila, ya?

Anaya rasanya ingin berteriak saat mengetahui pintu balkon kamarnya sudah tak terbentuk lagi. Kalau bukan Zee, memang siapa lagi pelakunya?

Anaya bergegas masuk ke dalam mansion. Seperti biasa, saat memasuki rumah itu, tak ada yang menyambutnya sama sekali. Bahkan para pelayan tetap sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Tak memedulikan itu, Anaya berlari menaiki undakan anak tangga menuju kamarnya. Tepat pintu kamarnya terbuka, Anaya langsung disuguhi pemandangan dimana Zee berbaring di kasurnya dengan keadaan terlentang.

"Kau sudah pulang, hm?"

Suara berat Zee seketika membuat bulu kuduk Anaya merinding. "K-Kenapa kau masuk ke kamarku seenaknya?"

"Siapa suruh kau tidak ada di rumah, huh? Aku memanggilmu berkali-kali, tapi kau tak menyahut. Ya sudah, aku hanya menghancurkan pintu balkonmu saja, kok," ucap Zee enteng.

SISTEM : Antagonist HaremWhere stories live. Discover now