33. Tragedi (Flashback)

238 28 2
                                    

Untuk Tuan Putri Yang aku hormati, sekaligus yang aku sayangi.

Sudah lama kita tidak bertegur sapa dan bertatap muka disebabkan kesibukanku yang membuatku tidak bisa melihat wajah indah sang putri. Untuk menebus rasa rinduku pada teman pertamaku, Anaya, maukah kau bertemu denganku di toko yang menjual es yang kita kunjungi waktu itu? Aku ingin menikmati waktu bersamamu kembali. Aku harap Putri Anaya bersedia menerima ajakanku.

Sekian dari temanmu,
Kyle Rain de Carlo.

Anaya tersenyum tipis membaca surat dari Kyle. Ia meletakkan surat itu ke dadanya. Entah kenapa Anaya bisa merasakan kehangatan yang tersalurkan dari surat itu.

"Ah, aku harus cepat-cepat membalasnya!"

Anaya mengambil kertas dan kuas. Gadis itu dengan semangat membalas surat dari Kyle.

Untuk Tuan Muda Carlo

Aku berterima kasih atas ajakanmu di tengah kesibukanmu menjadi penerus keluarga Marquis Carlo. Aku juga berterima kasih atas rasa rindumu padaku yang merupakan temanmu. Untuk membalas rasa rindu berhargamu, aku bersedia menerima ajakanmu. Mari bertemu di tempat yang ingin kamu tuju pada pukul 8 malam. Saat itu akan ada festival di ibukota. Mari melihat fertival bersama.

Dari teman baikmu,
Anaya Yurea Yvaine

Setelah mengirim balasan itu, Anaya tak henti-hentinya tersenyum sampai membuat tulang pipinya nyeri. Namun, rasa bahagia di hati gadis itu tidak bisa dijabarkan. Bahkan dia rela berdiri di depan kloset berjam-jam lamanya, memilih gaun yang akan ia pakai untuk pergi bersama Kyle.

"... Ini seperti kencan, kan?"

***

Saat malam tiba, Anaya sudah siap dengan gaun hitam yang dihiasi permata di pinggir baju. Membuat baju itu bersinar di tengah malam. Tak lupa pita berwarna merah yang senada dengan warna matanya.

Jantung Anaya terus berdegup kencang menantikan pertemuannya dengan Kyle. Gadis itu mengendap-endap keluar dari kamar, memeriksa sekitar yang kosong. Ia harus keluar diam-diam agar tidak ketahuan Noah atau Noam.

Anaya berharap tidak bertemu dengan kakak kembar sialannya itu. Setelah berhasil melewati rintangan mematikan di kediaman itu, Anaya berhasil keluar dari jalan rahasia yang selama ini ia pakai untuk bertemu Kyle diam-diam.

"Kyle pasti menungguku."

Anaya bergegas pegi ke tempat tujuan. Namun anehnya, saat tiba di sana, ia tidak menemukan sosok Kyle. "Biasanya dia tiba yang paling cepat. Apa hari ini dia terlambat karena sibuk?"

Anaya menghela napas. Menunggu sebentar mungkin tidak apa-apa. Sekalian gadis itu menenangkan jantungnya yang berdebar-debar. Anaya duduk di kursi depan toko.

Beberapa jam telah berlalu, dan Kyle masih belum menunjukkan batang hidungnya. Anaya langsung berdiri dengan perasaan kecewa. "Harusnya aku tidak terlalu berharap..."

Anaya memandang keramaian yang ada di depan mata. Semua orang terlihat bahagia di sana. Ia memandang semua orang dengan tatapan kosong.

Apa aku bisa tersenyum sepuas itu seperti mereka?

Anaya menggelengkan kepala menepis pikiran itu. Dia tidak punya waktu untuk memperhatikan kehidupan orang lain. Hidupnya saja berantakan.

Karena sudah menyerah menunggu Kyle, Anaya memilih berjalan seorang diri. Menikmati waktu festival sendirian.

"Huh, dasar Kyle. Harusnya kalau tidak bisa datang dia memberitahuku." Anaya terus menggerutu di setiap langkahnya. "Kali ini akan ku maafkan. Tidak ada lain kali."

SISTEM : Antagonist HaremOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz