30. First Love (Flashback)

826 78 5
                                    

Satu minggu telah berlalu sejak diresmikannya hubungan pertunangan Zee dan Anaya. Zee lebih sering menghabiskan waktu dengan gadis itu di taman istana. Dan Anaya lebih sering berada di istana dibanding rumahnya.

"Apa kue nya enak?" tanya Zee, kembali menyuapi kue coklat ke dalam mulut Anaya. Mereka berdua duduk di bawah pohon sembari menikmati kue coklat yang telah disediakan pelayan. Angin sepoi menerbangkan rambut mereka dengan pelan.

"Uhm. Sangat enak," jawab Anaya. Gadis itu melakukan hal yang sama pada Zee. Tapi Zee langsung menolaknya.

"Aku tidak suka yang manis-manis."

"Kenapa?"

"Terkadang itu membuatku mual dan seluruh tubuhku merinding," ujar Zee, memeluk dirinya sendiri. Laki-laki itu terkekeh pelan. "Habiskan saja, ini semua untukmu."

"Terimakasih."

"Ya."

Zee bertukar posisi menjadi tiduran di atas rumput. Menjadikan paha Anaya sebagai bantalan. Laki-laki itu memandang wajah Anaya dari bawah. "Hei, apa kau sering merasa sedih akhir-akhir ini?"

"... Sedikit. Aku masih sedih mereka mengabaikanku dan menganggapku tidak ada."

"Bukankah itu lebih baik karena mereka tidak memperlakukanmu dengan buruk?"

Perkataan itu membuat Anaya tersentak. Gadis itu menatap Zee dengan tajam. "Memangnya kau tahu apa? Kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya diabaikan dan tidak dicintai, karena kau dicintai oleh seluruh dunia. Bahkan meski aku tidak peduli padamu, masih ada jutaan orang yang peduli padamu. Sedangkan aku?"

Zee tertegun saat air mata Anaya jatuh ke pipinya. Zee mengusap pipi gadis itu. "Kau... Menangis?"

"Pikirkan saja sendiri!" Anaya mengusap matanya, isakan kecil keluar dari mulutnya.

Zee yang panik lantas bangun dari baringnya dan memeluk Anaya. "Maaf... Aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Hei, jangan menangis lagi, ya? Aku akan melakukan apapun itu. Katakan padaku apa yang kau inginkan."

Tangisan Anaya perlahan mereda. "Benarkah?"

"Tentu saja. Akan kulakukan jika itu membuatmu senang."

"Kalau begitu, buat keluargaku mengakui keberadaanku."

"... Dan, aku ingin merasakan kasih sayang keluarga."

***

"Anda sudah gila?"

Suara Noah terdengar seperti menahan amarah. Sorot mata laki-laki itu tajam, namun di situasi tegang itu dia masih menjaga kesopanan nya kepada Putra Mahkota Alphanka.

"Apa susah jika kalian hanya memberi perhatian padanya sedikit?" tanya Zee.

Noah menggertakkan giginya. "Saya sudah cukup dengan menerima tawaran Anda untuk menjadikan Anaya sebagai tunangan Putra Mahkota. Apa itu tidak cukup? Ini di luar kesepakatan kita!"

Zee menghela napas gusar. Tangannya mengacak rambutnya frustrasi. "Memang benar... Tapi, ku mohon kali ini saja. Aku... Tidak tega melihatnya menangis. Dia serpihan ku, kau tahu itu, kan? Apa yang dia rasakan, aku juga merasakannya. Aku..."

"Apa saat ini Anda sedang jatuh cinta?" Noah tersenyum remeh.

Tubuh Zee langsung mematung. Dia tidak salah dengar, kan? Jatuh cinta? Apa hal seperti itu pernah dia alami? Tapi... Apa yang Zee rasa sekarang benar-benar membuatnya bingung. Dia ingin Anaya berada dalam jangkauannya. Dia ingin Anaya hanya untuk dirinya saja. Zee ingin... Mengabulkan apa pun yang gadis itu inginkan.

SISTEM : Antagonist HaremWhere stories live. Discover now