aku yang berbohong

5 2 0
                                    

Didalam sebuah perjalanan kehidupan
Kita pasti sering denger apa itu kasih sayang.
Sesuatu yang tidak berbentuk namun dapat dirasakan dalam bentuk kenyataan.
Oiya, bagaimana 78 hari ditahun ini?
Nampaknya semua tidak seirama ya, meski seiring namun tak beriringan.
Yang katanya akan baik-baik aja tapi kok kenapa ya enggak semulus itu.
Pasti aja ada gitu yang bikin kita berpikir "kok ini gini ya, aku harus gimana ya".
Ingatan itu menggumpal dan menjadi irama rindu tentang masa lalu.
Hai...
Bagaimana dengan kabar barumu hari ini?
Terlalu munafik jika aku tidak ingin tahu tentang harimu saat ini.
Maaf, jika tulisanku kali ini menjadikanmu lagi dan lagi sebagai karakter utamanya.
Aku cuman mau ceritain baiknya kamu dihadapan semua orang kepada para pembacaku.
Kamu tau gak, kalo aku dulu suka ngomong aku itu baik baik aja tanpa kamu.
Bohong banget kalo aku bisa mengikhlaskanmu dan merelakanmu sesingkat ini.
Intinya aku selalu berbohong prihal tentang melupakanmu.
Andai saja dulu itu aku bisa saja menurunkan egoku, atau memelukmu ketika kita bertengkar hebat.
Mungkin tulisanku saat ini bukan menceritakan tentang kepergianmu, namun tentang bahagianya aku denganmu.
Atau paling tidak saat aku menulis ada kamu disampingku.
Seenggaknya ada kamu yang selalu nemenin aku, yang memecut semangat untuk aku.
Meneriaki dan memeluk aku saat semua tidak menatap kepadaku.
Kenapa ya semuanya cepat berlalu. Untuk ratusan hari yang kita lalui ternyata itu sangat membekas.
Dengan hal-hal baru yang aku alami dan itu bersamamu.
Aku mau, aku mau kalo kita mengulang lagi.
Namun jangan yang sakitnya. Kita ulang lagi bahagianya.
Tapi aku gamau buat ketemu kamu, karna dengan sadar aku tau bahwa dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Dan itu menyakitkan.
Natural seorang manusia jika rasa ingin memiliki dan bersama lebih besar dibanding dengan rasa takut kehilangan dan kepergian, buktinya saja banyak orang cinta dengan langit jingga yang tenggelam dalam ufuk mata. Padahal itu akan berlalu sekejap saja dan mengapa manusia selalu saja memperjuangkannya, seperti kisah kita misalkan.
Seperti aku yang saat itu berusaha memperjuangkanmu.
Kebayang gimana ya kalo saat ini kita masih bareng.
Kamu bakal bahagia gak ya sama aku?
Kamu bakal seantusias ini gak yang dakam menceritakan kisah kita berdua?
Oh iya, kemarin aku ngeberaniin diri buat buka clouds yang ternyata banyak kenangan kisah kitanya.
Dulu, kita seeerat itu ya pegangan tangannya, sehangat itu ya pelukannya. Dulu kita seharmonis itu kalo becanda.
Mimpi untuk menjadi suami mu itu bukan hal yang se bercanda itu loh.
Kadang aku berharap esok atau lusa kita ketemu lagi, dengan hati yang sudah sama sama suci. Dengan rasa sayang yang dipupuk untuk kembali memberi kasih dari tuhan yang maha kasih.
Kalo kita ketemu lagi, akupun pengen belajar banyak lagi sama kamu, belajar gimana sih caranya melupakan orang lama sesingkat itu?
Kaya dulu kamu ajarin aku buat gimana kita harus setia dan saling menjagga lalu saling menggenggam.
Ternyata kalo dipikir-pikir lagi, banyak hal baik yang awal mulanya itu diawali saat bersama kamu... Terutama soal kesetiaan.
Dulu aku gak tau soal setia karna memang yang aku tau sejak awal itu bagaimana aku mencintai pasangan tanpa tapi dan tanpa karena.
Aku tetep disini kok dengan perasaan yang masih sama meski sudah sangat hancur dan porak poranda.
Bohong jika aku baik-baik saja ketika mengingatmu.
Aku itu sebenernya kangen banget sama kamu, tapi kayaknya gak pantes untuk tau tentang itu.
Sejujurnya ada banyak sekali hal rindu yang aku tulis dan tidak pernah tersampaikan kepada tuannya, pasti kamu ilfeel kalo membaca tulisannya.
Gak apa-apa kok, setidaknya semua tulisan ini bercerita tentang kamu yang ternyata banyak juga yang memiliki kisah yang serupa.
Gini ya ternyata rasanya ditinggal pas lagi menggapai ingin dan mimpi.
Jatuhnya pun hampir mati.
Berkat kamu juga, aku bisa mengobati luka aku sendiri tanpa bantuan orang baru dan itu mahal ternyata, terutama disaat aku punya harapan yang tinggi untuk selalu bisa bersamamu padahal disitulah luka terhebatku yang aku ukir sendiri.
Aku terluka karna harapanku.
Dan sayangnya luka itu justru datang karena adanya perasaan terlalu dalam.
Itu sulit aku jelaskan, dan mungkin itu adalah pelajaran terhebat buat aku.
Hebatnya lagi ternyata kamu melakukannya karna belas kasihan untuk ku.
Ternyata tidak semurni sepertiku.
Bukan salahmu, aku jelaskan lagi bahwa ini salahku.
Mempercayai yang tidak pernah menyayangi seperti ibu kepadaku.
Dan itu salahku mempercayaimu.
Makasih ya, udah ijinin aku buat selalu mencintai kamu.
Dan maaf buat kamu, pertengkaran hebat kita dibulan september itu...
Huffttt...
Seharusnya ini sudah berakhir kan.
Kasihan...
Ada wanita cantik yang cemburu jika aku lanjutkan cerita ini.
Dalam menggapai mimpimu, aku harap kamu tidak melupakan aku.
Kita boleh berbagi cerita didalam keasingan ini.
Meskipun sebatas gelembung percakapan saja.
Oh iya, aku kenalin...
Wanitaku saat ini adalah Ocavia adelina...
Dia guru bahasa jepang.
Dia adalah wanita hebat juga kok.
Bisa tetap kokoh berdiri, disaat aku tersungkur terjatuh karna mimpi-mimpi aku.
Kayaknya, sudah dulu ya...
Kasian aku.
Masih saja suka mengingatmu.
Padahalkan ada dia disamping aku.
Maaf yaaa...
Nanti kita ketemu dilain waktu, atau dilintas pertemuan yang lainnya.
Tertulis alasanku menulis, adalah alasan aku melepaskan sebuah keresahan.
Itu saja.
Dadaaahhh....
;)

#akuyangberbohong
#haiiniaku
#senin,18maret2024

Hai ini akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang