BAB 26

229 30 0
                                    

Emma terus-menerus memutar ulang semua kejadian dua hari yang lalu di dalam benaknya. Semua yang terjadi di acara reuni kemarin benar-benar mengguncang dunianya. Pertemuan dengan semua orang dari masa lalunya, dan semua kebenaran yang terungkap di sana. Semua hal yang diyakini Emma, semua bayangan yang selama ini ada di dalam pikirannya, ternyata salah.

Kematian Mrs. Delia, dan kenyataan bahwa Carol adalah Kepala Sekolah Harlow yang baru, benar-benar membuat Emma merasa syok. Tapi semua perasaan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perasaannya mengetahui semua kebenaran tentang hidup Liam.

Liam adalah seorang dokter; Liam sudah berpisah dengan Amira; anak yang dikandung Amira ternyata bukan anak Liam. Sungguh sebuah plot twist kehidupan yang tidak pernah dibayangkan oleh Emma.

Emma mendesah pelan. Rasanya masih seperti mimpi bisa bertemu Liam lagi. Emma mengingat semuanya dengan jelas. Sosok Liam sebagai pria dewasa, tatapan canggung mereka sepanjang acara reuni, dansa waltz, percakapan di bar, dan... Ciuman itu.

"Itu bahkan bukan sebuah ciuman, demi Tuhan!" Emma memarahi diri sendiri. Itu hanyalah sebuah kecupan singkat di pipi. Namun entah sudah berapa kali ia termenung mengingat adegan itu sembari menyentuh pipinya yang dikecup Liam. Seperti yang sedang dilakukannya sekarang.

Emma mendesah lagi, merasa luar biasa lelah. Ia tidak bisa tidur di malam hari sejak pulang dari acara reuni itu. Sekarang ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali, padahal ada setumpuk pekerjaan yang harus dikerjakannya di hari Senin yang sibuk ini.

Bahkan Dessy, sekretaris para financial planner di perusahaannya, baru saja memberitahunya bahwa ada seorang klien baru untuknya, yang akan datang kira-kira lima belas menit lagi.

Seorang klien baru pasti bisa menjernihkan pikiran aku, Emma berharap dalam hati.

Emma sedang membereskan berkas-berkas di atas mejanya, ketika pintu ruangannya diketuk. Emma berdiri, sedikit merapikan rok dan rambutnya, lalu berjalan ke pintu untuk menyambut klien barunya itu.

Semua hal yang terjadi di acara reuni itu pasti membuatnya sedikit sinting, karena ketika ia membuka pintu ruangannya, wajah klien barunya terlihat seperti wajah pria yang mengacaukan pikirannya selama dua hari ini. Penampilan pria itu keren, dengan kemeja abu-abu yang bagian lengannya digulung sampai ke siku, celana jins biru, dan sepatu yang tampak mahal.

Emma memejamkan mata selama dua detik, lalu membukanya kembali. Klien barunya yang mirip Liam itu sekarang sedang tersenyum lebar kepadanya.

"Em, I'm your new client," kata sosok yang berdiri di hadapannya itu.

Emma membelalakkan mata. Klien barunya memang Liam!

***

Merah seksi atau pink lembut. Entah mana yang lebih sulit dihadapi Liam.

Hari ini sosok Emma mirip sosok gadis mungil yang selama ini diingatnya. Wanita itu mengenakan kacamata mungil di wajahnya dan rambutnya dikucir kuda. Rias wajahnya berwarna pink lembut dan dia mengenakan kemeja lengan panjang cantik berwarna pink pucat. Namun rok ketat selutut dan heels berwarna abu-abu mengingatkannya pada sosok baru Emma yang seksi.

Wanita itu masih secantik dua hari yang lalu, batin Liam terpesona.

"Liam?" tanya Emma terperangah.

"Apa kita akan berkonsultasi di depan pintu seperti ini?" Liam balas bertanya sambil tersenyum.

Emma segera tersadar. "No! I'm sorry, Liam," kata Emma buru-buru. "Please come in," ajaknya. Wanita itu bergeser untuk mempersilakannya masuk.

You're Still The One (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang