"Kamu tau darimana Yang?" tanya Zayn heran.

Seketika Adifa yang sedang mengingat-ingat sesuatu itu langsung menatap Zayn terkejut. Astaga dia kelepasan. Bagaimana bisa dia menjelaskan sesuatu yang diketahuinya dari novel dewasa saat ia membaca di aplikasi oranye kepada Zayn? Pastilah Zayn curiga, karena tidak ada pelajaran seperti ini di sekolah mereka.

"Aku... tau dari....," Adifa sama sekali tidak pandai berbohong atau mencari alasan. Akibatnya dia hanya meringis di depan Zayn. Wahai otak, kenapa dia tidak berfungsi di saat-saat seperti ini?

"Dari?" tanya Zayn lagi penasaran. Kenapa sekarang Adifa justru terlihat gugup?

Adifa yang tidak memiliki jalan keluar pun menghela napas. Ia akan memilih jujur saja. Terserah Zayn akan menganggapnya apa setelah ini.

"Jadi aku tu sering baca novel, nah di novel itu ada penjelasannya kayak yang tadi aku bilang," jawab Adifa akhirnya.

"Novel? Emang ada novel yang bahas tentang ginian?" tanya Zayn heran. Pasalnya yang ia tahu tentang novel adalah sesuatu yang menceritakan tentang kisah perjalanan penuh motivasi seperti Laskar Pelangi atau Sang Pemimpi contohnya.

"Ya adalah Zayn. Novel kan banyak genrenya," jawab Adifa mulai kikuk.

"Aku heran aja kenapa novelnya sampe bahas masalah suami mau buang dimana, ini kan termasuk hubungan intim," ujar Zayn menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mmm iya soalnya yang aku baca itu novel dewasa," jawab Adifa malu.

"Hah? Kamu baca novel dewasa?" tanya Zayn tak percaya.

"Ih udah ah. Nggak usah dibahas. Pokoknya aku tau aja," ujar Adifa yang memilih untuk beranjak karena malu kalau ditanyai lagi.

Namun pergerakan Adifa ditahan oleh Zayn yang menarik pelan tangannya. Membuat Adifa mau tidak mau terjatuh lagi di atas pangkuan suaminya.

"Jadi kamu suka baca novel dewasa?" tanya Zayn tersenyum kecil.

Adifa memilih tidak menjawab. Ia kan sudah bilang kepada Zayn, kenapa lelaki itu harus menanyakan lagi sih? Tidak tau apa kalau Adifa malu?

"Ternyata istri aku nakal juga ya? Pantes aja tadi keliatan ahli," ujar Zayn lagi membuat Adifa semakin malu. Ia benar-benar seperti kehilangan muka di depan Zayn saat ini.

"Ih udah deh. Malu tau nggak? Kamu pasti mikir aku cewek nggak bener sekarang kan?" protes Adifa yang sudah kehilangan muka.

"Loh kok gitu sih mikirnya?" tanya Zayn yang terkekeh.

"Itu kamu bilang aku nakal tadi. Udah deh lepasin, mau mandi," jawab Adifa yang sudah kehilangan mood.

"Nggak gitu Sayang, tunggu dengerin dulu dong," ujar Zayn mencoba membujuk istrinya. Ia mendekap Adifa sayang. Barulah saat Adifa mulai tenang ia kembali berbicara.

"Aku sama sekali nggak mikir aneh-aneh tentang kamu kok. Kalo kamu suka baca novel dewasa itu hak kamu, itu manusiawi kok. Aku juga bukannya nggak pernah nonton film porno. Itu manusiawi Sayang," ujar Zayn mencoba menjelaskan pada Adifa.

"Itu bukan hal yang cuma ada negatifnya. Buktinya sekarang kamu tau informasi yang bahkan nggak pernah aku tau sebelumnya. Coba aja kalo kamu nggak tau, bisa aja kan kandungan kamu kenapa-napa?" lanjut Zayn lagi.

Adifa pun terdiam mendengarkan ucapan Zayn. Ternyata suaminya ini benar-benar orang yang berpikiran positif. Bisa-bisanya dia berpikir seperti ini. Kalau itu temannya yang lain sudah pasti mereka akan men-judge-nya sebagai cewek nggak bener.

"Selagi kamu tau apa yang baik dan apa yang nggak baik, buat aku nggak ada masalah. Karena nggak munafik juga, dari situ kita bisa belajar hal-hal yang nggak pernah diajarkan sebelumnya ke kita. Asalkan kamu nggak pernah praktekin apa yang kamu baca ke sembarang orang berati kamu bisa nentuin hidup kamu dengan bijak," ujar Zayn lagi.

"Kamu beneran mikir gitu?" tanya Adifa pelan.

"Iyalah. Coba aja aku nggak pernah nonton porno sebelumnya, aku tau darimana cara berhubungan sama kamu? Sementara orang tua kita nggak mungkin ngajarin itu, apalagi guru di sekolah kan?" jawab Zayn yang membuat Adifa langsung tertawa.

"Kamu bar-bar banget mikirnya deh," ujar Adifa tertawa.

"Bukan bar-bar. Kita pake logika aja. Kalo kita bener-bener putih bersih nggak tau apa-apa, yang ada kita nggak bisa ngapa-ngapain. Semua yang kita lihat, baca, dan rasain itu harus bisa jadi pelajaran. Nah dari situ kita baru pake otak dan hati kita buat ngelola apa-apa aja yang harus kita lakuin dan nggak boleh kita lakuin. Itu baru namanya bijak dalam hidup," balas Zayn menjelaskan.

"Oke, suami aku emang lain dari yang lain. Cuma kamu satu-satunya orang yang pikirannya selalu positif yang aku temuin Zayn," ujar Adifa tulus.

"Oh ya? Padahal nggak juga," balas Zayn.

"Di bagian mananya?" tanya Adifa penasaran. Karena sejauh ini Zayn sangat positif dalam melakukan apapun.

"Kalo itu menyangkut kamu aku nggak bisa positif. Dalam hal kalo ada cowok di deket kamu, kalo kamu keluar sendirian, kalo kamu nggak ada di pandangan aku, kalo kamu marah sama aku," jawab Zayn tenang yang membuat senyum Adifa langsung mengembang.

"Itu sih kamunya aja yang bucin," ucap Adifa terkekeh.

"Iya, gimana dong ini? Aku udah bucin banget ke kamu," keluh Zayn yang justru membuat tawa Adifa semakin terlepas.

***

Sementara itu di rumah pak Gana, tepatnya di kamar Maharani, terlihat gadis itu sedang duduk di atas dipannya sambil melamun. Terlihat jarinya yang bekas tertusuk jarum masih dibiarkan saja. Sejak memutuskan pergi dari ruangan tempat ia menyaksikan kemesraan Adifa dan Zayn, gadis itu belum keluar sama sekali dari kamarnya. Untung saja ia tidak kembali mendengarkan suara-suara ambigu yang pernah ia dengar sebelumnya.

"Kang Zayn, kenapa harus dia?" gumam Maharani dengan setitik air mata yang keluar dan mengalir di pipinya.

Bayangannya kembali mengingat bagaimana Zayn pasrah saat Adifa mengganggu pekerjaannya. Bahkan saat wanita itu duduk di atas pangkuan Zayn dan mengacaukan segalanya. Apalagi saat menyaksikan langsung bagaimana Adifa mencium panas bibir Zayn seperti akan memakan bibir pria itu.

Hati Maharani begitu sakit mengingat hal itu. Kenapa setelah sekian lama akhirnya ia merasakan perasaan yang sering dibicarakan orang-orang, justru tidak seindah itu? Padahal saat melihat sosok Zayn benar-benar membuat jiwa Maharani bergetar. Tapi kenapa pria itu harus menikah dengan wanita munafik seperti Adifa? Wanita yang penampilan luarnya saja terkesan lembut, padahal di dalamnya sangat kasar.

"Kang Zayn, Rani harus apa untuk membuatmu melihat ke arahku?" gumam Maharani lagi masih dengan kesedihan yang dalam.

Dalam bayangannya, Maharani ingin merajut kisah bahagia bersama sosok pemuda yang berhasil merenggut hatinya. Ia ingin sekali bersatu bersama Zayn dan memiliki keluarga bahagia bersama.

"Kalau ada cinta yang Rani inginkan dan dambakan, itu hanya bersamamu Kang Zayn. Apa yang harus Rani lakukan?" lanjut Maharani masih dengan monolognya sendiri.

Berpikir mengenai apa yang harus dia lakukan, ingatan Maharani mengingat saat Zayn dengan pasrah mengikuti ciuman panas Adifa. Saat Zayn membiarkan Adifa menyentuh dan meraba-raba tubuhnya. Dan kembali saat Zayn mengeluarkan suara begitu gagah di dalam ruangan yang pernah didengarnya. Apa hal itu yang Zayn sukai? Apa hal itu yang harus Maharani lakukan?

Zayn adalah seorang pria gagah yang normal. Bukankah dia dan Adifa sama-sama wanita? Itu artinya apa yang dilakukan Adifa, ia juga bisa melakukannya. Memberikan kenikmatan untuk Zayn. Jika itu adalah cara yang bisa Maharani lakukan untuk bisa membuat Zayn melihat ke arahnya, maka ia akan melakukannya. Menjadi agresif seperti Adifa, Maharani akan melakukannya.

*
*
*

TBC

Gimana chapter ini??

Kalian suka atau justru greget pengen banting sesuatu? 😂

Kalo kalian greget banget penasaran sama kelanjutannya. Ayok VOTE nya dong pemirsa. Masa iya author harus koar-koar terus minta vote ke kalian padahal yg baca membludak.

😂😂 jadi pengen ketawa sendiri. Yaudahlah pokoknya yg minta double up syaratnya cuma satu. 500 votes. Nah kalo masalah author mau up dalam sminggu brapa kali itu trserah author ya, ngeliat respon pembaca gimana. Antusias atau diem diem aja 😂.

Ok. See you in the next chapter.

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now