14 || Rahasia dan Restu

Mulai dari awal
                                    

"Hari itu Aby mengantar Ishara pulang, tapi ketika sampai di sana tetangganya Ishara mengatakan bahwa Papanya masuk rumah sakit, lalu Aby mengantar Ishara lagi ke rumah sakit untuk menemui Papanya. Keadaan Papanya Ishara waktu itu sangat kritis dan ia merasakan waktu hidupnya sudah tidak lama lagi. Maka dari itu Papanya Ishara meminta sebuah permohonan, selama hidupnya dia belum pernah membahagiakan putrinya, jadi disaat terakhirnya ia mau melihat putrinya bahagia," Abyan meneteskan air mata saat mengingat kembali kejadian waktu itu.

"Pak Regan Leonard, Papanya Ishara cuma minta satu hal, satu hal saja...." suara Abyan sudah tercekat di kerongkongan, Ishara berusaha kuat menahan tangis, namun tetap saja gagal.

"Dia mau...." Abyan kembali membuang napas untuk menahan rasa yang begitu menyesakkan di dadanya. "Dia mau menjadi wali nikah yang terakhir kalinya untuk Ishara, putrinya."

Pecah sudah tangis Ishara kala itu juga, sementara semua orang yang melihatnya turut meneteskan air mata. "Di sana nggak ada orang lain, Ayah. Di sana nggak ada pria lain selain Aby, lalu siapa lagi yang bisa mewujudkan keinginan terakhir Papanya Ishara kalau bukan Aby?"

"Saat itu juga Aby menyuruh Mas Faizin dan Zafran datang secepatnya ke rumah sakit, Aby meminta mereka untuk menjadi saksi di pernikahan Aby. Waktu itu Aby nggak punya apa-apa, Aby cuman punya tabungan 150 juta yang Aby jadikan sebagai mahar Aby untuk Ishara. Aby minta maaf karena waktu itu Aby tidak sempat kabarin kalian, keadaan Papanya Ishara semakin memburuk, Aby tidak punya pilihan lain selain melangsungkan pernikahan ini...."

"Dan setelah akad nikah, Papanya Ishara meninggal. Dia menitipkan putrinya sama Aby."

Abyan memberanikan diri mendekati Ayah dan Bundanya, "Ayah, Bunda, Aby memang melakukan kesalahan besar karena sudah membuat keputusan tanpa sepengetahuan kalian, selama ini Aby dan Ishara bersembunyi dari kalian, tapi bukan berarti Aby sengaja ingin mempermainkan Ayah sama Bunda, tidak. Selama ini Aby dan Ishara diam itu karena kami sedang mempersiapkan diri sepenuhnya untuk mengatakan hal ini di depan kalian...."

"Dan Ayah sama Bunda harus tahu, Aby melakukan semua ini bukan hanya untuk mewujudkan keinginan terakhir Papanya Ishara, tapi semua itu didasari dari hati Aby sendiri, pertama karena Allah dan kedua karena Aby mencintai Ishara, itu sebabnya Aby membatalkan perjodohan ini, karena Aby mencintai Ishara, Aby sangat mencintai istri Aby."

Semua orang dibuat bungkam dengan penuturan Abyan.

Abyan menjatuhkan tubuhnya di kaki kedua orang tuanya, lelaki itu bersimpuh sambil menangis. "Ayah, Bunda, ini memang sudah terlambat, tapi bolehkah Aby minta satu hal sama kalian. Aby cuman mau minta restu dari kalian, tolong restui pernikahan Aby dan Ishara, Aby mohon...." rintih Abyan.

"Maaf Gus Malik, apa yang dikatakan Gus Byan tadi itu benar, kami saksinya. Mereka sudah menikah." sela Faizin ikut membantu.

"Iya, Gus. Maafkan kami juga karena selama ini kami diam dan tidak memberitahu kalian." tutur Zafran.

Ayah Malik dan Bunda Ayra kembali menatap putranya yang masih menangis di bawah kakinya. Ishara memberanikan diri dan bersimpuh seperti Abyan, Abyan menggenggam erat tangan istrinya dengan harapan mereka bisa mendapatkan seikat restu dari orang tuanya.

"A-Ayah, Bunda, maafin Isha, kalian jangan marahin Gus Byan, dia nggak salah, Isha yang salah. Gara-gara tolongin Isha, Gus Byan terpaksa harus menikahi Isha, jika Ayah sama Bunda tidak merestui pernikahan ini, baiklah Ishara akan pergi, Isha akan minta Gus Byan untuk cerain Isha."

HAZEL : Pemilik Mata Indah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang