Happy reading
__
•••
________________________
Dalam kegelapan, carilah cahaya yang menuntun,
Karena setiap kesulitan, ada kemudahan yang menunggu di depan.
_______________________
Pagi itu, langit biru terbentang luas di atas sekolah menengah harapan bangsa, sinar matahari yang hangat menerobos masuk ke celah-celah daun pohon rindang di area sekolah menciptakan pola cahaya yang bermain di halaman sekolah. Di tengah keramaian siswa yang berlalu lalang terdapat dua sosok remaja yang tanpa menonjol yaitu Arganata Caleva Pratama dan Nadira Zalova Lestari
Arga dengan rambutnya yang tergerai sempurna dan senyuman yang selalu siap meluncur dari bibirnya, berdiri dengan postur tubuh yang santai namun penuh percaya diri. Arga menggunakan seragam putih abu dengan khasnya, lengan tangan digulung dan dengan aroma yang maskulin.
***
Sementara itu, Lestari dengan seragam sekolahnya yang rapi dan buku catatan yang selalu setia dalam genggamannya. Berdiri beberapa langkah di belakang arga dengan wangi aroma tubuh mashmallow, matanya juga tak pernah lepas memperhatikan sosok pemuda itu.
Lestari sudah sejak SMP kelas VII mengagumi Arga, tetapi karena merasa tidak sepadan dengan Arga yang sangat populer dan kaya ia hanya berani memendam perasaannya sendiri. Arga memang idola di sekolah dengan wajah tampan, tubuh atletis dan sikap ramah yang membuat semua cewek klepek-klepek. Tidak aneh yang bisa menolak pesona Arga termasuk lestari.
Mereka berdua, sebelumnya memang pernah satu sekolah sejak mereka duduk di bangku SMP. Ya bisa dibilang Arga adalah cinta pertamanya lestari sampai saat ini masih menjadi pengisi hatinya itu. Lestari memang tidak populer seperti Arga, ia juga memiliki tubuh yang bagus dan ideal hanya saja pakaiannya yang membuat ia terlihat seperti biasa saja.
Arga bukanlah sosok yang baik seperti yang terlihat, ia adalah bad boy yang sering membuat onar di sekolah. Bersama dengan geng-nya yang terkenal nakal dan berandalan, siapapun yang berani menentang atau mengganggu Arga pasti akan mendapat balasan yang tidak enak. Arga tidak segan-segan mempermalukan, mengancam atau bahkan memukuli orang yang sedang mengusiknya.
Lestari selalu menciut dan ketakutan jika ia bertemu dengan Arga, takut menjadi korban target keisengan ataupun kekerasannya Arga. Ia berharap bahwa Arga tidak pernah menyadari keberadaannya apalagi perasaannya. Lestari tidak menyangka bagaimana bisa seorang Arga menjadi ketua OSIS padahal ia tidak memiliki kualifikasi atau prestasi apapun yang ia ketahui.
Tanpa ada yang mengetahui, ternyata Arga adalah anak dari pemilik sekolah harapan bangsa, pak Pratama adalah pemilik sekolah sekaligus memegang yayasan di tempat Arga sekolah. Arga bisa menjadi ketua OSIS karena ayahnya yang meminta kepada kepala sekolah tersebut.
*
**
Di Balik fasad Arga sebagai anak yang nakal, tersembunyi seorang pelajar yang selalu berada di puncak kelasnya. Tetapi, tingkah lakunya yang seringkali merepotkan guru-guru hanyalah teriakan dalam diam untuk menarik perhatian orang tuanya yang selalu tenggelam dalam pekerjaannya. Di rumah, Arga hanya ditemani kesunyian dan seorang pelayan yang ia sering memanggilnya dengan panggilan "bibi". Sejak dulu di bangku SMP ia sering ditinggal sendirian dan kini puncaknya pada saat ia SMA rasa kesepian itu semakin menggema mengisi ruang-ruang kosong hatinya.
Lestari, di sisi lain, adalah gambaran kelembutan dan kecantikan, wajahnya yang lugu menyembunyikan keberanian yang belum bisa ia ungkap. Rasa takut mengungkapkan isi hatinya berakar pada trauma masa lalu, di mana bayang-bayang bullying di SMP masih menghantuinya. Meski pendiam, Lestari adalah siswa yang berprestasi, dulu dikenal dengan gadis yang ceria dengan keluarga harmonis. Tetapi pengalaman pahit itu telah mengubahnya, membuatnya hanya terbuka pada sahabat dan keluarganya.
Tanpa sepengetahuan mereka, ayah Arga dan ayah Lestari telah berteman sejak lama bahkan sebelum keduanya menikah dan memiliki anak mereka berdua membuat perjanjian jika anak mereka berlawan jenis, maka suatu hari nanti akan dijodohkan.
Ketika matahari semakin tinggi di langit, kehidupan sekolah bergerak seperti biasa. Arga dan Lestari, masing-masing tenggelam dalam dunia mereka sendiri, berjalan di koridor yang sama namun dengan pikiran yang berbeda.
Arga, yang tampaknya tidak terganggu oleh kehadiran siapa pun, melangkah dengan kepastian yang hanya dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan kekuasaan.
Namun, dalam hatinya, ada keraguan yang menggelayuti pikirannya. Ia bertanya-tanya, apakah ada lebih dari sekadar popularitas dan ketampanan? Apakah ada yang melihatnya lebih dari sekadar anak pemilik sekolah?
***
Di sisi lain, Lestari berjalan dengan langkah yang ragu-ragu, buku catatannya erat di genggam, seolah-olah itu adalah jangkar yang menahannya dari badai emosi yang mengamuk di dalam dirinya.
Ia merindukan hari-hari ketika segalanya lebih sederhana, ketika senyum bisa dengan mudah terukir di wajahnya, dan ketika hatinya tidak dipenuhi oleh bayang-bayang Arga yang tak terjangkau.
Saat istirahat tiba, Arga dan Lestari duduk di bangku yang berseberangan di taman sekolah. Arga dikelilingi oleh teman-temannya, tertawa keras tanpa peduli. Sementara Lestari membuka buku catatannya dan mulai menggambar, garis demi garis, menciptakan dunia di mana dia bisa bebas.
Namun, takdir mempunyai rencana lain. Sebuah bola basket yang terlempar dengan liar menghampiri Lestari, menghancurkan ketenangan yang ia ciptakan.
Arga, yang mengejar bola itu, berhenti sejenak, matanya bertemu dengan mata Lestari. Untuk sesaat yang singkat, dunia mereka bertabrakan, dan dalam tatapan itu, ada pertanyaan yang tidak terucapkan dan jawaban yang belum ditemukan.
Di balik dinding-dinding Sekolah Menengah Harapan Bangsa, di antara barisan buku dan sudut-sudut kelas yang sunyi, tersembunyi rahasia yang belum terungkap. Arga dan Lestari, dua remaja yang takdirnya terjalin dalam misteri.
Akan segera menemukan bahwa kebenaran sering kali lebih asing daripada fiksi. Apa yang terjadi ketika masker yang kita kenakan mulai retak? Dan bagaimana jika satu-satunya orang yang bisa memahami kita adalah orang yang paling kita takuti?
**Bersiaplah, karena petualangan mereka baru saja dimulai...**
(✷‿✷)
gimana next ga ni?, boleh di komen yaaa!!
kita terbuka ko atas kritik dan sarannya🥰
yang suka boleh di vote and komen yaa
jangan lupa di follow untuk mengetahui cerita selanjutnya!!!
thank youuu semuanya🥰
(。♡‿♡。)
YOU ARE READING
ARGANATA
Teen FictionArga terjebak dalam kehidupan yang mencekam, apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupannya? Arga kehilangan masa mudanya, masa dimana semua anak remaja sedang menikmati masa masa SMA dengan senang, berbeda dengan ia harus berhadapan dengan pikiran...
