"Ikut gua." Galang berjalan ke arah halaman belakang.

Gilang mengehela nafasnya, dan menatap punggung Galang. Apakah ia akan ketahuan lagi?

"Sebentar ya sayang." Ucap Gilang

"Iyaa, sana." Balas aluna

Gilang mengangguk, lalu ia juga berjalan menuju halaman belakang disana sudah ada Galang yang menunggunya.

Aluna hanya menatap kepergian keduanya, Galang kembali menjadi pria yang dingin padanya. Itu yang aluna rasakan dari sikap Galang padanya.

"Apaa?"

Galang menoleh, membalikan badan nya menatap kembarannya yang berada di belakangnya. Ia berjalan mendekat.

"Lu balikan sama kaira?"

Deg

Bibirnya terbungkam, ia bingung apa yang harus ia katakan kepada Galang. Disisi lain ia juga belum siap untuk memberikan aluna pada kembarannya itu.

"Enggak, ngapain juga. Lagian kita udah buat perjanjian."

Galang mengangguk anggukan kepalanya, ia memajukan langkah nya kembali dan tepat di samping Gilang.

"Lu juga tau, aluna bakal gua ambil kalau lu masih jalin hubungan sama kaira." Bisik nya tepat di telinga Gilang.

Ia menepuk pundak Gilang, sebelum melangkah kan kakinya meninggalkan Gilang.

Gilang sendiri, ketakutan. Bagaimana jika selama ini terbongkar? Gilang hanya terdiam sambil menatap kebelakang.

"Galang pamit, pah, mah." Ucap Galang

Andika dan salsa yang sedang, menonton tv bersama. Menatap Galang yang berlari keluar rumah.

"Iya, hati - hati." Ucap mereka sebelum Galang meninggalkan rumah nya.

"Kak Galang mana, mah?" Tanya Grace

"Itu di luar, kenapa ema-"

Belum mendengarkan lanjutan ucapan mama nya, grace berlari keluar rumah menghampiri Galang.

Salsa menggeleng kan kepalanya, "anak itu."

Andika yang berada di sebelah, salsa tertawa kecil.

"Kak Galang."

Saat Galang ingin memakaikan helm pada kepalanya, namun ia melepasnya kembali.

Ia menatap, grace yang sedang kelelahan berlari. Dan menghampirinya.

"Apaa?" Tanya Galang

Grace mengatur nafasnya, "aku ikut yaa, anter aku kerumah temen aku."

"Bayar."

Grace memanyunkan bibirnya, "Ihh kak Galang, aku bilangin papa biarin ajaa."

Galang terkekeh, ia mencubit pipi grace juga mengusak rambut adiknya.

"Yaudah ayoo."

Grace tersenyum kembali, ia berjalan agar lebih dekat kepada Galang dan motornya. Lalu ia menaiki motor Galang.

"Udah?"

"Udah kok."

"Yaudah turun, kan udah katanya."

"Ihh, PAPAAA!!"

Galang tertawa, lalu ia melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah.

Aluna yang sedari tadi memperhatikan dari atas, tersenyum simpul. Galang benar - benar mempunyai hati yang lembut, bahkan grace bukan adik kandung nya pun, ia sangat dekat dengan Grace.

Sebenarnya itu yang aluna sukai dari diri Galang, sifat penyayang nya.

****

JANGAN LUPA VOTE NYA, YAAW!!!

REAL LOVEWhere stories live. Discover now