RL | 20

709 12 1
                                    

"kamu kemana aja si, aku kangen tau." Ucap kaira sambil mengerucutkan bibirnya.

Gilang terkekeh, ia mengelus rambut bergelombang kaira dengan lembut. Kaira lucu jika sedang cemberut.

"Maaf ya sayang, kamu kan tahu. Aku juga bagi waktu buat Aluna." Jawab Gilang

"Lagian, kamu juga kan ikut mama papa kamu ke luar kota, jadi paling kita kalau komunikasi lewat chat atau telfon doang."

"Iya juga si, aku kangen banget sama kamu." Balas Kaira

"Aku juga sayang."

Gilang tidak mengetahui, selama di luar kota tanpa ada Gilang. Kaira menjalin hubungan dengan pria disana.

Kaira sebenarnya bosan bersama Gilang, ia hanya menguras harta Gilang saja.

Perasaan nya kepada Gilang, tidak secinta dulu. Tinggal sedikit saja rasa cintanya terhadap Gilang.

Awalnya, kaira hanya ingin merusak hubungan Gilang dan Aluna saja. Namun ia terbawa perasaan dengan Gilang. Kini perasaan nya tidak sebanding dengan dulu.

Gilang selalu memberikan apa yang diinginkan nya.

Saat di luar kota, kaira bertemu dengan pria yang tidak sengaja ia temui di bar dan mereka bertukar nomor sampai pada akhirnya keduanya menjalani hubungan.

"Kamu gak mau putusin Aluna gitu?" Tanya kaira

Gilang menggelengkan kepalanya, "nunggu waktu yang tepat sayang, aku juga udah bosen sama Aluna. Aku cuma mau sama kamu."

Bohong, apa yang diucapkan Gilang itu bohong. Ia hanya ingin membuat kaira percaya bahwa ia hanya mencintai kaira.

Padahal Gilang lebih sangat mencintai Aluna, cinta nya kepada Aluna lebih besar di banding cintanya pada kaira. Namun Gilang tidak bisa meninggalkan keduanya.

"Okee deh."

"Maaf ya sayang."

"Iya, gapapa kok, kamu gak perlu minta maaf. Aku ngerti kamu."

Gilang tersenyum, beruntung kaira bisa mengerti.

Bohong padahal itu lang, percaya aja lu sama ulet bulu

———

"Aluna itu cantik ya Gal?"

Galang dan Alice sedang berada di cafe, mereka mampir sebentar untuk membeli minuman.

"Cantik lice, dia juga lembut orangnya, suka anak kecil. Orang tuanya gak pernah kasarin dia, tapi Gilang malah nyakitin perempuan secantik, selembut Aluna." Jawab Galang

Alice membulatkan matanya, "maksud lo? "

Galang menjelaskan, bagaimana hubungan Aluna dan Gilang sebenarnya.

Ia juga menjelaskan, bagaimana ia dengan Aluna bisa kenal dan bisa dekat, meski tidak sedekat dulu. Alice mendengarkan cerita yang di ucapkan oleh Galang, merasa iba. Apa yang kurang dari diri Aluna, padahal Aluna sangat cantik. Pikirnya.

"Kembaran lo bodoh banget."

Galang mengangguk, memang itu kenyataannya.

"Lusa, Aluna ulang tahun. Gua sama temennya, sama Gilang juga mau ngerayain. Lu ikut ya?"

"Mauu bangett, gua mau kenal lebih dekat sama Aluna."

Galang tersenyum, Alice memang gampang berbaur denga orang lain, tapi jika sesama jenis saja.

Jika bersama Lawan jenis, alice lebih cenderung diam. Karena Alice lebih memilih pria itu duluan yang memulai dari pada dirinya.

"Yaudah, ayo pulang. Gue masih kangen tante Sellia." Ucap Alice

"Iya, ayo!"

Galang dan Alice berjalan menuju kasir untuk membayar, setelah itu mereka melangkah meninggalkan cafe itu.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Galang dan Alice sudah sampai di rumah Sellia dan Daffa.

"Eh, anak - anak mama sudah pulang." Ucap Sellia.

Dengan suruhan Sellia, Alice duduk di samping Sellia. Dengan lembut tangan Sellia terulur untuk mengelus kepala Alice.

"Devan mana mah?" Tanya Galang

"Baru saja tadi, Devan keluar." Jawab Sellia

Galang mengangguk, "Steve sama Damian?"

"Mereka ada di kamar kamu."

Lagi - lagi Galang hanya mengangguk, dan ia berdiri. "Galang ke kamar mah."

"Iya sayang."

Sebelum berjalan ke kamar nya, Galang dengan jahil mengusak kepala Alice, dan berlari kecil menaiki tangga. Alice berdecak kesal, Galang itu sebenarnya sangat pendiam namun pria itu sangat jahil.

Sellia terkekeh, sudah seperti anak sendiri. Alice sangat dekat dengan Sellia, alice juga sudah menganggap Sellia sebagai ibu nya sendiri.

Alice dan Sellia kembali bercerita - cerita, alice juga menceritakan bahwa ia sudha bertemu Aluna.

————

"Gua pengen banget deket sama Aluna, keliatan nya dia susah ya buat deket sama orang lain." Ucap alice

Galang menoleh kepada Gadis yang ada tak jauh darinya, karena Galang sedang merokok. Galang tidak ingin asap nya mengenai Alice, ia menyuruh Alice untuk sedikit berjauhan.

Keduanya kini sedang berada di halaman belakang.

Galang mematikan putung rokoknya, lalu menghampiri alice yang sedang duduk di atas tikar.

"Tergantung Aluna nya sendiri."

Alice menghela nafasnya, sebenarnya ia tidak bisa berada disini. Namun ia tidak mempunyai teman perempuan.

Itu sebabnya alice ingin berteman dengan Aluna.

"Besok gua anter ke rumahnya." Ucap Galang

Alice mengangguk, ia tersenyum senang saat mendengar ucapan Galang.

"Udah masuk, angin nya gak bagus."

Galang dan Alice masuk ke dalam rumah kembali, karena tidak ingin terlalu lama di halaman belakang. Terlebih lagi udara nya semakin dingin.

Keduanya berjalan melangkah masuk, Alice masuk ke dalam kamar tamu. Sebenarnya bisa saja ia tidur di kamar Sabrina, namun Sellia memerintahkan Alice untuk tidur di kamar tamu saja.

Dan kamar itu dekat dengan kamar Sellia, alasan nya karena ingin alice bisa istirahat dengan nyaman.

Galang, pria itu juga masuk ke dalam kamarnya. Terdapat Damian dan Steve yang ada di kamar Galang.

REAL LOVEWhere stories live. Discover now