"Assalamu'alaikum Gus." ucap ustazah Amira dengan senyum malu-malu.

"Wassalamualaikum, ada apa ustadzah Mira?" sahut Zayyan bertanya.

"Em, anu i-ini saya buat kue untuk Gus." ucap ustadzah Amira dengan gugup sambil menyodorkan kotak bekal makan di tangannya.

Zayyan memandang kotak makan itu tanpa minat, ia menghela nafasnya lalu menerima kotak makan yang berisi kue itu dari tangan ustadzah Amira.

"Terima kasih. Tapi lain kali jangan memberikan kue lagi, karena saya kurang suka dengan makanan manis." ucap Zayyan dengan dingin.

"I-ya, Gus." sahut ustadzah Amira.

"Kalau tidak ada hal penting lagi saya pamit. Assalamu'alaikum." ucap Zayyan beranjak pergi meninggalkan ustadzah Amira tanpa mendengar balasan salamnya.

Tanpa keduanya sadari sendiri tadi interaksi mereka diperhatikan oleh tiga orang gadis yang bersembunyi di balik pohon mangga.

"Dih apaan sih tuh ustadzah Amira caper banget." bisik Alia.

Yang di angguki oleh Syifa dan Lily.

"Kasian gue sama Gus Zayyan, mukanya tadi kayak yang tertekan gitu pas nerima kotak kuenya." bisik Syifa.

"Lo semua pada tau kan tuh ustadzah Amira sering deketin Gus Zayyan semenjak, Gus pulang dari Turki." ucap Lily yang di angguki ketiganya.

"Gue nggak rido kalo semisalnya ustadzah Amira, jadi istrinya Gus Zayyan. Mendingan juga si Zahra." celetuk Alia.

"Hooh bener tuh, eh bentar." sahut Syifa.

"Si Zahra belum balik ya dari ndalem?" tanya Syifa membuat Alia dan Lily tersadar bahwa mereka hanya bertiga.

"Lah iya, tuh anak ngapain aja sih. Ko lama banget." ucap Lily.

"Nggak tau gue juga." timpal Syifa dan Alia.

"Iya udah cepetan kita ke madrasah, nanti kena marah sama ustadz Musa." ucap Alia yang di angguki keduanya.

Mereka pun beranjak dari tempat persembunyian mereka, menuju madrasah untuk mengikuti pelajaran.

***

"Baiklah pelajaran kali ini saya akhiri, assalamu'alaikum." ucap Zayyan mengakhiri mengajarnya hari ini.

"Wassalamualaikum, terima kasih Gus." ucap serempak para santri.

Zayyan mengangguk kemudian merapikan alat-alat mengajar nya dan keluar dari madrasah. Zayyan melirik jam yang melingkar di tangan yang menunjukkan pukul 10 pagi, kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju ndalem dengan buru-buru karena ingin bertemu dengan istri manisnya itu.

Sekitar 15 menit Zayyan sudah berada di ndalem, ia buru-buru memasuki ndalem tanpa mengucapkan salam dan melihat sekelilingnya.

Tanpa Zayyan sadari sepasang suami istri tengah menatapnya tidak habis pikir, kedua suami istri itu menggelengkan kepala mereka melihat tingkah putranya.

"Wassalamualaikum." ucap keduanya pelan.

"Anak mu tuh Mas," ucap Sinta sambil menepuk bahu Azhar.

"Anakmu juga Sinta." sahut Azhar sambil menarik hidung istrinya.

Kembali ke Zayyan ini ia sudah sampai di depan pintu kamarnya, tidak berlama-lama ia langsung masuk ke dalam kamar tidak lupa mengucapkan salam.

Cklek..

Pintu kamar di buka oleh Zayyan, saat membuka pintu kamar pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah istrinya yang tengah membaca Al-Quran. Senyum tips tercetak jelas di wajah tampannya.

DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REVISI ]Where stories live. Discover now