Ochiru Namida

3 1 0
                                    

Senin sore, Chika masih menatap ponselnya bingung dari satu chat ke chat yang lain. Meminta pertolongan ke berbagai orang namun tak kunjung menemukan jawab yang diharap. Hingga akhirnya ia beralih pada sosial media lain. Rehat―begitulah yang ia pikirkan.

Membuka story dari salah satu lokal idol kesukaannya―idol dengan logo biru muda. Tampaknya habis ada festival baru di Bandung. Festival yang cukup besar mengingat idol lokal dari provinsi lain pun turut serta dalam acara itu.

"Senangnya," gumam Chika sambil memutar story itu satu per satu. Cukup banyak sampai hampir membentuk titik-titik. Hingga, sebuah intro yang tidak asing namun baru terputar. Lagu baru?

Chika ingat kalau pengumuman perihal single baru sudah keluar kemarin. Tinggal 2 hari lagi sebelum rilis. Namun ini berbeda. Tampaknya salah satu tracklist dari album yang akan menyusul rilis seperti yang pernah diumumkan.

Tipikal lagu yang menyenangkan dan penuh semangat namun nyatanya lebih sedih dari yang diduga. Memang alirannya ke arah pop jepang. Jadi ini sangat familiar bagi Chika. Namun, ia tidak pernah bosan.

Terlebih bunyi xilofon yang tersembunyi di balik ketukan drum yang kencang, lantas harmonika yang turut berpadu bersama dengan alat musik lainnya. Sungguh menyenangkan dan menyedihkan di saat yang bersamaan. Belakangan ini, perkembangan chika idol di negeri ini semakin maju. Tidak, Chika bukan suka karena istilah itu punya sebutan yang sama dengannya. Itu kebetulan.

Sungguh, Chika sendiri tak pernah menduga akan menikmati kultur idol lokal dan fansnya sejauh ini. Ia tak pernah menyangka sebelumnya. Idol yang tak sengaja ia temui di penghujung masa SMA-nya. Lantas tiba-tiba menghilang dan seolah tak akan kembali. Namun suatu hari, mereka kembali muncul memberi kejutan akan kelanjutan kisahnya.

Sama seperti yang Chika harapkan dari seseorang. Namun, karena bukan sesuatu yang bisa ia perjuangkan begitu saja. Chika tidak bisa melakukannya. Bahkan meski ia bisa melakukan sepenuh hati saat menyukai sesuatu. Tapi jika itu berkaitan dengan hubungannya dengan seseorang, itu terasa berat.

Hubungan antara manusia terlalu rumit. Harap dan ekspetasi yang terus terbang tinggi tanpa batasan itu hanya akan membuatnya terluka. Oleh karena itu, lebih baik tidak menerbangkannya sejak awal. Meski rasanya itu keliru. Sebab, ia tak akan pernah bisa menjangkau langit biru jika jendela yang ada di hadapannya selalu tertutup.

Kumohon janganlah pernah lepaskan
Ikatan yang pernah ada

Liriknya dalam video itu terdengar tidak terlalu jelas, teredam oleh suara orang-orang yang menyaksikan namun entah kenapa Chika bisa mendengarnya. Melemparnya pada seseorang.

Meski seharusnya tidaklah begini. Chika yakin akan hal itu. Perasaan macam apa yang masih ada setelah 7 tahun berlalu dua orang tak berjumpa dan bicara? Chika yakin kalau itu hanya obsesinya belaka. Sungguh menyakitkan. Kalau bisa Chika tak mau mengakui perasaan itu. Sebab, Chika tau perasaan seperti itu bisa hilang kapanpun juga.

Meski kebetulan yang terus berulang pernah mengikat ia dan orang itu. Tapi benang yang pernah tak sengaja berjumpa itu bisa tertarik ke arah lain lantas menjauh begitu saja. Dan benar, itu yang terjadi selama ini.

Jalan yang tak lagi sama. Atau jalan yang dengan egoisnya Chika anggap sama. Tapi nyatanya, hanya jalan lurus yang berakhir dengan persimpangan. Memisahkan mereka ke tempat yang jauh satu sama lain.

Hingga ...

Kuingin selalu berada di sampingmu~
(Twenty Nine Teens - Ikigai)

Lirik yang menjadi penutup itu membuat air mata Chika tiba-tiba jatuh.

***

Bogor, 26 Februari 2024

Kimiiro Palette - NPC 29 Daily Writing Challenge 2024Where stories live. Discover now