Like a Chocomint

7 3 1
                                    

Rendy Aksara terdiam sejenak begitu ia berdiri di depan sebuah lemari es besar berisi es krim aneka rasa yang berasal dari Jepang. Sementara pikirannya melayang pada salah satu teman sekelasnya saat SMA dulu―Helen Prismananda.

Apa kabar anak itu? pikirnya dalam hati sambil diam-diam tersenyum. Sebab, kalau mengingat gadis itu, es krim satu ini jelas menjadi bagian dari hidupnya―apa yang ia sukai, akan terlihat sangat jelas. Benar-benar tipikal manusia yang tidak bakat berbohong karena bahasa tubuhnya selalu memunculkan aura sesuatu yang ia sukai tanpa terkecuali. Rendy sendiri yakin kalau Helen pasti sudah datang ke tempat ini berulang kali.

Kini, ia mengambil es krim tersebut mengingat kalau Len ada di sini. Pastilah rasa itu yang akan ia rekomendasikan. Sepertinya juga tidak akan terlalu buruk. Hal yang disarankan gadis itu selalu membuatnya takjub. Ya, sebagian dari dirinya adalah keajaiban yang cukup membuatnya takjub.

Tanpa berbasa basi, Rendy berjalan ke arah kasir sambil menyeret barang bawaannya yang cukup banyak. Membayar di kasir yang tanpa antrean sebentar, lantas duduk sejenak di bangku terdekat gerai es krim tersebut.

Sementara tangannya membuka es krim tersebut, matanya masih memandangi deretan lemari es, bergeser hingga menemukan sosok orang yang sedang mengantre di kasir. Wajah depannya tak terlihat, namun es krim di tangannya sama dengan miliknya saat ini.

Lantas, bersamaan dengan es yang masuk ke dalam mulutnya. Matanya bertemu dengan sosok yang baru berbalik dari kasir itu. Kemudian, kata yang pernah terucap hari dahulu seketika kembali melintas dalam benaknya.

Minuman sama orangnya sama aja.

***

Bogor, 9 Februari 2024

Kimiiro Palette - NPC 29 Daily Writing Challenge 2024Where stories live. Discover now