14

4.1K 271 9
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.







Sabrina melihat jam di ponselnya. Kemudian ia melirik ketiga cewek yang masih asyik mengobrol.

"Kak Novi sama Kak Bianca gak pulang? Udah malam padahal." Tanyanya sedikit menyindir.

Bianca menoleh kearahnya. "Kita mau nginep. Ada masalah buat lo?" Balasnya dengan sedikit sinis.

"Atau kita perlu izin dulu dari lo?" Novi tersenyum congkak kearahnya.

"Iya. Harusnya Kak Ara bilang dulu sama Mama." Ungkap Sabrina menatap Ara.

Ara teringat sesuatu. "Ohh, lo aja yang bilang sama emak lo." Balasnya acuh.

"Lah ini kan rumahnya dia. Suka-suka Ara dong dia mau bawa siapa ke rumahnya. Kenapa lo yang repot?" Cerocos Bianca sedikit ngegas. Ia memang sangat tidak menyukai Sabrina. Karena menurutnya cewek itu bermuka dua.

"Tapi Papa Anton bilang kalo semua urusan rumah Mama Sabrina yang pegang. Jadi harusnya kalian izin dulu kalo mau nginep di sini." Sabrina membalas dengan tatapan meremehkan kearah Binaca.

Bianca mendengus sinis.

Ara mengepalkan sebelah tangannya. Bahkan sekarang Sabrina sudah mulai berani menyebut Anton dengan sebutan 'papa'

"Jadi lo dan emak lo mau berlagak jadi nyonya di rumah ini." Sinis Novi menimpali.

Sabrina hanya tersenyum lebar.

"Gak tahu malu." Sindir Bianca.

"Suruh tuh bocah keluar dari kamar lo, Ra. Enek gue lama-lama liatnya." Perintahnya dengan wajah kesal.

Ara menurut. Ia tidak ingin di buat emosi dengan ucapan-ucapan Sabrina nantinya. Cukup dengan sebutan 'Papa' dari mulut cewek itu sudah membuat Ara naik darah.

Sudah sejauh itu rupanya.

"Lo bisa keluar dari kamar gue. Kita gak mau di ganggu." Usir Ara.

Sabrina mendengus jengkel. "Gue juga gak sudi lama-lama di sini."

Lihat. Tadi saja cewek itu datang dengan wajah sok polosnya. Sekarang ia pergi dengan tak sopannya. Bahkan ia menutup pintu Ara dari luar dengan sedikit keras.

"Kapan lo bisa usir tuh Sabrinanjing dari rumah lo."

"Secepatnya. "

Ara sudah menyusun rencana dengan rapi di kepalanya. Ia hanya membutuhkan waktu yang tepat agar semuanya sesuai. Ia tidak ingin terburu-buru seperti di kehidupan nya yang pertama yang berakhir selalu ia yang di salahkan. Kali ini tentu akan berbeda.



🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣





"Kak Ara mau pergi." Bawa saja Ara, Novi dan Bianca menampakan kakinya di ruang tamu. Mereka sudah di sambut orang suara Sabrina disana.

"Kakak mau jalan-jalan ya sama temen-temen kakak?" Lagi suara Sabrina berucap.

"Sabrina boleh ikut?"

Kali ini Ara langsung menatap Sabrina dengan mata menyipit. Gadis itu caper sekali.

"Sorry, lo gak bisa ikut." Balas Bianca. Ia tidak akan memberikan cewek muka dua itu merusak acara weekend mereka.

"Yah, padahal Sabrina mau juga main bareng sama Kak Ara." Bahu Sabrina merosot kebawah. Wajah nya nampak sedih.

Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang