01

7.5K 416 8
                                    



Happy Reading!!!


🦋🦋🦋🦋🦋


"Bunda!!! Hah ... hah ... "

Kelompok mata gadis cantik itu terbuka sempurna. Melihat atap rumah berwarna biru yang sangat ia hafal. Ini atap kamarnya. Walau samar tapi Ara sangat yakin.

"N-nona, nona sudah sadar. Syukurlah," wanita dengan seragam pelayan datang dengan wajah penuh kelegaan.

"Bi Ratna?" Gumam Ara.

"Iya, nona. Anda butuh sesuatu?" Tanya wanita itu sopan

"A-ara kenapa, Bi? Bukannya Ara sudah meninggal?" Ara bertanya penuh keheranan. Ara ingat jika ia terjatuh dari jurang yang begitu dalam. Tentu nyawanya tidak akan selamat.

"Non Ara pingsan setelah tenggelam dua hari yang lalu di sekolah." Jelas Ratna.

Ara seketika terduduk. Matanya terpejam sesaat. Ara sangat yakin jika ia terjatuh dari jurang dan meninggal. Tapi kenapa Ratna mengatakan yang sebaliknya?

Lalu apa maksud dari yang ia alami selama ini? Apa itu mimpi? Tapi semua itu sangat nyata, bahkan Ara bisa merasakan dengan jelas ketika tubuhnya terhempas ke dasar jurang.

"Jadi gue masih hidup?" Gumam Ara pelan.

"Non, baik-baik saja?" Tanya Ratna khawatir. Wanita paruh baya itu saksi bagaimana menyedihkan hidup nona nya selama ini. Ratna merasa sangat prihatin. Bahkan selama dua hari ini nonanya pingsan tidak ada satupun anggota keluarganya yang menjenguk. Atau bahkan sekedar menanyakan keadaan gadis itu pun tidak pernah. Miris sekali.

Mereka malah sibuk di rumah sakit mengurusi sepupu Ara yang juga mengalami hal yang sama.

"Bisa tinggalkan Ara sendiri?" Pinta Ara. Sungguh Ara belum bisa mencerna apa yang terjadi saat ini.

"Baik, jika nona butuh sesuatu tinggal panggil Bibi. Bibi permisi dulu." Ratna pamit undur diri. Meninggalkan Ara yang masih terdiam di atas kasur.

Ara langsung saja mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Melihat tanggal yang tertera di sana. 16 Mei 2023. Bukan kah itu dua hari setelah kejadian di mana dirinya tenggelam di sekolah?

Berarti benar apa yang di ucapkan oleh Bi Ratna tadi.

Apa-apaan ini? Apa ia hidup kembali ketiga bulan sebelum kematiannya?  Bagaimana bisa?

"Kenapa? Padahal gue berharap mati aja!" Tangan Ara mencengkeram selimut dengan kuat.

Kilas balik ingatan yang menyakitkan itu terlintas di kepalanya. Kejadian di mana dengan kejamnya, Sabrina mendorongnya ke dalam jurang. Hingga kemudian dia di pertemukan dengan sang Bunda.

"B-bunda ..."

Ara menggeleng pelan. Ia tidak ingin menangis. Ara sangat ingat jelas pesan Bundanya. Ia harus hidup bahagia. Benar, Ara tidak mau lagi terus seperti ini. Ia harus berubah.

Ara tidak ingin mati sia-sia. Ia ingin mengubah akhir tragisnya dulu.

Mungkin Tuhan memberinya kesempatan kedua agar ia bisa hidup bahagia dan membalas semua orang yang sudah menyakiti nya.

Queen ArabellaWhere stories live. Discover now