09

5K 329 7
                                    

.
.
.
.
.
.


Happy Reading...








Ara tersentak, tangisan gadis itu terhenti walau masih menyisakan isak lemah di bibirnya. Ara mendongak dengan wajah yang basah karena air mata. Mata gadis itu memerah.

Erlangga balas menatap nya. Keduanya saling bertatapan sampai Ara sadar jika dirinya sedang berada dalam pelukan pemuda itu.

Ara mengusap wajahnya. Menghela nafas pelan. Orang-orang berkomentar jika keduanya mungkin adalah pasangan kekasih yang sedang bertengkar.

Ara menatap sekeliling. Ia jadi malu.

"Kita pergi." Erlangga menarik tangan Ara meninggalkan kerumunan.

Ara tidak menoleh justru ia menutupi wajahnya dengan sebelah tangan karena terlalu malu.

Semua barang belanjaan miliknya di bawa Erlangga di tangan kirinya. Erlangga membawanya ke toilet.

"Masuk. Basuh wajah lo." Perintahnya.

Ara menurut. Ia membasuh wajahnya yang sembab di wastafel. Setelah selesai ia keluar dan mendapati Erlangga sedang menunggu nya.

Erlangga kembali menarik Ara. Membawanya ke sebuah cafe.

Keduanya duduk di meja dekat jendela. Erlangga memesankan sebuah minuman untuknya dan juga Ara.

Hening. Keduanya sama-sama diam. Ara yang sibuk dengan pikirannya. Sedangkan Erlangga sibuk memandangi Ara sejak tadi.

Erlangga memilih diam tidak ingin bertanya perihal kenapa gadis itu menangis. Dirinya terlalu gengsi. Dan ia berpikir jika itu bukan urusannya.

Lama keduanya terdiam. Hingga Ara mulai merasa bosan dengan kebisuan mereka.

Ara berdehem pelan. "Kenapa lo bisa ada disini?"

"Nggak boleh gue disini?" Tanya balik Erlangga dengan datar.

"Terserah lo." Ara malas berdebat. Gadis itu memilih meminum jus stroberi yang di pesankan Erlangga.

"Kalo udah selesai. Gue mau ajak lo ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Nanti lo juga tahu."

Ara menghabiskan minumannya. Kemudian menatap Erlangga.

"Ayo," Cowok itu berdiri dari duduk nya. Masih dengan tangan yang membawa semua belanjaan Ara.

Terhitung ada enam kantong belanjaan yang Erlangga bawa.

"Sini, biar gue bantu." Ara mengambil dua kantong kecil dari tangan Erlangga.

Keduanya berjalan keluar cafe setelah Erlangga membawanya minuman mereka.

Setelah berjalan menaiki eskalator menuju lantai teratasi di mall tersebut. Sampai keduanya tiba di tempat timezone game yang begitu ramai.

Queen ArabellaWhere stories live. Discover now