11

4.8K 272 8
                                    

Happy Reading....




.
.
.
.
.




Sedari tadi gadis itu terus melamun di kursinya. Gadis itu bahkan tak mendengar sama sekali guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan sana. Ara nampak tak bersemangat sama sekali. Gadis itu melirik jam tangan miliknya. Perkiraan sekarang Papa nya sudah berada perjalanan menuju kota Semarang.

Setelah pembicaraan pagi tadi. Membuat Ara terus memutar otak untuk menyusun rencananya. Ara ingat semua apa yang terjadi dulu. Memori nya merekam dengan jelas sesuatu hal yang membuatnya trauma.

"Woy, ngelamun aja lo. Kesambet baru tahu rasa lo!" Tepukan keras di bahunya membuat Ara berjengit pelan.

"Anjing! Kaget gue." Kesel cewek itu.

Novi yang menjadi pelaku hanya menyengir tanpa dosa. "Lagian lo ngelamun aja dari tadi. Bel istirahat dah bunyi tuh. Kantin yuk!" Ajak Novi menarik tangan Ara.

"Pelan-pelan dong!" Cibir Ara pada menarik tangannya tanpa sabaran.

"Baru satu menit bel bunyi, ribut banget lo jadi orang. Santai dikit napa. Masih banyak waktu ini." Sahut Bianca yang melihat tingkah Novi.

"Gak ada nyantai-nyantai, nanti keburu bakso mang dudung habis." Cerocos Novi yang terus menarik kedua temannya itu.

"Iya deh iya, dasar pencinta bakso." Sindir Bianca.

"Lo juga sama kali!' Sahut Novi ngegas.

Ketiganya berjalan sampai kantin. Kemudian mereka mencari tempat duduk kosong.

"Kalian pesan bakso juga kan? Lo juga, Ra?" Tanya Novi. Ara hanya mengangguk saja.

"Punya gue jangan lupa toge nya di banyakin ya!" Pesan Binaca.

"Iya-iya gue gak bakal lupa juga." Setelah itu Novi langsung melesat pergi menuju stan bakso yang menjadi langganan murid SMA Garuda.

"Lo dari tadi diam mulu perasaan. Ada masalah? Masalah kak Erlangga sama Sabrinanjing lagi?" Tanya Bianca melirik Ara. Biasanya cewek itu cerewet sekali.

Ara mendengus. "Gak ada hubungannya sama mereka berdua. Gue gapapa. Cuman lagi gak mood aja."

"Yakin? Nanti lo bisa tiba-tiba tantrum gak tahu tempat soalnya. Kalo lo ngereong di sini bisa berabe." Celetuk Bianca.

Ara tertawa pelan dengan ucapan Bianca. Tak merasa tersinggung sama sekali dengan ucapan Bianca. Dulu memang ia pembuat onar tak salah jika julukannya adalah Queen Bullying. Hampir setiap hari kerjaannya selalu merundung orang apalagi kalau menyangkut perihal Erlangga.

Ara merasa harus menyingkirkan setiap cewek yang berani mendekati Erlangga.

"Gak bakal. Gue udah gak mau kayak dulu lagi."

Bianca mengangguk setuju. Melihat perubahan Ara selama beberapa hari ini membuat cewek itu yakin jika Ara memang sudah berubah. Apalagi selama beberapa hari ini Ara tak berusaha menghampiri Erlangga seperti biasanya atau dengan iseng merundung orang sesuka hatinya.

"Gue percaya." Kata Bianca. Ara tersenyum tipis.

"Bakso pesanan tiba." Suara teriakan Novi mengundang beberapa pasang mata menatap ke arah meja mereka.

"Ck, malu-maluin lo!" Dengus Bianca.

"Enjoy aja bestie. Inget lo punya temen yang lebih malu-maluin." Balas Novi sedikit melirik Ara.

Tanpa bisa si cegah Ara tertawa kencang hingga mengundang perhatian hampir seluruh orang. Tawa merdu cewek itu membuat beberapa orang terpana. Karena baru kali ini mereka melihat sang Ratu Bullying tertawa selepas itu.

Queen ArabellaWhere stories live. Discover now