Ulang Tahun Salman

22 9 0
                                    

Pagi ini seperti biasa, Salman yang sudah berangkat kerja ke toko setelah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang istri. begitupun Alua, dia tak ingin harinya di isi oleh rebahan saja. meski usia kandungannya hampir menginjak sembilan bulan, tapi ia pantang untuk bersantai saja. gadis dengan hijab bergo berwarna khaki itu pun memutuskan untuk menyiram tanaman dan membersihkan rumahnya. namun dirinya hanya melakukan kegiatan yang sederhana alias tidak terlalu berat untuk seorang ibu hamil.

Melihat sahabatnya yang tengah produktif melakukan kegiatan di pagi hari, Fatimah yang tak sengaja lewat di depan rumah Salman pun menghampiri Alua. ia tampak seperti ingin mengunjungi suatu tempat dengan dompet serta keranjang hijau di tangannya.

"Assalamu'alaikum Alia!" salam Fatimah membuat Alua sontak menoleh ke arah gadis itu.

"Wa'alaikumussalam Fatim!" jawab Alua dengan senyum tipisnya.

"Maaf ya aku gak sempat ke rumah kamu kemaren, soalnya lagi sibuk bantuin ibu bikin kue pesanan orang-orang," ucap Fatim to the point menyampaikan alasannya tak menjenguk sang sahabat padahal ia sudah berjanji untuk berkunjung.

"Ah iya! gak apa-apa kok. aku juga lupa kalo kamu ada janji mau ke rumah hehe," ucap Alua sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emm ngomong-ngomong kamu mau kemana?" tanya Alua pada Fatim.

"Aku mau ke pasar belanja bahan masakan, sekalian tadi ibu nitip beberapa bahan untuk buat kue," jawab Fatim sembari menunjukkan tas keranjang nya pada Alua.

"Ouh! bentar. ibu kamu jago bikin kue ya?" tanya Alua berusaha memastikan dirinya tak salah dengar.

"Iya ibu aku bisa bikin kue. kue kering, kue tart, dan kue-kue lainnya, Al!" ucap Fatim.

"Ah, aku baru inget kalo besok mas Salman ulang tahun," ujarnya dengan cengiran di wajahnya.

"Wah, tau dari mana?" tanya Fatim yang mampu membuat Alua merasa kebingungan.

"Eee, ya tau lah kan aku istrinya." Ucapan Alua menyadarkan Fatim dari pertanyaan aneh yang baru saja ia lontarkan. dirinya pun menepuk jidatnya pelan.

"Iya ya, maaf lupa haha. maklum banyak orderan kue yang masuk sampek lupa sama hal kecil kek gini," ujar Fatim merutuki kebodohannya sendiri.

"Aiss, bisa aja kamu mah," ucap Alua ikut terkekeh melihat tingkah absurd sahabat Alia itu.

"Ya udah kamu mau pesen ke aku kah kuenya? atau kamu mau ikut buat kue juga bareng aku sama ibu?" tanya Fatim.

Sepertinya itu ide yang brilian menurut Alua, sesekali membuat surprise untuk laki-laki yang kini menjadi suaminya tanpa menikah itu tidak papa kan.

Alua pun mengangguk lalu berkata "Besok pagi ya aku ke rumah kamu buat bikin kue nya." Fatim pun setuju dan melanjutkan tujuannya ke pasar.

"Aku pamit dulu ya, Al?" tanya Fatim.

"Iya, hati-hati ya!" ucap Alua.

"Assalamu'alaikum, dadahh!"

"Wa'alaikumussalam, dahh!"

Kini Alua menghela nafas panjang, tak sabar ingin menyiapkan kejutan yang indah untuk suaminya. meski hubungan mereka terjadi dengan tiba-tiba dan tanpa ikatan yang jelas, namun Alua bodoamat. toh, dia berada di tubuh seorang perempuan yang sudah menikah dan hamil calon anak pertama mereka, tidak mungkin jika Alua menolak Salman sebagai suami serta menggugurkan kandungan hanya karena transmigrasi yang di alami dirinya dan Alia.

Saat ini gadis itu tengah duduk di sofa ruang tamu nya, menatap ke depan dengan tatapan kosong karena tengah melamun. memikirkan masa depan dan juga orang-orang di sekitarnya. bingung bagaimana cara menyelesaikan semua masalah ini, bagaimana juga cara agar dia dapat menemukan para pelaku dengan cepat.

TRANSMIGRATION OF TWINSWhere stories live. Discover now