Fatimah

43 22 0
                                    

Selesai urusan dengan Mayang, kini Alua berniat untuk pergi ke pasar. meski tak tahu arahnya dimana ia tetap nekat hanya dengan modal niat dan uang di dompet yang kini dirinya genggam bersamaan dengan handphone milik Salman. ia sengaja meminjam ponsel itu dengan alasan takut si kurir paket pesanannya itu mau datang, padahal estimasi tiba barang itu masih sehari lagi alias besok.

"Neng Alia mau kemana?" tanya seseorang yang tengah melayani para pembeli di warungnya.

Alua yang bingung karena merasa tidak kenal dengan orang itu, kini dirinya melangkah mendekati warung pecel lele yang tengah ramai di serbu pembeli karena katanya disitulah pecel lele terenak.

"Bang namanya siapa? kok tau nama saya?" tanya Alua membuat pemilik warung itu merasa kenapa perempuan di depannya ini bisa lupa padanya.

"Aishh neng ini masa iya lupa sama mang jupri pemilik warung pecel lele terenak di sini" ujarnya dengan berlagak bak seorang bos besar.

"Ohh!"

"Nya atuh! neng geulis mau kemana emang? kok sendirian, biasanya di temenin sama a'a Salman atau gk si Fatimah" tanya mang jupri pada Alua yang kini sudah duduk di depan warung karena kelelahan menanggung beban berat di punggungnya.

"Ahhh! itu si mas Salman lagi kerja jadinya mo ke pasar sendiri" jawab Alua sambil mengelus perut berisi bayi itu dengan pelan nan lembut.

"Owalahh iya ya kan buat modal lahiran adek bayi ini" ujar mang jupri dengan menunjuk perut besar Alua sembari memberikan cengiran khas bapak-bapak.

"Fatimah itu siapa mang?" tanya Alua

"Ohh, itu kan sahabat neng Alia dari kecil dulu, neng Alia kok bisa lupa sih sama kita-kita?" tanya mang jupri, sedangkan Alua menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ehehe iya mang soalnya saya mengalami amnesia." ucapnya karena tidak mungkin jika ia memberitahukan tentang transmigrasi jiwa yang di alami nya, bisa-bisa semua orang di sana merasa bingung, tohh juga susah di jelaskan pikir Alua.

"Owalahhh, semoga ingatan neng Alia cepat balik ya"

"Aamiinn"

"Neng gak lanjut ke pasarnya? mau makan di warung mamang kah?" tanya mang jupri dan di balas anggukan semangat oleh Alua.

"Boleh deh mang, lagian saya gak tau jalan ke arah pasar, mau ngojek takut uangnya gak cukup." ujar Alua

"Ya udah mamang bikinin pecel lele nya dulu ya."

"Iya yang pedes banget pokoknya mang sama es teh." teriak Alua karena mang jupri sudah mulai masuk ke dalam warung, namun kembali karena pesanan Alua sangat tidak baik untuk kehamilannya.

"Mana boleh orang hamil makan pedes-pedes atuh neng, entar mata dede nya sakit atuh" ujar mang jupri membuat Alua mengernyitkan dahinya.

"Lah! kan pecel lele itu pake sambel mang makanya aku minta sambelnya yang pedes banget sama es teh sekalian." hadeuhh gini nih kalau seorang gadis transmigrasi di tubuh seorang ibu muda pasti belum tahu banyak tentang pantangan makanan yang tidak boleh dimakan oleh ibu hamil.

"Gak bisa neng, mamang gak berani bikin yang pedes banget gitu, bisanya sambelnya dikit aja, ini juga demi kebaikan anak neng Alia." ujar mang jupri dan di balas anggukan pelan oleh Alua.

Tidak sampai lima menit mang jupri sudah hadir dengan membawa seporsi pecel lele dan satu es teh sesuai dengan pesanan Alua. kini gadis itu siap menyantap makanan lezat di hadapannya dengan lahap.

"Eummhh, enak banget sumpah." ujar Alua dengan mulut penuh makanan.

"Makan dulu neng, gak baik makan sambil ngomong dan jangan lupa do'anya sebelum makan" ujar seseorang yang juga menjadi pembeli di warung itu, dan Alua hanya mengangguk saja sembari menghabiskan pecel lele dan es teh itu dengan sangat lahap seperti orang tidak makan dua hari saja.

Setengah jam sudah Alua duduk di warung mang jupri karena perutnya merasa kekenyangan. dan ketika berniat untuk berdiri ia melihat seorang perempuan yang penampilan nya sama dengannya.

"Assalamu'alaikum! Alia? ya allah sudah pulang dari rumah sakit Al?" ucap perempuan bernama Fatimah.

"Wa'alaikumussalam! iya aku udah pulang, kamu siapa?" tanyanya sambil berusaha berdiri dari kursi duduknya.

"Ak-" belum sempat Fatimah menjawab sudah di potong oleh mang jupri yang kini keluar dari dalam warungnya dan ikut menimbrung obrolan dua perempuan itu.

"Ini neng Fatimah yang tadi mang kasih tau ke neng Alia" jawabnya masih dengan cengiran.

"Ohh! ini Fatimah? cantik ya, beruntung banget aku bisa dapet sahabat secantik kamu" ucap Alua sembari memegang pundak Fatimah sedangkan si empu hanya tersenyum manis.

"Mang beli mie dua, sama telur tiga biji, terus beras setengah kilo" ucap Fatimah dan mang jupri pun langsung menyiapkan pesanan dari Fatim (panggilan kesayangan dari Alia).

"Fatimah aku mau nanya sesuatu boleh?" tanya Alua membuyarkan keheningan yang sempat tercipta sejenak tadi.

"Boleh! mau nanya apa Al?"

"Si mayang tuh sebenarnya siapa sih? kok keliatannya dia mo ngincer suamiku." tanya Alua membuat Fatim menghembuskan nafas panjang.

"Dia itu dulu sahabatan sama kita, jadi kita bertiga tuh deket banget dulu. terus semuanya berubah karena bang Salman lebih memilih untuk melamar kamu daripada Mayang karena memang dia sudah jatuh cinta ke kamu, nahh dari situ dehh timbul benci di hati Mayang sampai dia lepas hijab dan berpakaian sexy biar bang Salman suka ke dia. padahal cewek idaman bang Salman itu kek kamu gini, tertutup dan muslimah banget." jelas Fatim panjang lebar.

"Kalo gitu kenapa dia gak ngelamar kamu aja? secara kamu lebih cantik dari aku." ucap Alua, ia tidak sedang menghina rupa saudara kembarnya namun itulah Alua selalu merasa insecure dan overthinking jika melihat gadis lain lebih cantik darinya, padahal jika di ingat-ingat dia ini model cantik namun tetap merasa eskencur.

"Denger ya! semua perempuan itu cantik di mata laki-laki yang tepat. so, bisa jadi aku ini tidak cantik di mata bang Salman tapi kamulah perempuan cantik yang sudah berhasil merebut hati si bang Salman. dan satu lagi nih, apa gunanya kecantikan luar hanya untuk memikat lawan jenis jika di dalamnya itu buruk, jadi selain cantik fisik kita juga harus bisa cantik secara hati dan fikiran." ujar Fatim dan itu membuat Alua paham bahwa dirinya tak perlu insecure lagi, karena setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

"Nih neng Fatim pesanannya sudah mamang siapin." ucap mang jupri dengan membawa dua kantong plastik berisi pesanan Fatimah.

"Makasih mang! Alia, aku pulang dulu ya! nanti insyaallah habis isya aku main ke rumahmu." pamit Fatim dan di balas anggukan dan senyuman manis yang terukir di wajah Alua.

"Iya aku tunggu ya! Hati-hati!"

"Assalamu'alaikum semua."

"Wa'alaikumussalam." jawab kompak mang jupri dan Alua.

"Mang saya pamit juga ya! tadi totalnya berapa mang?" ucap Alua

"Lima belas ribu aja neng." ucap mang jupri sembari menerima selembaran uang dua puluh ribu.

"Bentar neng! kembaliannya."

"Engga usah ambil aja buat mamang." tolak Alua saat mang jupri ingin mengambil uang kembaliannya.

"Wahhh makasih banyak neng, sehat-sehat ya ibu dan calon anaknya." ujar mang jupri dan di balas senyum indah di wajah Alua.

"Aamiinn! saya pamit mang, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam neng Alia." jawab mang jupri yang terus menatap punggung Alua yang kini perlahan pergi menjauh.

"Beruntung banget eta mah a'a Salman dapet istri yang sholehah bak bidadari seperti neng Alia, semoga kalian bahagia selamanya,aamiinn!" ucap mang jupri sembari mendo'akan yang terbaik untuk mereka.

TRANSMIGRATION OF TWINSWhere stories live. Discover now