36. Resah Yang Sulit Dilupakan

215 51 132
                                    

🌼 Lily

From : Cici Cantik

Kalau masih sayang dan cinta, cepat terima

Jangan sampai kamu jadi menyesal dan banyak nangis lagi kalau Kak Adrian udah nggak mau berusaha

Kiriman pesan dari Cia yang makin membuatku tertelungkup mengenaskan di atas ranjang dengan pikiran kalut yang masih terus melalang buana.

Memikirkan Kak Adrian, juga semua bentuk usaha yang telah ia lakukan.

Memang tak sedikit.

Jelas sudah sangat banyak.

Tak hanya tenaga, tapi juga dana, dan semua pemikiran serta pembuktian yang pasti sudah banyak sekali jumlahnya.

Dulu, aku jelas tak mungkin lupa, kalau aku yang selalu mengejar dan berharap bahwa Kak Adrian akan mencintaiku. Mempunyai perasaan yang sama besarnya denganku.

Tapi sekarang ketika akhirnya Kak Adrian sudah berulang kali mengatakan bahwa dirinya ingin berada di sisiku, aku malah jadi ragu.

Bukan ragu pada Kak Adrian.

Tapi aku takut dengan keadaan diriku sendiri.

Karena semua bagian hidupku masih terlalu rumit.

Selalu terasa pelik.

Dan aku cemas kalau semua hal menyedihkan yang masih terus melekat padaku akan berdampak buruk juga pada Kak Adrian.

"Kamu kenapa, Dek? Habis dari luar negeri, bukannya banyak happy, malah jadi sering menyendiri kaya gini."

Pintu kamarku terbuka.

Dan sosok Kak Melati yang langsung terlihat memamerkan senyumannya, Kak Mela, saudari perempuanku satu-satunya.

"Kenapa si, Dek? Ada masalah? Kok, mukamu jadi sering banget manyun kaya gitu?"

Aku bangkit duduk.

Tapi jadi diam dan terus memperhatikan langkah kaki Kak Mela yang sudah ingin mendekatiku.

Aku rindu kakakku.

"Dek."

Juga ingin segera berbagi cerita supaya rasa sesak tak semakin menumpuk di dadaku.

"Lily!"

Kak Mela berseru sambil mengguncang kedua bahuku. Dan seketika aku jadi mengeluarkan tangisanku.

"Kak Mela."

Rengekanku keluar.

Dan langsung maju memeluk Kak Mela seperti seorang adik yang memelas perhatian.

"Astaga. Kakaknya udah ngomel dari tadi, bukannya langsung dijawab, malah mewek kaya gini. Kamu kenapa, si?"

Aku mengeratkan pelukanku pada kakakku.

Menempelkan wajahku di perut Kak Mela. Dan mulai mencari kenyamanan supaya semua keresahanku bisa lekas mereda.

"Aku lagi patah hati, Kak."

"Halah. Kamu itu jomblo, Dek. Jadi, nggak usah ngaku-ngaku lagi ngenes banget kaya gitu, deh. Dilarang drama."

"Ya justru karena aku emang jomblo terus, makanya kisah cintaku jadi mellow kaya begini."

Pelukanku pada Kak Mela belum mau kulepaskan. Semakin dieratkan.

Dan kini aku merasakan usapan lembut di bagian punggungku sebagai bentuk penenangan.

Cinta Dua NegaraNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ