CHAPTER 15

6 2 4
                                    

~
"Besok Sea bakal jenguk bunda okeyy bun, yaudah deh, Sea mau makan dulu ya bunda." Air matanya yang berharga kembali mengalir, didekapnya foto sang bunda.

Rindu yang ia rasakan benar-benar menyiksanya. Ia merindukan sosok ibu yang selalu mamberikan kehangatan untuknya, ia rindu rasa sayang yang diberikan oleh ibu, ia rindu sentuhan lembut dan hangat dari ibu.

Hanya dengan memandang foto ibundanya mampu membuat hati Sea menjadi hangat. Setelah itu, ia memutuskan untuk makan.

•••

Tanpa ia ketahui, ternyata Langit sedari tadi berada di balik pintu.

Awalnya ia hendak mengecek apakah Sea sudah makan atau belum, saat sampai didepan pintu ia mendengar Sea sedang berbicara.

Kalimat yang diucapkan Sea benar-benar membuat hati Langit ikut tersayat.

Baru kali ini ia melihat Sea menumpahkan keluh kesahnya, ya walaupun ia tahu, belum semua keluh kesahnya dikeluarkan, namun itu sudah lebih dari cukup untuk memberi tahunya bahwa Sea sedang tidak baik-baik saja.

Ia urungkan niat untuk masuk dan lebih memilih untuk kembali ke bawah.

"Lo kuat banget Se, gue salut sama lo. Ternyata orang yang gue suka se sakit ini ya hidupnya, sabar ya Se gue pasti bakal bantu lo lepas dari semua penderitaan ini." Ucapnya pada dirinya sendiri.

•••

Saat ia sudah kembali dari kamar Sea, Sean bertanya.

"Gimana, Sea udah makan?" Tanyanya.

Langit hanya mengangguk.

"Udahlah Sen, dia juga udah besar. Pasti kalo laper juga makan." Ucap Denian membuka suara.

Karena tidak ada tanggapan dari Sean, Denian pun geram. "Kamu dengar gak sih ayah bicara?" Ucap Denian geram.

"Denger." Jawab Sean singkat.

"Kenapa tidak menjawab?" Lanjutnya.

"Emang ayah nanya?" Jawabnya sambil kembali memakan makanannya.

"Kamu ini-" Dewi menahannya.

Ia takut malah mengacaukan acara makan malam dan membuat Sera sedih karena mendapat kesan pertama buruk dari Langit.

"Udah, kasian Sera kalo kamu gini mas, mending bahas Langit sama Sera" Ucapnya.

Akhirnya mereka melanjutkan acara makan bersamanya.

•••

Ditengah tengah acara itu, Denian membuka suara lagi.

"O iya Langit, kamu udah ada pacar belum?" Tanya Denian to the point.

"Ayah apaan sih?!" Protes Sean tak terima.

"Apa? Ayah cuma tanya, dia punya atau nggak. Lagian kamu gak keberatan kan kalo om tanya kaya gitu, Langit?" Denian meminta pendapat Langit.

"Saya memang belum punya pacar, tapi saya punya orang yang saya suka." Jelas Langit.

Sera yang mendengarnya langsung cemberut.

"Ya, kalau belum punya pacar, cobalah dekat dengan anak om." Pinta Denian pada Langit.

"Kan saya memang sudah dekat dengan anak om, Sea." Jelas Langit.

"Hah, kenapa harus anak itu. Lihat Sera, yang jelas lebih baik dibanding dia." Langit hanya diam, ia tak habis pikir dengan pola pikir ayah Sea itu.

"Maaf om, saya tidak bisa." Tolak Langit halus.

"Kenapa? Sera baik, Sera cantik. Kenapa gak bisa?" Tanya Denian mulai geram.

"Sea juga cantik, Sea juga baik, dan dia juga lebih bisa menghargai perasaan orang lain." Langit benar-benar tidak suka bila ada yang merendahkan Sea.

"Maaf kalau saya membuat makan malam ini jadi kacau, saya pamit pulang dulu om. Selamat malam." Ucapnya lalu meninggalkan ruang makan.

Sean pun mengantar Langit ke luar. Ia setuju dengan jawaban Langit.

"Lang." Panggil Sean saat Langit hendak naik ke mobilnya.

Lelaki itu  menoleh, dan berkata. "Sorry bang, makan malam keluarga lo jadi kacau gara-gara gue." Ucapnya.

Sean menghampiri Langit, lalu menepuk pundaknya pelan.

"Nggak, harusnya gue yang bilang makasih sama lo, makasih udah bela Sea, Lang." Ucap Sean.

"Bang, gue suka sama Sea, izinin gue bantuin lo jaga dia ya bang, gue serius sama Sea." Ucap Langit terus terang dan  meminta izin untuk menjaga Sea.

"Iya. gue ngizinin lo buat jagain adek gue. Gue titip Sea ya Lang, kalo di sekolah, tolong jagain dia." Pinta Sean tulus.

"Pasti bang, pasti gua jagain." Balas Langit.

"Temenin Sea malam ini bang, dia lagi nggak baik-baik aja." Lanjutnya sebelum masuk ke mobil dan meninggalkan rumah Sea.

"Dia emang selalu nggak baik-baik aja Lang." Ucapnya setelah mobil milik Langit berlalu pergi.

Lalu Sean memutuskan untuk masuk kerumah dan melihat keadaan Sea.

Saat ia masuk. "Sean." Panggil ayahnya dingin.

"Kenapa lagi yah? Sean mau nemenin Sea." Ucapnya dingin.

•••

Bersambung. . .

Ethereal Where stories live. Discover now