CHAPTER 05

9 4 1
                                    

Tanpa ia sadari sedari tadi ada sepasang mata yang tak berhenti memandangnya.

•••

Disisi lain,
Adrian yang sedari tadi mengkhawatirkan keadaan Sea segera menyusul ke UKS, namun yang ia temukan adalah Langit yang menahan lengan Sea.

Awalnya ia berniat untuk masuk, menyusul kedua orang itu, namun diurungkannya.

"Katanya bukan pacar ya? Tapi kok tatapan mata lo dalem banget si Se ke dia. Haha." Ucap Adrian sambil tersenyum getir.

"Yaudah deh kalo dia gapapa, kayanya gue harus balik ke kelas." Lanjutnya lalu meninggalkan UKS dan pergi ke kelas.

Dan sekarang di kelas ia juga melihat pemandangan menyebalkan itu lagi.

"Sialan." Umpatnya pelan, namun Sanun dengar, akhirnya ia bertanya.

"Lo cemburu ya?" Tebaknya.

"Ngapain cemburu, gak jelas lo." Sinisnya.

"Halah bohong banget, kalo suka ya dikejar. Lo diem aja ya Sea-nya gak bakalan bisa jadi milik lo." Saran Sanun.

Wajar bila Sanun tidak percaya, pasalnya ia dan Adrian sudah dekat sedari dulu.

"Kok lo gak pernah bisa gue bohongin sih San." Ucap Adrian akhirnya.

"Emang lo kira kita baru kenal kemarin, ha?" Sanun memang orang yang paling tau tentang Adrian.

"Haha, tapi kayanya gak bisa deh, lo lihat sendirikan mereka gimana?" Keluh Adrian.

"Coba nanti lo pastiin lagi, tanya ke Sea, mereka pacaran atau nggak." Saran Sanun, dan Adrian pun mengiyakan.

•••

Sea tersadar dari ke-salah tingkahannya. Akhirnya ia berjalan ke bangkunya.

"Waduh senyum-senyum sendiri, ada apa nih." Adrian mencoba membuka suara.

"Haha, nggak kok. Oh iya, sorry ya tadi gue buru-buru pergi, dan malah ninggalin kalian. Sorry banget ya." Ucapnya saat sadar telah melakukan kesalahan.

Padahal baru hari pertama dia masuk sudah main meninggalkan teman barunya.

"Gapapa kali Se, santai aja. Lagian pasti itu lebih mendesak. Btw, pipi lo gapapa kan? Tadikan lo kena tonjok sama tu kakel kan?" Lili yang khawatir pun melihat wajah Sea dengan cermat. "Tuh kan pipi lo biru." Lanjutnya khawatir.

"Udah gapapa, tadi juga udah di kompres sama kak Langit." Jelas Sea.

"Syukur deh kalo lo gak kenapa-kenapa. O iya Se, gue boleh tanya gak?" Adrian ikut membuka suara.

"Tanya apa?" Balas Sea.

"Lo, sama kak Langit deket ya? Atau.. kalian pacaran?" Pertanyaan dari Adrian membuat Sea bingung.

Pasalnya, bagimana bisa ia mengira bahwa Langit adalah pacarnya.

"Gue sama dia emang deket, tapi kita gak pacaran tuh. Lagian kok lo bisa mikir gue sama dia pacaran?" Jawaban Sea membuat Adrian lega.

Karena, berarti ia masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan Sea.

"Dari tindakan kalian hehe, kayanya bakal banyak juga yang ngira kalian pacara." Jelas Adrian.

"Iya, tapi kalian cocok kok." Tambahan Lili yang membuat Sanun langsung menatap ke arahnya.

"Apa? Kan bener. Ya kan yan?" Tanya Lili pada Adrian. Ia pun hanya bisa mengangguk. "Gak tuh." Bisiknya pelan.

Setelah perbincangan mereka selesai, Bu Siti, selaku wali kelasnya pun masuk dan mulai memberikan informasi mengenai apa saja yang menjadi tata tertib SMA Sanjaya ini.

Setelah pengenalan yang cukup lama, akhirnya jam terakhirpun selesai, bel pulang berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas. Begitu pun dengan Sea.

'Akhirnya pulang, bisa ketemu Langit lagi deh.' Batin Sea senang. 'Eh, gue mikir apaan sih. Sea gila.' Batinnya setelah menyadari apa yang barusan ia pikirkan.

Adrian yang melihat Sea senyum-senyum sendiri pun berfikir. Apa mungkin Sea sedang memikirkan Langit? Tapi pikiran itu segera ia tepis. Sebenarnya sedari tadi ia sedang memikirkan, apa Sea mau jika diajak pulang bersamanya.

Namun ia masih ragu untuk bertanya. Setelah memikirkan beberapa kali, akhirnya Adrian memutuskan untuk mengajak Sea pulang bersama.

"Se." Panggilnya. Namun, belum sempat Sea menjawab, ponsel yang digenggam gadis itu berbunyi.

Dengan cepat ia mengangkat panggilan itu. Saat Sea menyapa orang di seberang sana, barulah Adrian tau siapa yang meneleponnya.

"Lo udah mau ke kelas gue, kak?" Balas Sea. Lalu peneleponnya pun menjawab. Adrian melihar Sea tersenyum dan bilang.

"Tolong cepat sedikit ya kakak Langit Sagara Alfarezy  yang paling tampan." Ucap Sea kepada sang penelepon sambil tertawa pelan.

Ethereal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang