CHAPTER 06

6 3 1
                                    

'Ah, ternyata Langit. Kayanya telat deh nih gue."
Batin Adrian.

Akhirnya Sea telah selesai menelepon, dan dia kembali ke bangkunya untuk mengambil tas.

"Dari Langit ya?" Tanya Adrian.

"Iya nih, hehe."Balas Sea sambil membawa tas miliknya. "Yaudah gue duluan ya, anaknya udah didepan katanya. Bye semua." Pamit Sea, lalu meninggalkan kelas.

"Gue udah telat jauh San." Ucap Adrian pada Sanun.

Lili yang tidak tahu menahu tentang perasaan Adrian pada Sea lun bertanya. "Hah? Bentar bentar. Jangan bilang lo.."

Belum selesai Lili bicara, Sanun terlebih dahulu memotong ucapannya.

"Iya Drian suka sama Sea." Potongnya.

"Hah? Demi apa? Kok tadi lo iya-iya aja waktu gue tanya Sea cocok sama Langit apa nggak!!" Cecar Lili.

"Ya, kan niatnya baru mau ngasih tau kamu nanti yang." Jelas Sanun.

"Ya harusnya kamu tuh ngasih tau aku dulu, gimana sih. Sorry ya Dri, gue bener bener gak tau kalo lo naksir Sea." Sesal Lili.

"Santai kali Li." Balas Adrian.

"Yaudah Dri, gue mau ngenterin Lili balik ya." Pamit Sanun.

"Duluan ya Dri." Lanjut Lili.

"Iya, hati-hati ya." Balas Adrian.

Setelah Sanun dan Lili meninggalkan kelas, Adrian masih termenung.

"Kalo udah gini, kayanya gue harus mundur deh. Haha." Adrian tertawa getir. Akhirnya ia memilih untuk kembali ke rumah.

•••

Sea sudah di parkiran bersama Langit.

"Sini." Panggil Langit.

Sea pun mendekat, tiba-tiba Langit mengambil helm dan memasangkan di kepala gadis itu.

"Ishh, gue bisa sendiri kali." Ucapnya lalu mengambil alih tugas Langit.

"Masang aja ga bisa, sok-sokan ga mau di bantu." Ejek Langit saat melihat Sea kesulitan mengaitkan helm nya.

Akhirnya ia mengambil kembali tugas yang seharusnya dikerjakannya. "Nah udah, ayo naik." Ucapnya setelah selesai mengaitkan helmnya dan helm Sea.

Sea menurut, dan dia naik ke motor milik Langit. "Sudah siap tuan putri?" Goda Langit saat Sea sudah duduk manis diboncengannya.

"Haha, apa deh, udah ayo pulang." Sea terkekeh sambil memukul pelan punggung Langit.

"Pengangan Se, takut jatuh." Ingat Langit saat mereka sudah mulai meninggalkan area parkir sekolah.

"Modus." Sindir Sea, namun ia tetap berpegangan pada pinggang Langit.

'Gapapa modus dikit, kan modusnya cuma sama lo.' Batin Langit.

"Se, mau makan dulu gak?" Tanya Langit saat lampu merah menyala.

"Boleh, mau makan apa?" Sea balik bertanya.

"Lo maunya makan apa?" Ucap Langit. "Apa ya, nasi goreng yuk?" Ajak Sea, dan Langit mengangguk.

"Boleh." Ucapnya lalu kembali melajukan motornya saat lampu sudah hijau.

•••

Akhirnya mereka sampai di warung langganan mereka, Langit meminta Sea masuk terlebih dahulu karena ia harus memarkirkan motornya di parkiran dalam yang cukup jauh. Ia khawatir Sea akan kelelahan jika ikut dengannya.

"Lo masuk dulu Se, pesen sesuka lo. Gue parkirin Blake -nama motor kesayangan Langit- dulu ya di parkiran dalem." Suruh Langit, dan Sea-pun mengiyakan.

Akhirnya Sea masuk kedalam. "Hmm pesen apa ya." Ucapnya setelah mencari tempat duduk dan diberikan buku menu.

Akhirnya ia memilih dua porsi nasi goreng, satu es jeruk, dan satu es teh manis untuk Langit. Yang dipesan Sea, semuanya adalah makanan kesukaannya dan Langit.

Cukup lama menunggu, tiba-tiba ada seseorang yang mengambil duduk disebelahnya. Awalnya ia kira orang tersebut adalah Langit. Namun saat ia menoleh, ia melihat dua orang lelaki yang sudah duduk di samping dan depannya.

"Kalian siapa?" Tanya Sea, pasalnya ia tidak kenal dengan kedua lelaki itu.

"Sendirian aja sih cantik, mau kita temenin gak?" Ucap salah satu lelaki sambil mencoba merangkul Sea.

"Gak perlu. Kalian bisa pergi." Ucap Sea ketus sambil menepis tangan lelaki itu.

"Cantik-cantik kok galak sih. Udah kita temenin aja."Goda lelaki satu lagi. "Lagian kamu juga sendirian kan." Lanjutnya.

"Siapa bilang dia sendiri." Suara yang datang tiba-tiba itu membuat kedua orang itu langsung melihat ke arah datangnya suara.

"Lo siapa, gak usah ikut campur." Ucap lelaki yang duduk di sebelah Sea.

Sea pun langsung berdiri dan menghampiri Langit. Ia menggandeng lengan Langit. Langit yang terkejut pun melirik sekilas ke arah Sea, dan tersenyum tipis.

Ethereal Where stories live. Discover now