CHAPTER 07

8 3 1
                                    

•••

"Jangan ganggu sesuatu yang bukan milik lo kalo lo masih mau hidup." Ucap Langit dingin.

"Gausah sok jagoan deh." Ucap satunya.

"Kan gue udah bilang, gue gak sendiri. Ga percayaan sih lo, tuh kan cowok gue marah." Ucapan Sea berhasil membuat Langit berdebar.

"Cowok lo? Bohong banget. Udah mas gak usah ikut campur ini bukan urusan mas." Ucap salah satu temannya yang tidak percaya.

"Lo berdua emang belum pernah dihajar sama orang ya?" Tantang Langit.

"Udah sayang, biarin aja mereka pergi." Ucap Sea yang untuk kedua kalinya mampu membuat Langit berdebar.

"Ma-maaf bang, kita gak tau kalo dia cewek lo. Ki-kita permisi ya bang." Ucap salah satu lelaki itu lalu mengajak temannya untuk pergi.
    
Langit terkekeh pelan melihat dua orang itu lari tunggang langgang meninggalkan warung makan itu.

Setelah mereka pergi, Langit dan Sea duduk di tempatnya tadi.

"Lo kenal sama mereka?" Tanya Langit.

"Nggak. Tadi tiba-tiba mereka nyamperin gue, terus kaga gitu." Jelas Sea.

"Maaf ya, tadi soalnya ada sedikit masalah waktu gue parkir, jadi agak lama. Kalo tau kaya gini, mending tadi lo ikut gue aja." Sesal Langit.

"Bukan salah lo kok, gue aja yang terlalu cantik makanya banyak yang ngegodain gue. Hehe." Ucap Sea percaya diri.

"Masih bisa kepedan juga ni anak." Ledek Langit sambil terkekeh dan menjitak pelan kening Sea.

"Aduh, kok dijitak sih?" Protes Sea tak terima. Langit kembali terkekeh, sepersekian detik yang membuat Sea berdebar.

'Manis banget anjir, bisa gila gue.' Batin Sea bergejolak.

"Maaf maaf. O iya, lo udah pesen kan?" Lanjutnya dan dijawab anggukan kepala oleh Sea.

"Nasi goreng, sama es teh manis kan?" Tanya Sea.

"Haha, iya Selalu benar." Jawab Langit lalu mereka berdua tertawa.

Tak begitu lama, pesanan mereka datang. Disela-sela waktu makannya, Langit bertanya kepada Sea tentang hari pertama sekolahnya.

"Gimana tadi hari pertamanya? Sorry ya tadi gara gara gue, hari pertama lo ga sebaik yang lo mau." Sesal Langit.

"Apasih, kenapa selalu minta maaf, padahal harusnya gue yang minta maaf sama lo. Maaf ya, gara gara belain gue, lo jadi luka luka kaya gitu. Dan asal lo tau, hari pertama gue ini adalah hari terbaik buat gue, karena gue bisa satu sekolah lagi sama lo, bisa lihat lo terus kalo disekolah, bisa digodain terus sama lo, bisa pulang bareng lo, ya walaupun beda sekolah juga kita bisa pulang bareng, tapi kan kalo gini lo gak harus bolak balik hehe. Pokonya gue seneng banget hari ini, semua berkat lo. Jadi jangan pernah minta maaf apalagi kalo itu buat gue." Penjelasan Sea mampu membuat Langit terdiam, ia tak menyangka gadis yang dulunya selalu menangis saat ada yang berbuat jahat padanya, kita jauh lebih dewasa.

"Makasih Se." Hanya itu yang dapat dikatakan oleh Langit.

"Kenapa?" Tanya Sea bingung.

"Makasih, karena dengan kehadiran lo di hidup gue, gue jadi ngerasa spesial. Karena adanya lo di hidup gue, gue gak pernah ngerasa sendiri. Dan apapun itu, gue akan selalu ada buat lo. Gue akan selalu ngelindungin lo, okey? Jadi jangan ngerasa terbebani sama apapun yang gue lakuin ke lo." Jelas Langit.

Kini giliran Sea yang terdiam. "Iii siapa sih yang naro bawang, tapi terimakasih ya Langit. Berkat lo juga hidup gue jadi lebih baik." Ucap Sea akhirnya.

"Haha.. Udah udah makan lagi aja deh." Keduanya terkekeh dan kembali menyantap makanannya.

Baru kali ini kedua insan tersebut saling mengeluarkan isi hatinya, mereka berdua sama sama lega.
    
•••

Selesai makan, mereka memutuskan untuk pulang. "Mau pulang sekarang?" Tanya Langit dan diangguki oleh Sea.

Lalu mereka memutuskan untuk berjalan bersama menuju parkiran. Disela-sela jalannya itu, Sea bercerita tentang kejadian tadi pagi. Ia juga bercerita bahwa ia tidak bertemu dengan Sera pagi tadi.

"Mungkin kalian papasan tapi gegara rame banget ni sekolah, lo nya gak nyadar." Langit memberikan pendapatnya.

"Bisa aja sih." Balas Sea. Akhirnya mereka sampai di parkiran, kali ini Sea membiarkan Langit mengambil alih tugas memasangkan helmnya.

"Ayo naik." Ucap Langit.

Sea pun naik ke jok belakang lalu berpegangan pada pinggang Langit lagi. Setelah Langit memastikan Sea sudah duduk dengan nyaman di belakangnya, ia segera menancap gas dan pergi meninggalkan kedai tersebut untuk pulang ke rumah. Di perjalanan mereka berdua pun masih asik membicarakan hari pertama Sea masuk SMA.

Ethereal Where stories live. Discover now