19. Kembali pada Tahta?

1.7K 281 11
                                    

Bang, book ini emang rencana plot nya panjang, sepanjang penantianmu menunggu dia peka. Jadi sabar ye, belum juga nyampe masalah pertama_-
.
.
.
.
.

Tewas, satu kata yang bisa mendeskripsikan kondisi Claude sekarang. Pria malang itu kini tampak tepar dengan wajah pucat setelah di paksa meminum obat pahit dari Lilyana sebelumnya.

Cairan itu memang bukan racun, tapi rasa pahit yang ada di dalamnya bahkan melebihi pahitnya kehidupan. Claude yang biasanya tak pernah memperdulikan rasa pahit pun sampai kalah telak dan berakhir tepar setelah meneguk isinya.

Claude mulai mempertanyakan pilihan hidupnya sekarang.

Kini di tempat itu hanya ada ia, Louis dan (m/n) yang sibuk mengusap rambutnya sementara mereka yang lain di minta untuk pergi dari ruang dimensi itu.

"Buka mulutmu"ucap Louis sembari menyodorkan permen mangga di tangannya. Meski pemuda itu tampak memiliki dendam kesumat pada Claude, ia tak bisa membiarkan calon keponakannya menderita. Jiwa jiwa uncle berduit Louis sudah mulai tumbuh pemirsa.

Claude menatap tajam Louis, tapi ia tetap membuka mulut, menerima permen mangga yang di sodorkan padanya. Mata safirnya melirik ke arah (m/n) yang mengedipkan matanya dengan lugu. Ah, apa benar pria ini seorang kaisar naga sebelumnya?! Kenapa ia kadang terlihat polos dan kadang terlihat mengerikan?!

"Setidaknya itu bisa mengurangi pahit di bibirmu."Louis bersidekap dada, ia menatap tajam Claude dan berkata "tapi aku bingung, apa kau memang semepet itu ingin ngewe sampai mendekati kakakku? Apa kau bodoh sampai memasuki tabir saat kakakku sedang Rage?"tanya Louis. Ia sudah mendengar semuanya dari Lilyana yang menceritakan kronologi aneh bin ajaib ini padanya sebelum pergi.

"Aku lebih terkejut karena tiba-tiba sudah ada disana"cibir Claude. Pria itu perlahan bangkit sembari memijat pelipisnya. Lidahnya tak lagi pahit, terganti oleh manisnya mangga yang melebur di lidahnya. "Orang paling malang di sini itu aku, bukan kau"ucapnya lagi sembari menunjuk Louis dan mencibir "lagian siapa yang menyangka kau sebenarnya remaja? Ku pikir kau seekor curut kuning?"

(M/n) mengernyit. Sepertinya benar, sejak tadi ia sudah menebak bahwa Claude dan Louis tak bisa akur dengan mudah.

"Mohon maaf jika kau membicarakan malang di sini, maka aku tak kalah malang darimu. Kau pikir enak menggantikan mu saat kau menghilang hah?! Kesatria mu juga merepotkan karena terus merengek meminta ku menggantikan mu sebentar sampai kau kembali."sungut Louis dengan kesal

"Siapa suruh menggantikan ku?!"

"Katakan itu pada Felix jangan aku!"

"Logika Felix sepertinya sudah tertutupi oleh ketololan sejak membawamu ke istana"

"Jadi kau menyalahkanku sekarang?!"

"Kalau bukan salahmu maka salah siapa?! Tak mungkin aku menyalahkan Mikey!"

"Mana bisa seperti itu?!"

"Oh tentu bisa, ucapan kaisar itu absolute!"

"Kaisar yang ku anggap hanya kakak ku kau tau!"

"Meski kau tak menganggap ku absolute sekalipun kau tak bisa melawan ucapan orang hamil!"pekik Claude dengan wajah memerah sembari menunjuk Louis yang plonga plongo di pojokan. "Ah..."sial Louis kalah telak. Emang the power of emak emak, tapi Abah bukan emak, gimana dong?!:(

(M/n) menghela nafas panjang. Pria dengan Surai pirang panjang itu kembali memeluk Claude dan menyenderkan kepalanya di pundak pria itu, membuat sang empu mematung dengan wajah cengo. Ah sial, Claude masih sering kaku saat tiba tiba diperlakukan seperti tuan putri yang baru bangun dari hibernasi.

"Ini bukan salah mu, atau salah Louis. Ini salahku, aku tak bisa menjaga Louis dengan benar dan mengurungmu di sini"lirih (m/n), Claude bisa merasakan nafas hangat pria itu dan menelan ludah dengan kasar. Harum maskulin bercampur bunga melati, entah kenapa itu mengingatkan Claude pada harum shampoo yang sering di pakai mendiang ibunya.

"Kalau begitu kenapa kau tak membiarkanku kembali? Jadi adikmu tak perlu repot-repot menjadi diriku lagi"ucap Claude. Ia tak mungkin meninggalkan kesempatan ini! (M/n) sedikit luluh jadi ia harus memanfaatkannya!

"Tapi bagaimana denganmu?"tanya (m/n)

"Aku akan baik-baik saja"

"Kau terlalu meremehkan kondisimu bodoh"Claude memicingkan matanya pada Louis, pemuda dengan pakaian putih yang biasa ia kenakan itu nampak bangkit dan berkacak pinggang "bisakah kau mengerti? Kehamilan naga itu berbeda dengan kehamilan manusia. Apalagi naga dalam perutmu bukan naga biasa, dia naga murni. Kau tak bisa sembarangan"

"Jadi apa maksudmu?"Claude

Tangan (m/n) bergerak mengusap pipi pria itu, membuatnya menoleh menatapnya dan berkata "sudah ku bilang telur naga tak boleh jauh dari kedua orangtuanya, kau memerlukan mana ku untuk bertahan atau rasa sakit itu akan datang" Claude mengernyit "tapi kau tau aku tak bisa terus ada di sini. Kau seorang kaisar, aku juga. Bukankah kau mengerti? Rakyat membutuhkan"

"Tapi-

"Jika kau tak mau disini, maka kenapa tidak membawa kak Anas denganmu? Itu sama saja, hanya tempat kalian di putar balik"ucapan Louis yang terkesan malas malah mencetuskan ide pada pikiran Claude yang terdiam.

"......kalau begitu kau ikut saja denganku"ucap Claude menunjuk (m/n). Meski ia tak mengerti dan tak percaya soal sakit itu, dari lubuk hati terdalamnya, ia juga tak mau lepas dari (m/n) semudah itu. Mungkin jika ia bisa, justru ia yang akan mengurung (m/n) dan takkan melepaskannya sedikitpun.

(M/n) menggeleng "bukan aku tak mau, tapi yang ku dengar wajahku mirip kaisar sebelumnya. Bukankah akan jadi masalah?aku tak mau kau pusing dan stress.."tangan pria itu mengelus pipi Claude dengan lembut, tak memperdulikan Louis yang menjadi nyamuk dengan wajah konyolnya 'eh anjink gak tau tempat'batin pemuda itu misuh misuh sendiri. Tampaknya ia sudah muak melihat kebucinan kakaknya sendiri.

"Itu benar, bahkan aku hampir melempari wajah mu dengan panci panas sebelumnya."Claude bergeming, pria itu tiba-tiba melirik Louis yang merinding di pojokan.

"...apa?!"Louis

"...aku punya rencana"seringai Claude sembari menatap Louis yang meringkuk dengan wajah pucat

Sedangkan (m/n) juga ikut melirik Louis. Pria itu tiba-tiba paham dan ikut menyeringai ke arah sang adik sembari bertanya "Louis, kau akan berkorban demi keponakan mu yang belum lahir kan?"

"Tenang, kau hanya perlu menjadi korban"ujar Claude dengan tenang sementara Louis sudah penuh keringat dingin dengan tubuh yang melemas.

Siapapun selamatkan Louis dari dua orang di hadapannya ini!

'FELIX LONTONG EH TOLONG!'batin Louis histeris

TBC
Jangan lupa vote nya Minna (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

The Cursed Emperor - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang