1.Dunia Lain

3.5K 493 25
                                    

Malam terasa hening, hutan begitu gelap dan hanya ada bola bola sihir berwarna biru yang menunjukkan arah seperti kunang-kunang. Angin malam berhembus agak kencang, gemericik dedaunan yang bergesek satu sama lain membuat suasana terasa agak horor meski itu tak cukup untuk menghentikan langkahnya yang terus berjalan menuju arah yang dipilihnya. Lagian mana mungkin ia bisa takut hanya dari hutan biasa begini? Melawan ribuan iblis sendiri dan menjahit retakan langit saja bisa ia lakukan, mengapa ia harus takut? Ia saja bisa menjahit tubuh Gojo jika diperlukan.

Louis di pelukannya nampak terlelap, anak itu meringkuk di gendongan (m/n) yang mulai mendatarkan ekspresinya. Oh, kuharap kau tak salah paham. (M/n) memang begitu sejak dulu. Selain orang yang dikenal begitu menyayangi Louis, ia juga merupakan kaisar yang terkenal dengan kekejamannya pada meja para bangsawan.

Sosok tirani yang jarang berekspresi. Dia itu cuman hangat dan periang dihadapan Louis loh. Lihat saja ketika Louis menutup matanya, ia akan menjadi Tomioka Giyuu 0.2. ah tidak, dia itu dinding es berjalan!

Cahaya rembulan diatas langit nampak mulai tertutup oleh awan. Pria itu masih terus melanjutkan langkahnya menuju jalan setapak yang dipilihnya. Matanya bergulir kebawah, menyadari jalanan setapak yang nampak berbatu, ia bisa menebak bahwa jalan ini jarang dilewati oleh kereta kuda maupun manusia.

"Penunjuk arah tadi mengatakan Obelia, tak ada arah menuju Vermillion? Aku terjebak di isekai yang mana lagi sekarang? Semoga aku tak bertemu oni tiba-tiba atau yang terburuk adalah bertemu pemimpin pemburu iblis yang kerasukan reog hingga memohon padaku untuk menjadi Hashira instan"gumam pria itu, tangannya mengusap rambut Louis yang masih terlelap. Sepertinya anak itu kelelahan setelah tiba-tiba bangun dalam wujud bocah dan harus bersandar pada sang kakak untuk sementara.

(M/n) menghela nafas panjang, ia memilih untuk terus berjalan hingga kakinya membawa ia menuju sebuah pemukiman. Memang bukan ibu kota, tapi melihat dari ramainya pemukiman ini, (m/n) bisa melihat Cahaya lampu dari bangunan dan orang-orang yang berlalu lalang.

Pria dengan ekspresi datar itu bergeming, memperhatikan arsitektur tempat ini sebelum akhirnya mengernyit dan membatin 'Sial, tempat ini Kuno sekali, apa mereka tak menggunakan sihir untuk membuat alat canggih?'batin pria itu menghela nafas panjang.

Tentu ia akan mengatakan itu, meski tempat ini terlihat makmur, kemajuan teknologi disini sangat jauh dari Vermillion. Ia bisa merasakan bahwa di dunia itu tak banyak yang menerapkan sihir untuk keseharian mereka. Ada mana di sana, tapi sepertinya tak semua orang menggunakannya.

Kaisar Vermillion itu jelas mengernyit aneh. Mau bagaimana lagi? Vermillion itu negara maju meski hampir hancur oleh retakan langit. Kau akan dengan mudah melihat transportasi udara, bawah tanah dan laut yang digerakkan menggunakan alat sihir. Di sana juga ada banyak ras campuran seperti Elf dan Naga. Bahkan keluarga kekaisaran Vermillion sendiri memiliki darah naga murni dalam nadi mereka. Jadi tentu saja (m/n) syok melihat tempat yang ia pijaki terlihat begitu kuno (kena jitak Claude ntar ngambek😭)

Memilih untuk mengabaikan fakta bahwa ia terjebak di tempat kuno itu, (m/n) memilih untuk pergi mencari penginapan. Beberapa kali ia menyadari bahwa para penduduk sempat meliriknya dengan ekspresi kaget yang hampir tak bisa mereka sembunyikan.

'memangnya kenapa dengan diriku?apa aku terlalu tampan seperti Yoo Jonghyuk?'batin (m/n) terbengong sendiri.

"Bukankah itu kaisar sebelumnya? Bukannya dia sudah mati?"

"Tapi matanya tak berwarna biru permata, mungkin salah orang"bisik bisik para penduduk yang sedikit menjauhi (m/n) terdengar. Pria itu hanya bisa tersenyum kaku. Apa apaan ini? Ia tak mengerti kenapa mereka menatapnya seperti itu.

Melihat kerumunan orang-orang yang memilih menjauhinya, (m/n) tau ada yang salah dengan tempat ini. Atau mungkin dirinya yang salah disini. Pria itu berusaha untuk mencari seseorang untuk ditanyai dan menghampiri seorang pria tua yang berjalan di pinggir jalan. "Tuan, bisa aku bertanya apa ada yang salah? Para penduduk nampak menjauhi saya padahal saya hanya berkelana dari benua lain"ucapnya dibumbui sedikit kebohongan. Lagian mana bisa ia bilang bahwa ia dari dunia lain? Bisa gempar satu kerajaan nanti.

Pria tua itu cukup terkejut "ah, begitu ya. Mungkin mereka hanya terkejut nak. Wajahmu mirip kaisar sebelumnya"

(M/n) tersenyum kebingungan "kaisar sebelumnya?"beo pria itu di angguki pria lainnya.

Pak tua itu berkata setelah melihat kebingungan di wajah pria muda dihadapannya. "Yah begitulah, kaisar sebelumnya bernama Anastacius De Alger Obelia, dia orang yang keji jadi mereka agak kaget melihatmu"

"Begitukah? Sayang sekali, tapi bagaimana anda bisa tau saya bukan kaisar sebelumnya? Bukankah harusnya anda curiga?"(m/n) bertanya setelah berhasil mengelola informasi yang diterimanya. Pemikirannya itu cepat tanggap, menjadi kaisar sejak lama sudah cukup membuat ia mengerti bagaimana cara mengatasi masalah dengan tenang.

Pak tua itu tersenyum ramah, "ah, keluarga kekaisaran memiliki mata biru permata. Mata anda memang unik dengan bintang putih itu, tapi saya jelas tau bahwa anda bukan anggota kekaisaran."(m/n) manggut-manggut mengerti. Pria itu menghela nafas pelan dan menggeleng pasrah, "kalau begitu aku pasti akan kesulitan mencari penginapan ya? Padahal adikku sangat kelelahan"ucapnya sembari melirik Louis yang terlelap

"Malang sekali, kau bisa menginap ditempat ku untuk sementara waktu"ucap pria itu berhasil membuat (m/n) terbelalak kaget.

"Eh?apa boleh? Tapi kami cuma pendatang baru. Bagaimana bisa kami tidur di tempat anda?"

Pria tua itu tertawa kecil dan berkata "aku sebenarnya tinggal sendiri bersama cucuku, dan melihat kalian, sepertinya kalian akan menetap untuk sementara waktu. Jadi mengapa tidak?kau terlihat seperti orang baik"

(M/n) tertegun. Orang baik ya? Sorot mata pria itu nampak agak memudar. Kata baik sepertinya tak pantas untuk dirinya, ia hanya seorang tirani yang mengayunkan pedang pada bawahannya dan bercitra baik di depan rakyatnya saja. Ia terlalu larut pada lamunan itu hingga tak sadar bahwa pria tua di hadapannya mulai menepuk pundaknya yang membuat ia agak tersentak "eh?"

"Bagaimana nak?"tanya pria tua itu

(M/n) berpikir tak ada salahnya, setidaknya ia bisa beristirahat setelah hari yang melelahkan. Pria itu mengangguk sesaat dan pergi mengikuti pria itu sembari berkata "Terimakasih"

"Itu bukan masalah besar."

TBC
Sabar, ketemu Klod nya agak nanti, kita bikin drama dulu:)

Btw kebanyakan besar alur cerita ini buatan sendiri, hanya sedikit yang ngikut alur aslinya.

Jangan lupa vote nya minna 😭

The Cursed Emperor - WMMAP x Male Reader Where stories live. Discover now