Prolog

5.5K 574 92
                                    

Entah kenapa Kawa kalau bikin fanfic, MC nya selalu mirip salah satu karakter aslinya. Kena sindrom keknya😭

Inget, plagiat bukan hanya sebatas tulisan sama. Plagiat bisa mencatok ide dan asal cerita yang di tulis dalam alur berbeda.

Tertulis di kertas hukum sayang, berani plagiat? Kawa gak akan segan pake pihak lain jika masih kecolongan^^

Perhatian, semua yang tertulis dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka, tidak mengandung pelecehan terhadap anak di bawah umur ‼️

.
.
.

***

Darah, itu menggenang di bawah tumpukan mayat yang terpotong dengan kondisi mengenaskan. Ruang tahta yang mewah dan megah kini di penuhi oleh bau anyir dan penampakan jasad yang tergeletak di berbagai sisi ruangannya. Sungguh sesuatu yang terlihat begitu mengerikan.

Seorang pria bersurai pirang panjang dengan sepasang mata merah delima itu berdiri dalam keheningan. Tatapannya nampak begitu kosong dan hampa. Jubah kebesaran miliknya telah ternoda, pedang di tangannya nampak di penuhi oleh darah. Lengket dan terasa menjijikkan, tapi ia tak peduli. Baginya rasa sakit yang ia rasakan di hatinya jauh lebih menyakitkan.

(M/n) Anastacius De Vermillion, Kaisar ke 17 kekaisaran Vermillion. Kini ia berdiri di tengah tubuh tubuh para bangsawan dan prajurit yang ia bunuh menggunakan tangannya sendiri. Kepalanya sakit, ia hampir kehilangan kewarasannya sendiri. Ia tau ini tak seharusnya terjadi, ia tau ia telah berdosa dengan mengotori tangannya sendiri. Tapi ia tampak tak bisa peduli. Kepedulian dalam dirinya seolah telah mati.

Itu semua terjadi semenjak kematian adik laki-lakinya, Louis Lumiere De Vermillion. Pangeran muda yang tewas setelah di dorong ke Medan perang untuk melawan para iblis yang meretakkan langit kekaisaran. Adiknya tewas di Medan perang dan itu membuat (m/n) diselimuti rasa bersalah dan kebencian yang mendalam.

Seandainya ia tak mengirim adiknya yang berusia 17 tahun itu, seandainya ia tak mendengar bujukan Louis untuk mengizinkannya pergi, SEANDAINYA IA TAK MENDENGAR DESAKAN PARA BANGSAWAN UNTUK MENDORONG ADIKNYA MENJAUH! ia pasti, pasti masih bisa mendekap Louis dan melihat senyumannya saat berdiri di samping tahta miliknya.

Tahta kekaisaran yang sekarang terasa tak lagi berguna. Pria itu bergeming, langit di luar telah retak dan semua iblis mulai keluar dari retakan yang ada. Ia tau selain kehancuran dari dirinya, ini juga akan menjadi kehancuran bagi rakyatnya.

Ia berjalan keluar melalui balkon istana, menatap semua rakyat yang nampak ketakutan dan putus asa menatap kearahnya yang terdiam di tengah kekacauan.

".....jikalau harus ada yang hancur, maka hancurkan diriku, jangan rakyatku"lirih (m/n), pria itu mulai mengayunkan pedangnya, aura merah bagai darah muncul menyelimuti dirinya yang menggeram dengan mata merah delima yang bersinar terang.

Matanya menyorot tajam kearah langit dan gerombolan iblis yang turun dan semakin mendekat. Angin semilir berhembus saat sihir yang menyelimuti tubuhnya semakin membesar hingga mencuri perhatian para iblis yang melesat kearahnya dengan tawa sombong memekik telinga.

Sang kaisar telah memilih pilihan hidupnya, ia telah mengambil jalan paling sulit untuk melindungi satu satunya hal yang tersisa miliknya. Yakni rakyatnya, ia tak bisa membiarkan ada lebih banyak orang yang tiada. Dengan pedang yang ia genggam erat, rambut yang berkibar di udara dan mata yang menangis dengan cairan darah, ia mengayunkan pedangnya kearah langit dengan serangan besar yang mampu menggetarkan tanah seluruh daratan.

BLAAARRR!!

Suara ledakan kencang terdengar, para rakyat hanya bisa meringkuk ketakutan melihat tubuh para iblis itu lenyap oleh cahaya yang dikeluarkan oleh pedang sakti sang kaisar. Mata mereka kemudian terarah kearah balkon istana dan terbelalak dengan mata berderai air mata.

The Cursed Emperor - WMMAP x Male Reader Where stories live. Discover now