8. Cahaya keabadian

2.4K 413 35
                                    

Terjebak, itu yang terlintas di pikiran Louis saat ini. Ia harus bersabar menghadapi rupa papan triplek Claude yang sangat datar dan sialnya itu membuat dirinya tambah kesal.

Kini ia duduk dengan ekspresi kesal di hadapan Claude yang terus menatap ke arahnya. "...kenapa kau tak memakan makanan mu? Apa kau tak lapar? Ku dengar anak anak suka makanan manis"ucap Claude. Tapi orang gila mana yang menaruh banyak makanan hanya untuk dua orang?!

Felix juga ada di sana, berdiri di belakang kaisar dengan barisan para pelayan yang kemudian diminta pergi oleh dirinya.

Louis mendengus, ia hanya meraih secangkir teh hangat dan menyingkirkan cangkir susu di hadapannya. Anak ini tak suka susu."tidak perlu, aku tak terlalu lapar. Lagian aku lebih penasaran, kau bilang kau pernah dengar tentang Vermillion?"tanya Louis di angguki sekilas oleh Claude.

Mata anak itu memicing ke arah yang lebih tua dalam sekejap, "....dimana kau mendengar tentang bangsa kami?"

Tangan Claude terulur meraih cangkir teh miliknya, meminumnya selagi masih hangat dan berkata "Vermillion, aku yakin itu sebuah negeri yang pernah di ceritakan oleh mendiang ibuku"ujarnya

"Negeri dimana keamanan, ketentraman dan kebahagiaan muncul bagi semua ras. Negeri dimana elf, peri dan duyung tertawa di bawah naungan keabadian naga yang memimpin mereka. Itu juga sebuah negara maju di sisi lain dunia."Louis terdiam, ucapan Claude terdengar seperti dongeng tapi itu kenyataannya. Vermillion sebelum terguncang oleh keretakan langit adalah kepingan surga yang jatuh diatas bumi.

Claude meletakkan cangkir teh miliknya hingga mengeluarkan suara dentingan kecil saat ia kembali berkata, "dan kau berkata bahwa kau pangeran mahkota kekaisaran itu. Jadi siapa namamu?"

"Louis Lumiere De Vermillion, itu nama ku"ucap Louis sedikit lebih tenang. setidaknya ia mendapatkan petunjuk bahwa ada seseorang dari dunia ini yang mendengar tentang nama kekaisarannya.

Mata Claude sedikit memicing "Lumiere huh? Apa kau tau arti nama mu itu?"tanya Claude. Lumiere sendiri memiliki arti yang membuat Claude merasa iri. Ia yang tak bisa mendapatkan nama seperti itu merasa aneh melihat anak sekecil Louis bisa memilikinya.

Louis menaikkan sebelah alisnya, "Cahaya keabadian, sama dengan arti nama Licht dan Lux"ucap anak itu di balas dengusan dingin dari Claude "kau beruntung setidaknya aku percaya kau pangeran mahkota dari kekaisaran lain. Seandainya kau hanya rakyat jelata, kau sudah ku gantung di tiang eksekusi karena namamu itu sangat menyepelekan ku"

Louis tertawa sinis "oh itu pun jika kau bisa melewati kakakku, dia lebih tirani dari mu jadi terimakasih."

'memangnya ada yang lebih tirani dari yang mulia?'Batin Felix yang merasa tak yakin dengan pernyataan anak itu.

"Lagian kau juga aneh, kau tak seharusnya iri padaku di saat namamu sendiri memiliki arti itu"ujar Louis, tangannya mengangkat secangkir teh hangat miliknya dan kembali meminumnya. "Claude, nama itu di Vermillion berarti sebuah keabadian yang lembut"

"?!"

"?!"

(Disini Kawa ngambil makna nama Claude dari sisi religius, dan di situ emang tertulis artinya lembut dan abadi)

"Apa yang kau-

"Itu kenyataannya, di bangsaku, nama Claude setara dengan dewa Vermillion itu sendiri. Jadi berhenti memberikan ku tatapan tajam itu"ucap Louis menyela Felix sembari menatap tajam pada Claude yang terdiam.

Beberapa saat berlalu dalam keheningan, Claude nampak termenung sejenak sedangkan Louis sibuk sendiri dengan mencomot donat selai strawberry di atas piringnya. Ini makan malam yang aneh, tapi meski tadi ia menolak, ia tetap mengambil donat itu tanpa rasa bersalah.

The Cursed Emperor - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang