17.Jujur kasian

1.6K 282 13
                                    

Duduk di tepi air mancur sembari mengangkat sebelah kaki dengan wajah datar penuh intimidasi. Louis tampaknya tak jadi mencangkul kepala Fernandez dan Felix yang kini bertekuk lutut dengan wajah babak belur di hadapannya.

Ekor Fernandez meringkuk, itu gemetar begitupun telinga serigala miliknya yang menunduk kebawah. Jelas ia takut, kapok dan Trauma dengan Louis yang kini ada di hadapannya.

Sedangkan Felix hanya menunduk dengan bibir terkunci rapat, wajahnya juga memucat setelah mendapat tamparan penuh cinta dari Louis yang marah.

Sepertinya ini pertama kali bagi keduanya untuk merasakan amarah Louis sebenarnya. "Pertama aku ingin kau diam dan jangan banyak bacot jika kau ingin selamat!"ucap Louis menunjuk Felix yang mengangguk cepat dengan roh yang copot dari tubuhnya.

Fernandez bergidik ngeri, hampir berteriak ketakutan saat Louis beralih pada dirinya dengan mata memicing tajam kearahnya. "Dan kau! Bagaimana bisa kau juga ada di dunia ini sialan?! Kau tak menjelaskan apapun! Apa kau sudah memberitahu kakakku?! Apa kau sudah bertemu dengannya?!"ucapnya menuntut penjelasan. Yah maklum, toh saat kedatangan ke empat orang ini saja ia sudah terjebak di istana. Jadi ia tak mengetahui perkembangan diluar.

Masih gemetar, Fernandez dengan kaku mengangguk dan menjawab "S-sudah, saya sudah menghadap yang mulia. Justru dia yang meminta saya mencari anda"ucapnya

"Lalu bagaimana kau bisa ada disini?"Louis masih tak menurunkan kekesalannya.

Menelan ludah dengan kasar, pemuda berambut merah itu menjawab, "saya juga tak tau. Waktu itu portal muncul dan menyeret kami ke tempat ini"

'lagi-lagi portal, dunia lain dan pembicaraan semacam ini. Kenapa cuman aku yang tak paham?'poor Felix, ia sama sekali tak mengerti dan hanya bisa menunduk sebelum ikut kena semprot selanjutnya. Ia masih menutup mulutnya, tak ingin ikut campur meski sejak tadi lidahnya sangat gatal ingin berkomentar. Tapi Felix terus menahan itu karena tak mau mendapat lemparan cinta bonus parang dari tangan Louis yang harum kemenyan.

Felix belum mau di bungkus kain kafan Okay? Ia belum menikah, belum juga nikung Fernandes buat dapetin Louis-, ekhem, maap kesalahan sistem, abis di cekokin sianida sama Lily.

"Waktu itu? Apa maksudmu waktu itu?"kini amarah Louis sedikit reda, tapi ia masih kesal. Ia bertanya pada Fernandez yang menunduk dengan tubuh yang tak lagi gemetar. Ketakutan itu seolah berubah dengan perasaan menyesal dan penuh kesedihan.

Felix merasakannya, ia melirik manusia serigala di sampingnya dan menyadari ada banyak kesedihan di balik netra safirnya.

"...itu saat Yang mulia Anastacius mengamuk di istana, ia membantai semua petinggi Vermillion sesaat setelah melihat jasad anda"

"Anastacius?"kini Felix tak lagi mampu menahan suaranya. Pria itu membelalakkan mata dengan waspada. Nama kaisar sebelumnya benar-benar tabu untuk di bicarakan.

Louis melirik pria itu dan berkata "(m/n) Anastacius De Vermillion, itu kakakku. Kau pasti mengira dia sebagai kaisar sebelumnya saat mendengar namanya bukan? Tenang saja, Kak Anas itu orang lain, dia cuman perjaka tua yang tak tau cara membuat pewaris dan mendorongku pada antrian tahta."ucap pemuda itu. Mungkin Claude akan menginjak wajahnya setelah ini.

Suara gemericik air dari air mancur terdengar, Felix menghela nafas pelan dan mengangguk paham. "Aku hanya terkejut. Tapi apa yang ia katakan tadi? Jasadmu?kau itu hantu atau apa?"ucapnya tak mampu lagi untuk hanya diam.

Louis mengendikkan bahu, "bukan begitu, aku sendiri juga tak mengerti. Aku yakin seharusnya aku sudah mati hari itu. Keretakan bukan sesuatu yang sepele dan menyenangkan. Itu perang bagai kiamat dunia. Tapi seperti yang kau lihat, aku berdiri di sini"ucap Louis datar.

The Cursed Emperor - WMMAP x Male Reader Where stories live. Discover now