🖤 21; SECRET PLACE

29 5 0
                                    

“Kamu adalah seseorang yang sangat Istimewa dan berarti untukku. Perempuan yang paling kucintai setelah ibuku.”—Al Jendra Malsa Raharja.

Langit malam bertabur bintang yang bersinar menemani bulan terlihat sangat menakjubkan di pandangan Lovela. Gadis  itu kini sedang berdiri di atas balkon kamarnya. Hembusan angin malam yang menerpa halus wajah beserta surai pirang panjangnya, membuatnya merasa damai. Apalagi aroma khas tanah basah yang diguyur air hujan beberapa jam yang lalu, menambah kesan menenangkan dan menyegarkan.

Ting!

Suara notifikasi pesan yang berasal dari ponselnya yang tergeletak di atas meja bundar kecil yang berbahan kaca membuat perhatiannya teralih. Lovela pun berjalan menuju ke meja itu dan meraih ponselnya. Dahinya mengerut bingung ketika netranya selesai membaca pesan dari nomor asing yang sama sekali tidak ia ketahui.

+62831 5635 9511

Halo, Lovela.
Are you ready to play with me?
08.30 PM

Merasa bahwa orang yang mengirim pesan itu sangat berbahaya, Lovela segera memblokir nomornya. Lovela jelas terkejut setelah membaca pesan itu, ia juga sedikit takut. Namun, ia berusaha untuk tetap berfikir positif. Entah mengapa Lovela merasa bahwa akhir-akhir ini banyak sekali orang yang mengusik kehidupannya. Iya, ia juga cukup sadar bahwa semuanya bermula ketika ia mulai mendekati Jendra.

Bukannya suudzon atau bagaimana, tetapi Jendra memiliki banyak musuh yang masih terus mengganggu lelaki itu kapanpun dan dimanapun hingga detik ini. Mungkin itu adalah salah satu penyebab yang membuatnya masuk ke dalam situasi berbahaya seperti saat ini. Hanya karena ia menjalin hubungan dekat dengan Jendra.

Lovela menghela napas pelan. Ia kembali memandang pemandangan rumah-rumah di komplek perumahannya. Walaupun malam belum larut, tetapi keadaan di sekitar komplek rumahnya sangat lah sepi. Berbeda dengan rumah-rumah warga biasa yang mungkin sedikit ramai karena bapak-bapak yang ngumpul di pos ronda, atau anak-anak kecil yang bermain di luar rumah dengan di awasi oleh orang tuanya.

Lovela memaklumi hal itu sebab rata-rata orang yang tinggal di komplek perumahannya ini adalah orang kaya. Mereka lebih memilih berdiam di dalam rumah, karena mungkin berpikir bahwa keadaan di luar rumah sangat berbahaya.

Merasa tubuhnya semakin kedinginan karena angin malam, Lovela memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya kembali. Hingga ketika ia baru saja menutup pintu kaca balkon kamarnya, tiba-tiba ada seseorang yang melempar sebuah kertas yang di dalamnya terdapat batu. Benda itu menghantam jendela kaca kamarnya, membuatnya sedikit kaget. Namun untung saja jendelanya itu tidak pecah.

Lovela pun mengurungkan niatnya untuk segera tidur, ia memilih keluar dari kamarnya kembali untuk mengambil benda itu yang terjatuh di atas lantai balkon. Saat kedua tangannya membuka kertas yang sudah lecek itu, ia membaca kalimat yang tertulis di sana.

Jauhi Jendra secepatnya, atau lo bakal mengalami sesuatu yang bahkan belum pernah lo pikirkan sebelumnya! He’s murderer!

Lovela membulatkan kedua matanya usai membaca tulisan dengan tinta berwarna merah itu. Pikirannya langsung blank. Ia merasa jantungnya akan copot tadi. Sampai kemudian suara dering telepon dari ponselnya yang berada di dalam saku piyamanya menyadarkannya. Lovela masih linglung, tetapi ia memutuskan untuk mengecek nama kontak yang menghubunginya  di waktu malam seperti ini.

AL JENDRAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin