🖤 13; CRAZY GIRLS

51 15 24
                                    

"Karena di balik topengmu yang dingin dan garang itu. Ada diri kamu yang baik dan juga hangat."-Lovela Angelina Cheryl.

__________

"Lo ngapain sih kesini?" Jendra menghempas kasar pergelangan tangan Valeska yang sebelumnya ia genggam dengan kuat.

Valeska menatap Jendra dengan raut sedih. Ia mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah Jendra. "Aku tuh kangen sama kamu, Jendra. Tadi aku ke rumah kamu, tapi kata pelayan di rumah kamu, kamu engga ada. Jadi aku hubungi Papah kamu, dan dia ngasih tahu aku kalau kamu ada di sini. Aku cuma pengin sama kamu, Jendra."

Jendra menghela napas kasar. "Gue engga mau sama lo! Lebih baik lo pergi dari sini sekarang!" titahnya.

"AKU ENGGA MAU!" tolak Valeska keras kepala.

"Lo itu punya otak engga sih? Udah berapa kali gue bilang kalau gue engga suka sama lo? Gue enggak mau diganggu sama lo! Kalau lo ngerti, harusnya lo enggak ngusik gue lagi! Sadar diri, Valeska!" ujar Jendra dengan sorot dingin.

"Kamu kok jadi galak gini ke aku? Padahal sebelumnya kamu selalu lembut dan perhatian sama aku, " kata Valeska, "pasti gara-gara cewek yang ada di dalam markas kamu tadi, kan? "

"Lo nih, udah batu, sok tahu lagi!" ceplos Jendra.

"Aku cuma nanya.... " Valeska memelas.

"Enggak usah bawa-bawa Lovela, dia engga tahu apa-apa." Jendra berkata serius.

"Kamu suka dia, Jen?" tanya Valeska getir.

Jendra tidak menjawab sampai pada detik-detik berikutnya.

"Jawab!" Valeska memaksa.

"Enggak setiap tanya harus dijawab," sahut Jendra ketus. "Mending lo sekarang pulang!"

"Kamu kenapa, sih, jutek gitu? Biasanya ngomong sama aku lembut banget," ujar Valeska, murung.

"Biasanya itu kapan? Jaman kapan?" cecar Jendra.

"Dulu." Valeska mencebikkan bibirnya. "Apa salahnya sekarang kaya gitu lagi?"

Jendra semakin kesal. Sejak tadi kesabarannya sudah diuji. Sekarang, ia tidak bisa menahan lagi. Valeska benar-benar sudah membuat keki.

"Kalau lo enggak mau pulang? Biar gue aja yang pergi!" Jendra berlalu dari hadapan Valeska. Ia melangkah besar-besar menuju ke mobilnya yang berada di garasi markas.

"Jendra... jangan pergi, dong!" seru Valeska.

Namun, Jendra sama sekali tidak menghiraukan Valeska. Ia sudah muak sekali menghadapi tingkah menyebalkan gadis itu. Daripada ia terus meladeninya, dan semakin stres dibuatnya. Lebih baik ia yang mengalah, dengan pergi dari markas.

Sebelum ia melajukan mobilnya, ia mengirim pesan kepada Narendra terlebih dahulu. Meminta kepada sahabatnya itu untuk mengantar Lovela pulang ke rumahnya.

"Valeska sialan!" decak Jendra kesal.

Lalu ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi diatas rata-rata. Kebiasaan yang selalu ia lakukan ketika sedang marah atau bad mood.

AL JENDRAWhere stories live. Discover now