🖤 18; CONFESSION

37 10 27
                                    

“Mungkin gue enggak tahu sisi lain di dalam diri lo. Tapi gue percaya, lo enggak akan nyakitin gue.”—Lovela Angelina Cheryl.

_____________

“Mau kemana lo, Jen? Main-main dulu lah kita!” seru Galangga yang menghentikan motornya di belakang motor Jendra. Mereka masih berada di lampu merah.

Jendra menggeram, ia memegang erat setang motornya. Air hujan masih turun mengguyur tubuhnya dan juga Lovela. Hari juga sudah semakin malam. Namun kini keduanya harus di hadapkan dengan presensi Galangga dan beberapa anak buahnya yang cukup banyak. Mengapa hari ini masalah yang menimpa mereka banyak sekali? Belum lagi mereka harus mencari dalang dibalik postingan foto Lovela di akun instagram @portalberitasmagal.

Lima detik kemudian lampu lalu lintas sudah berubah warna menjadi hijau. Semua para pengendara pun kembali melajukan kendaraannya ke tujuan masing-masing, begitu pula dengan Jendra dan Galangga beserta anak buahnya. Jendra meningkatkan kecepatan motornya di atas rata-rata, membuat Lovela semakin mengeratkan pelukannya kepada tubuh lelaki itu.

“WOI BERHENTI LO BERDUA!” teriak Galangga yang duduk di belakang temannya diatas motor.

Jendra terus melajukan motornya kencang, ia menatap ke arah kaca spion sebentar. Saat ini mereka berada di jalanan yang cukup sepi, karena sisi kanan dan kiri jalan adalah hutan. Entah bagaimana ceritanya, tetapi Jendra malah mengendarai motornya menuju ke hutan yang terletak di pinggir kota.

“Jen, lo mau bawa gue kemana? Kita udah di hutan nih!” seru Lovela panik.

Jendra menghembuskan napas kasar. “Lo tenang aja, kita bakal aman!”

Jalanan yang mereka lalui makin menanjak. Hal itu membuat mereka mengurangi kecepatan laju motornya. Namun, walaupun begitu, Anak-anak ZEUSAGOS tidak menyerah untuk mengejar Jendra dan Lovela. Membuat Jendra kesal setengah mati. Tidak ada kendaraan yang berlalu lalang di sana kecuali mereka. Ketika sampai di jalanan yang menurun, Galangga dan teman-temannya berhasil meyalip motor Jendra dan menghadang keduanya.

Shit!” umpat Jendra seraya mengerem motornya dadakan. Untung saja ia sudah handal dalam mengendalikan motornya, jadi tidak akan terjadi hal buruk kepada dirinya maupun Lovela.

Galangga turun dari motor sportnya, yang disusul pula oleh semua anak buahnya.

“Turun lo, anjing!” seru Galangga sambil berjalan menghampiri Jendra.

Rahang Jendra mengeras. Kedua tangannya mencengkeram setang motornya kuat-kuat. Rautnya merah padam, dan tatapan elangnya menghujam wajah Galangga. Ia pun menyuruh Lovela untuk turun dari motornya, lalu ia langsung beranjak dari motor dan memberikan tendangan keras ke bagian perut Galangga.

Membuat sang ketua geng ZEUSAGOS itu mundur beberapa langkah dan mengaduh kesakitan.

“Sialan!” decak Galangga.

Ia pun kembali mendekati Jendra dan memberikan pukulan keras ke bagian sisi kiri wajah Jendra. Namun, pukulannya meleset karena Jendra berhasil menghindarinya. Merasa geram, ia pun kembali melayangkan bogeman-bogeman mentahnya kepada Jendra, tetapi lagi dan lagi Jendra berhasil menangkisnya.

“Serang dia!” titah Galangga kepada lima anak buahnya.

“Anjing! Pengecut lo!” seloroh Jendra seraya menghindari serangan dari anak buahnya Galangga.

Melihat Jendra kewalahan dalam menghadapi serangan anak-anak ZEUSAGOS, Lovela pun memutuskan untuk ikut membantu lelaki itu. Lovela menendang dada Arsean, hingga lelaki itu oleng tetapi tidak jatuh. Lalu ia menempeleng leher Haikal menggunakan kakinya sampai lelaki itu tumbang di atas tanah.

AL JENDRAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt