six: cafe violet

95 35 13
                                    

Sarah menelpon Mario untuk kesekian kalinya karena lelaki itu sedari tadi tidak mengangkat panggilannya. Sarah jelas tahu kalau jam segini Mario pasti belum bangun, maka dari itu Sarah kini sudah tiba di depan rumah Mario.

"Eh non Sarah, tumben pagi-pagi kesini," Sarah langsung disambut oleh Bi Lastri di ambang pintu.

"Iya bi, Mario ada?"

"Ada non, belum bangun kayaknya, masuk dulu non." Bi Lastri mempersilakan Sarah untuk masuk ke dalam.

"Semalem pada minum-minum tuh, sama Mas Ibas, Mas Ergy, jadi pada nginep di kamar tamu." ujar Bi Lastri lalu membawa Sarah ke ruang tamu.

Sarah menahan emosinya, pantas saja Mario belum bangun sampai sekarang, entah berapa banyak botol yang mereka habiskan tadi malam.

"Bi, aku ke kamar Mario dulu ya, mau bangunin dia, soalnya penting banget," Sarah bergegas pergi ke kamar Mario, kamarnya yang tidak terkunci memudahkan Sarah untuk segera membangunkan lelaki itu.

Namun, Sarah terkejut setelah dirinya menyalakan lampu kamar, disana Mario terbaring di atas tempat tidur, rambutnya berantakan, selimutnya juga sudah turun, sehingga menampakkan setengah tubuh Mario yang.....shirtless.

damn it, batin Sarah.

Dengan langkah pelan, Sarah mendekati tempat tidur Mario. Dia duduk di pinggiran tempat tidur dan mencoba untuk membangunkannya. Sial, mata Sarah hanya menuju ke perut kotak milik Mario. Sarah buru-buru menghilangkan pikiran kotornya itu, ia membangunkan Mario dengan menepuk lengannya beberapa kali.

"Mario bangun!"

Tak ada respon dari Mario, dia tetap terlelap dalam mimpinya, seolah-olah tidak terganggu dengan usaha Sarah untuk membangunkannya. Sarah langsung mengguncang-guncang lengan Mario agar cowok itu segera bangun.

"Mariooo bangun dong!"

Mario merespon, ia menggeliat pelan dan membuka matanya perlahan. Ia memandangi Sarah dengan matanya yang masih sayu, sementara Sarah hanya memasang wajah datarnya.

"Podcast Bandverse, jam 10." kata Sarah.

"Mm.. podcast?" gumam Mario sambil menggosok mata yang masih terasa berat.

"Iya Mario, duduk dulu bisa gak?" nada Sarah kini sangat serius. Mario pun duduk sesuai perintah Sarah.

"Lo kenapa disini?" tanya Mario.

"Bang Indra yang nyuruh, lo semua di telpon nggak ada yang angkat katanya,"

Mario hanya tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi, "Biasalah anak cowo."

"Anak cowo apaan, udah buruan mandi, nanti gue yang anterin ke Bandverse," sahut Sarah dengan nada sedikit kesal.

Mario mengangguk mengerti, lalu bangkit dari tempat tidurnya dengan gerakan malas menuju kamar mandi, sementara Sarah menundukkan wajahnya malu. Bagaimana tidak, kini ia bisa melihat dengan jelas tubuh Mario yang hanya shirtless itu.

"Sarah," panggil Mario.

Sarah otomatis mendongak, " H-hah?" Mario melangkah mendekati Sarah membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.

"Be my assistant today, pilihin gue baju ya."

Sarah menautkan alisnya mendengar pernyataan Mario, "Hah? gue ngga-"

"No rejection, babe."

Rasanya Sarah ingin menghilang saja dari bumi ini, kata-kata Mario barusan membuat Sarah yakin pipinya kini akan bersemu, maka gadis itu langsung mendorong pelan lelaki berbadan atletis itu agar segera menuju ke kamar mandi.

SARGYWhere stories live. Discover now