35 - irritated

8.9K 409 29
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

⛇⛇⛇

Hari sudah malam, keadaan Alda membaik meskipun panasnya hanya turun sedikit. Clara ingin membawanya kerumah sakit. Tapi gadis itu keras kepala, jika ia tidak mau tetap tidak mau

Alda masih berbaring di ranjang dengan selimut tebal menutupi tubuhnya

Fikiran nya masih berkelana memikirkan ucapan mamanya saat berada di alam bawah sadar

"Mama beneran udah meninggal?" Batin Alda sendu

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan Clara yang mengenakan piyama berwarna merah, memegang sebuah piring yang terdapat buah apel yang sudah terpotong di atas nya

"Makan buah dulu Al" ucap Clara.

"Lo gak perlu repot repot kali Clar, dengan lo nemenin gue aja gue udah seneng" ujar Alda dengan suara yang masih lemah

"Lebay lo, kaya baru kenal aja pake gaenakan segala" Clara meletakkan piring buah itu di atas nakas "Lo punya selimut lebih ga?" Tanya Clara

Alda mengangguk pelan "ada, di lemari. lo mau pake?" Tanya Alda.

Clara mengangguk saat hendak melangkah menuju lemari ia teringat sesuatu "Eh iya Al, tadi pas gue dateng kan ada pria di rumah lo, nah dia nitipin surat ke gue buat lo" ucap Clara. Ia segera mengambil sebuah surat dari Erlang yang Clara letakkan di atas meja belajar

Clara menyodorkan surat itu dan di terima baik oleh Alda. Membuka nya perlahan lalu membaca nya

Maaf saya lancang masuk rumah mu Aldara.
Jika bukan karena Handphone mungkin saya tidak melakukan ini. Maafkan saya.

Erlangga.


Setelah membaca surat dari Erlang, Alda hanya manggut-manggut mengerti.

Ting!

Bunyi pesan masuk di handphone Alda. ia mengambil handphone itu membuka aplikasi WhatsApp ternyata pesan dari nomor tak dikenal

0897*******

Kamu sudah membaca surat saya?
20:09

Udah! Kalo bisa ngecht knpa hrus pke surat?
20:09


Biar sah
20:09

Ayo klo mau sah, nikah.
20:10

"Kau tersenyum melihat handphone Erlang, apa kau lagi chettingan dengan kekasih mu? Kalau pun iya segera menikah lah Erlang, umur mu sudah dua puluh satu tahun" ucap Oma saat melihat Erlang belum memakan sarapan malam nya. Malah tersenyum senyum sendiri melihat handphone

"Oma, di umur saya segitu masih muda. Belum tepat untuk saya menikah." Balas Erlang seraya memasukkan handphone nya di saku celana

Oma melipat kedua tangannya di atas meja makan "Bagimu Erlang, apa kau tidak sadar umur Oma sudah semakin   tua? Oma juga ingin hadir di pernikahan mu, melihat anak anakmu. Ayolah Erlang" bujuk Oma bermuka melas

"Lihat saja nanti"

****

Di dapur, Bianca sibuk dengan peralatan masak nya. Meskipun hanya pandai memasak sedikit.

I'm Figuran? {Selesai}Where stories live. Discover now