"Zayn," panggil Adifa pelan.

"Hm?" sahut Zayn sambil memejamkan matanya.

"Pengen makan sate," ujar Adifa pelan.

Zayn pun membuka kedua matanya. Ia menatap istrinya yang terlihat sedang memandanginya dengan wajah paling imut yang pernah ia lihat. Zayn jadi ingin menerkamnya sekarang juga.

"Sate? Kok tiba-tiba?" tanya Zayn. Pasalnya ia dan Adifa sama-sama tahu bagaimana sulitnya mendapatkan makanan yang sesuai selera mereka di sini. Lalu kenapa tiba-tiba gadis itu menginginkan sate?

"Iya, tiba-tiba pengen sate," jawab Adifa manja.

"Sate apa Sayang?" tanya Zayn lagi.

"Sate ayam yang dibakar langsung di atas bara api. Terus dimakan pake sambel yang dibuat dari cabe, bawang sama kecap manis," jawab Adifa sangat detail.

Zayn terdiam mendengar jawaban Adifa. Bahkan gadis itu menyebutkan langsung dengan teliti makanan yang diinginkannya. Apa yang sedang dialami Adifa saat ini adalah apa yang biasa orang sebut dengan ngidam?

"Yaudah besok aku bikinin ya," ujar Zayn lembut. Namun sama sekali tidak membuat Adifa senang dengan perkataan suaminya.

"Aku maunya sekarang," protes Adifa.

"Sekarang udah malem Sayang, kandang ayam nggak ada yang buka, lagian di luar ujan deres lo, mau nyari kemana?" jelas Zayn selembut mungkin.

Ucapan lembut Zayn tidak membuat Adifa memahaminya dengan baik. Entah kenapa Adifa benar-benar tidak bisa menerima alasan apapun. Mendengar ucapan Zayn yang justru menyiratkan kalau pria itu menolak permintaannya membuat hati Adifa sangat sakit. Adifa langsung berbalik memunggungi Zayn dengan hati yang patah. Emosinya sangat sensitive membuat banyak air mulai keluar dari matanya.

Zayn tentu tidak bodoh melihat perilaku Adifa. Ia segera mendekap istrinya dari belakang sembari mengusap pelan perut rata Adifa.

"Sayang, jangan nangis please, aku janji besok pagi pas kamu bangun satenya udah ada. Tapi berhenti dulu nangisnya ya," bujuk Zayn lembut.

Adifa langsung menyentak tangan Zayn yang sedang mendekapnya dan menolak untuk dipeluk. Isakan sudah mulai terdengar di sana.

"Hiks... Kamu jahat, hiks aku hiks maunya sekarang," tangis Adifa pecah. Dengan susah payah ia mengatakan apa kemauannya.

"Aku tau Sayang, tapi sekarang udah malem, ujan juga di luar, orang udah pada tidur Sayang," Zayn masih mencoba membujuk istrinya untuk mengerti.

"Hiks yaudah gausah hiks... Biarin aja aku kelaperan hiks semaleman hiks hiks," ujar Adifa dengan susah payah.

"Sayang," panggil Zayn mencoba untuk membalik tubuh Adifa, tapi wanita itu meronta dan menolak untuk dipeluk suaminya.

"Sana jauh hiks hiks, kamu gak sayang aku, hiks hiks," tolak Adifa yang kini beranjak bangun dari dipan mereka.

"Hey Difa, Sayang mau kemana?" cegah Zayn saat Adifa akan turun dari dipan.

"Aku gakmau tidur sama kamu! Hiks, aku cari sate sendiri, awas!" jawab Adifa masih menangis. Kali ini terdengar lebih histeris. Ia masih memberontak dari dekapan Zayn sambil menangis histeris.

"Shhtt.. Oke, oke aku cariin sekarang. Ya? Stop ya Sayang?" bujuk Zayn memejamkan kedua matanya frustasi. Ia tidak bisa melihat Adifa menangis sampai seperti ini hanya karena menginginkan sate.

Perlahan Adifa berhenti memberontak. Ia masih menangis dan tidak mengatakan apapun. Ia masih kesal dengan Zayn.

"Udah ya nangisnya, nanti kamu sakit kalo nangis kaya gitu Sayang. Aku cariin ayam dulu ya, nanti aku buatin sate," bujuk Zayn lagi.

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang