Chapter. 08

Mulai dari awal
                                    

Saat Zahra hendak masuk, tapi ia urungkan niatnya yang hendak mengetuk pintu ndalem yang tertutup ketika mendengar ucapan dari arah ndalem. Zahra memilih untuk menguping di luar pintu ndalem

Zahra dapat mendengar suara kedua orang tuanya yang sedang berbincang-bincang, semakin mendekatkan telinganya ke arah pintu ndalem. Karena ia penasaran apa yang sedang kedua orang tuanya bicarakan.

Sedangkan di dalam ndalem ayah Zahra sedang berbicara kepada Zayyan.

"Kamu kapan nak beri tau Zahra bahwa kamu itu suaminya?" tanya Faizz serius pada Zayyan

"Nugu waktu yang tepat dulu Abi" sahut Zayyan

Sedangkan diluar Zahra terkejut bukan main karena mendengarkan ucapan ayahnya dan Zayyan.

"J-jadi selama ini a-aku udah menikah. Dan suamiku itu..." gumam Zahra lirih. Perasaanya bercampur aduk antara marah, kaget dan sedih. Zahra menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes.

Cklek

Pintu ndalem tiba-tiba terbuka sontak Zahra menarik telinga menjauh dan saat pintu ndalem itu terbuka terlihat Aqila yang hendak keluar, Aqila yang hendak keluar terkejut kala melihat Zahra berada di depan pintu ndalem sambil menghapus air matanya yang menetes.

"Mbak Zahra" ucap Aqila

Semua orang yang ada di dalam ndalem terkejut ketika Aqila menyebut nama Zahra yang berada di ambang pintu ndalem. Mereka takut kalau Zahra sampai mendengar ucapan ayahnya.

"Za!" ucap berbarengan Faizz, Salma dan juga Zayyan berdiri dari duduk mereka begitu juga Kyai Azhar dan Sinta.

Zahra masih tidak bergerak di depan pintu ndalem, tubuhnya seakan kaku untuk di gerakan dan air matanya tanpa diminta menetes begitu saja.

Zahra mulai sadar dari keterkejutan nya dan perlahan berjalan mundur menjauh dari ndalem. Zahra tidak kuasa menahan air matanya ia berbalik badan dan berlari menjauh ndalem, sontak mereka yang ada di dalam ndalem terkejut sekaligus takut saat tiba-tiba Zahra berlari dengan kencang menuju luar pesantren.

"Biar Zayyan kejar Zahra Abah, Ummi, Abi, Umma dan menjelaskan semuanya." keempatnya mengangguk.

"Jelaskan sejelas-jelasnya." ucap Azhar dengan serius yang di angguki oleh Zayyan.

***

Zahra berlari keluar dari pesantren tidak tentu arah sambil menghapus air matanya, kebetulan keadaan pesantren kala itu sedang sepi karena para santri dan ustazah sedang berada di madrasah melaksanakan pembelajaran.

Zahra melambatkan langkahnya lelah berlari dan ia merasa sudah jauh dari pesantren, Zahra berjalan dengan pandangan kosong menuju ke arah sebuah jembatan sebuah danau yang ada di dekatnya.

"Kamu kapan nak beri tau Zahra bahwa kamu itu suaminya?"

"Nugu waktu yang tepat dulu Abi"

Ucapan Abinya dan Zayyan terus berdengung di telinganya, perasaannya dapur aduk. Zahra menghentikan langkahnya dan duduk di pinggiran jembatan danau dengan menahan isak tangisnya.

"Hiks Abii kenapa menyembunyikan ini semua dari Zahra." gumam Zahra menundukkan kepalanya.

"Zahra!" panggil seseorang dari arah belakang membuat Zahra menegang ia tahu persis suara orang yang memanggilnya

"Gus Zayyan ngapain ke sini?" ucap Zahra sambil menghapus air matanya kasar hingga pipinya memerah.

"Saya mau jelasin tentang apa yang sempat kamu dengar di ndalem tadi" sahut Zayyan sambil mendekat ke arah Zahra dan memiringkan badan Zahra agar menghadap dirinya

"Semua yang kamu dengar sewaktu di ndalem itu bener, kamu istri saya Zhafira Az-Zahra. Dan saya Ariz Zayyan Malik suami kamu" ucap Zayyan sambil meraih tangan Zahra

"Tapi sejak kapan?" tanya Zahra dengan perasaan yang masih syok

"Satu bulan sebelum kamu wisuda dan masuk pesantren." jawab Zayyan membuat Zahra lagi-lagi tak kuasa menahan air matanya

"Kenapa nangis lagi hm?"

"Kenapa kalian sembunyikan ini dari aku?" tanya lirih Zahra dengan menunduk hingga air matanya menetes di tangan Zayyan yang sedang memegang erat tangan Zahra .

"Maafkan saya Zahra karena tidak memberi tahumu, tapi jujur saya sudah berniat memberi tahu kamu saat waktu yang tepat" jelas Zayyan

"Kenapa Gus bisa menikahi saya." tanya Zahra sambil mendongakkan wajahnya melihat Zayyan hingga mata coklatnya bertubrukan langsung dengan iris hitam milik Zayyan

"Karena cinta, yang di dasari karena allah. Sejak pertemuan pertama kita waktu di majelis beberapa bulan lalu, kamu mampu membuat saya jatuh cinta sejtuh jatuhnya pada pandangan pertama Zahfira Az-Zahara" ucap Zayyan panjang lebar sambil menangkup wajah istrinya

"Dan saat itu saya meminta izin kepada Abah saya untuk meminang kamu dan Abah mengatakan boleh saja asal saya datang menghadap kedua orang tua kamu. Namun sebelum saya akan meminang kamu, saya di jodohkan oleh Abah dengan anak sahabatnya, dan kamu tau. Saat itu hati saya hancur karena keinginan saya dalam meminang kamu itu harus pups. Tapi atas kuasa allah dan keyakinan saya bahwa saya mencintai kamu karena allah, atas berkat karunianya ternyata Abah menjodohkan saya dengan anak sabatnya yaitu kamu." ucap Zayyan lagi

Zahra mendengarkan ucapan dengan Zayyan dengan seksama, ia mengigit bibirnya menahan tangis.

Zayyan yang mengetahui istrinya sedang menahan tangis pun langsung mendekap nya erat, dan menyembunyikan wajah istrinya di dada bidangnya. Ia mengusap lembut kepala istrinya dan mengecupnya.

Zahra yang tak kuasa menahan tangisnya langsung menumpahkan semua tangisnya di dekapan Zayyan.

'Ya allah Terima kasih engkau telah menjawab doa ku kemarin' ucap syukur Zahra di dalam hatinya

"Kamu mau menerima pernikahan ini?" tanya Zayyan

Zahra hanya menangguk membuat Zayyan lega, Zahra kemahiran menelusup kan wajahnya ke ada dalam bidang suaminya, Nyaman.

"Kenapa baru kasih tau sekarang?" tanya Zahra yang masih berada dalam dekapan Zayyan

"Bukanya saya sudah sering kasih kamu kode?" jawab Zayyan membuat Zahra teringat perlakuan manis Zayyan.

Cup!

"Sudah sekarang kita balik ke pesantren ya? Pasti Abi, Umma, Abah sama Ummi khawatir sama kamu." ucap Zayyan lagi sambil mengecup puncak kepala Zahra

Zahra melepaskan pelukan Zayyan kemudian menangguk, Zayyan menghapus jejak air mata di pipi dan mata istrinya dengan lembut. Dan Zahra haya bisa memejamkan matanya menikmati setiap usapan lembut tangan Zayyan.

Cup.

"Ya Udah yuk kita ke pesantren lagi." ucap Zayyan sambil mengecup singkat bibir istrinya membuat Zahra terkejut

Pipi Zahra bersemu saat mendapatkan kecupan singkat di bibirnya, katakanlah bahwa itu first kiss nya yang di curi secara terang-terangan oleh suaminya.

Zayyan mengandeng erat tangan istrinya, di wajahnya tersirat kebahagiaan, Ia beribu-ribu mengucapkan syukur kepada allah karena sudah memperlancar segala urusannya.

Zahra dengan mata sebabnya melihat wajah Zayyan dari samping, sungguh ia tidak menyangka bahwa orang yang selama ini menumbuhkan rasa cinta di dalam hatinya adalah suaminya.

'Zay dunia ini penuh dengan kebetulan ya, dan kebetulan yang paling aku syukuri adalah bertemu dengan mu' batin Zahra berucap dan di wajahnya tercetak jelas senyuman bahagia

TBC.
Yuhuuu aku update lagi nihhh!
Typo mohon tandai!
Jangan lupa vote & komen gus!!
See you next part papay👋

DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang