The Beast

1.2K 127 4
                                    

[Warning +15]

"Apa yang kau lakukan seharian ini?"

"A-aku ...," aku memutar-mutar bola mata mencari alasan yang tepat untuk pertanyaan singkat Jongin. Seharusnya tidak seperti ini kan?? Kenapa aku jadi bingung seakan aku ketahuan berselingkuh begini? Urgh pikiranku kacau T_T

"Inmyeon ah," suara Jongin terasa jauh lebih dekat, lebih jelas, lebih 'sakit'.

"M-mian," aku bahkan tidak tahu kenapa aku meminta maaf T^T Apa aku meminta maaf karena hari ini aku terlalu senang sehingga melupakannya?

"Wae?" Jongin menyahut. Kugigit bibirku cemas. Apa yang harus kukatakan? Aku aneh sekali! Jongin hanyalah temanku jika dibandingkan dengan Chanyeollie.. Tapi ... Kenapa?

"Hari ini," kuhela napasku sejenak. Aku tidak bersalah kan jika menghabiskan hariku bersama namja chingu ku sendiri?

"Aku bersama dengan Chanyeollie."

Sedetik ... Dua detik ... Keheningan dari seberang sana merespon perkataanku.

Tak bisa kubayangkan bagaimana Jongin sekarang. Bagaimana ekspresinya? Bagaimana perasaannya? Bukankah ... Bukankah dia menyukaiku? ._.

Sampai kapan keheningan ini berlanjut? Sudah hampir semenit. Aku tidak berani memutus sambungan telepon. Dan Jongin masih belum bersuara. Baiklah jika ini yang kau mau. Hari ini aku akan langsung tidur tanpa belajar terlebih dahulu. Aku mencuci kaki dengan susah payah menggunakan satu tangan. Karena aku tidak boleh melewatkan suara Jongin sedikitpun. Setelah itu, lampu kamar kumatikan. Jam dindingku glow in the dark, dan jarumnya masih menunjukkan pukul tujuh.

Kurebahkan tubuhku ke kasur dengan segera, karena tanganku mulai lelah memegangi ponsel. Dalam keheningan dan gelapnya kamar, aku tiduran menyamping dengan ponsel tepat berada didepan wajahku. Sudah ku speaker.

Jongin lama sekali... Apa dia tidur? Bagaimana jika aku bicara sesuatu? ><

"Jongin ...,"

"...," dia benar-benar sudah tidur? T_T Katakanlah sesuatu, jebal..

"Mwo?" Akhirnya! Setelah sekian lama aku mendengarkan keheningannya T-T

"Kau masih disana?" Kukira dia telah tertidur atau meninggalkan ponselnya disuatu tempat.

"Eo." Terasa seperti kau ada disampingku. Jongin, jangan murung! T_T Aku tidak tahu samasekali apa yang harus kulakukan. Mungkin harusnya aku berkata bahwa kau bukan siapa-siapaku, tapi aku tidak bisa. Atau harusnya aku tidak meneleponmu, tapi aku khawatir padamu. Bisa saja lebih baik jika dari awal aku menolakmu, tapi jantungku berdegup kencang ketika kau bersama denganku, dan kau membuatku nyaman.

Aku tidak bisa jauh darimu. Aku sakit jika melihatmu bersama yeoja lain. Tapi kau bukan milikku! Bagaimana ini? Hiks T^T

"Aku berharap bisa membaca pikiranmu," suara Jongin parau, tetapi aku bisa mendengar dia terkekeh lemah disana. Sebuah lelucon? Cukup satu orang saja yang bisa membaca pikiran, ya? Meski hanya Minseok yang bisa, aku jadi kelabakan sekali jika pikiranku refleks mengumpat atau bersendu galau =_=

"Wae? Kau mungkin akan terkejut, mengetahui ramainya pikiranku saat ini," aku ikut tersenyum. Bayangkan saja jika Jongin saat ini bisa membaca pikiranku? Dia akan menjadi besar kepala mengetahui betapa aku banyak memikirkannya.

"Aku belum lama mengenalmu. Tapi aku menyukaimu. Bodohnya ...," dia merutuki dirinya sendiri. Tidak, Jongin. Aku lebih bodoh, terutama jika aku bersama denganmu. Kuharap kau tahu, kau adalah kelemahan terbesarku ._.

Shadow On His BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang