05 || Permintaan Terakhir

Start from the beginning
                                    

"Kamu sudah siap?"

"Inn Syaa Allah."

Bunda Ayra mulai menuntun Abyan ke ruang tamu memperlihatkan seberapa tampannya Abyan kepada Ayah Malik. Afra yang sedang mengikat tali sepatu sekolahnya juga menyita matanya ke arah Abyan yang begitu tampan tidak seperti biasanya, walaupun tiap harinya Abyan selalu tampan, tapi belum pernah Afra melihat Abangnya setampan ini.

"Wiihh, Bang Aby handsome banget, mau kemana?"

"Hari ini Abang kamu mau melamar seseorang." jawab Bunda Ayra.

"Siapa?"

"Nabila."

Afra mengernyitkan keningnya untuk mengingat-ingat. "Oohh, Ning Nabila ya? Yang dulunya juga pernah mondok di pesantren Kakek?"

"Iya, Nak."

Afra menghembuskan napas pasrah, raut wajahnya juga seketika berubah, ia menunduk kembali dan melanjutkan mengikat tali sepatu. Setelahnya Afra bangkit dan menyalim tangan Ayah dan Bundanya, ketika sudah sampai di hadapan Abyan, Afra menyalim sembari membisikkan sesuatu.

"Padahal Afra pengennya Kak Isha yang jadi Kakak ipar Afra." bisiknya.

Deg!

"Kalian kenapa? Kok bisik-bisik gitu? Lagi ngomongin apa, hm?" sela Bunda Ayra.

"Nggak ada kok, Bund. Ya udah Afra pamit ke sekolah dulu, ya!"

"Iya, bawa motornya hati-hati ya, Nak!"

Afra mengangguk, namun sebelumnya ia melirik kembali ke arah Abyan yang sekarang sudah terhenyak dengan perkataannya tadi. Sekarang perasaan ragu itu kembali menghantui dirinya, mungkin Afra cuman bercanda, tapi entah kenapa perkataan adiknya seperti teka-teki untuknya.

Dia menginginkan Ishara yang menjadi Kakak iparnya, itu tandanya Afra tidak suka kalau ia menikahi Nabila. Bagaimana ini? Kenapa perasaannya semakin ragu?

"Ayo Nak! Kita berangkat sekarang!" ajak Ayah Malik.

"Eum, Ayah Bunda!"

Ayah Malik dan Bunda Ayra menghentikan kembali langkahnya, mereka menatap aneh wajah putranya yang tiba-tiba berubah. "Ada apa, hm?"

"Ayah sama Bunda pergi duluan saja, nanti Aby nyusul di belakang."

"Kenapa? Kamu gugup?"

"I-iya, Aby mau siapin mental dulu, Yah. soalnya ini adalah pengalaman pertama Aby,"

Orang tuanya mengangguk paham, "Ya sudah, tapi jangan lama-lama ya! Pokoknya kamu harus tiba di sana tepat waktu."

"Iya, Ayah."

Di lain sisi, seorang gadis 20 tahun sedang mondar-mandir di balkon dengan raut wajah yang gelisah. Ishara berulang kali menyentuh layar ponselnya untuk menelepon seseorang, tapi tetap saja tidak ada jawaban sama sekali. Dari sejak malam, Ishara tidak bisa tidur, pikirannya terus menerawang jauh kepada sang Ayah yang tega ia tinggalkan beberapa hari yang lalu.

Ishara merasakan suatu hal buruk sedang menimpa Papanya, entah apa yang sedang terjadi dengan Papanya sekarang. Sebenarnya Ishara pengin pulang dan melihat langsung apa yang sedang terjadi, tapi takutnya Ishara malah terikat lagi sama perjodohannya dengan pria monster itu.

HAZEL : Pemilik Mata Indah Where stories live. Discover now